PBL- Kedua
Perhimpunan Boru Lubis (PBL)
“Mulak tu Huta” melanjutkan perjalanan ke Panyabungan tanpa Gubernur Sumut, Edy
Rahmayadi dan Ibu Nawal Lubis yang telah kembali ke Medan via bandara Aek
Godang. PBL lanjut memenuhi jamuan makan
malam di Rumah Dinas Bupati Madina, Panyabungan.
Bagaimana ceritanya koq bisa sampai membahas seputar
batu cadas di Puncak Muhasabah tidak kalah ‘eksotis’ dibandingkan Turki dan Petra Jordan?
Yok ikuti kisah perjalanan PBL ke Puncak Muhasabah, Madina.
![]() |
PBL di Puncak Muhasabah |
Makan Malam di Rumah Dinas Bupati
Madina
Keberadaan
Bpk. Ivan Iskandar Batubara selaku Ketua Umum Kadin Sumatera Utara (suami dari
Revita Lubis, Wakil Ketua PBL) membawa keberuntungan bagi PBL sehingga kami bisa
ikut serta dalam acara jamuan makan malam Bpk. Dahlan Hasan Nasution, Bupati
Mandailing Natal (Madina).
![]() |
PBL makan malam di Rumah Bupati Madina |
Ketika
berlangsung acara makan malam, Bupati Madina menyampaikan kata sambutan dan
sekaligus mengundang Revi dan PBL untuk menjelajah Puncak Muhasabah, Bpk. Ivan tidak ikut karena keesokan harinya pulang ke Medan.
Menurut Bpk. Dahlan Nasution, kami harus mengunjungi Puncak
Muhasabah kalau sudah sampai di Panyabungan agar bisa bercerita kepada
anak-anak kita betapa indahnya alam Madina bagai diTurki.
Selesai
acara makan malam, PBL bakodak bersama Bupati Madina yang baik hati. Aku dan
teman-teman PBL bahagia membayangkan besok akan menjelajah Puncak Muhasabah
yang belum pernah kami kunjungi karena merupakan destinasi wisata yang baru di
Madina.
![]() |
PBL bersama Bupati Madina |
Puncak Muhasabah, Madina
Puncak
Muhasabah adalah adalah hamparan bebatuan indah yang disusun sedemikian rupa
atas ide luar biasa Bpk. Dahlan Nasution. Berada di ketinggian 700 mdpl dan dari
bebatuan ini kita dapat menikmati pemandangan Kota Panyabungan. Gunung Sorik Marapi terlihat dari arah
tenggara, menjulang seolah memiliki sayap melandai ke arah kawasan Roburan,
Panyabungan Selatan di sisi barat dan sayap kiri melandai ke arah kawasan
Tambangan di sisi timur (mandailingonline.com).
![]() |
Puncak Muhasabah |
Transportasi PBL ke Puncak
Muhasabah
Pukul
8.00 WIB kami dijemput dari Hotel Rindang tempat kami menginap dengan mobil pick-up double cabin yang sudah
disiapkan oleh Bupati Madina sebanyak 6 unit mobil dan masing-masing 4 orang di
dalamnya termasuk pengemudi. Kami melewati jalanan tanah bebatuan yang
menanjak, bergoyang-goyang sepanjang jalan. Keren lah pokoknya PBL pakai mobil off road.
![]() |
Jalan bebatuan |
Jarak Tempuh ke Puncak
Muhasabah
Meskipun
jalan menanjak dan bebatuan menuju Puncak Muhasabah, tetapi pemandangan kiri
dan kanan jalan teduh terlindung tanaman karet, makin dekat ke tujuan terdapat
pohon-pohon hutan. Alhamdulillah sekitar 20 menit kami sudah tiba Puncak
Muhasabah.
![]() |
Pohon-pohon di kiri dan kanan jalan |
Pemandangan di Puncak
Muhasabah
Masya
Allah kagum aku melihat hamparan batu cadas yang tersusun rapi dengan berbagai
bentuknya yang unik. Fakta membuktikan betul Puncak Muhasabah tidak kalah ‘eksotis’ dibandingkan Turki dan Petra Jordan dengan latar belakang gunung menghijau ditutupi
pepohonan sejauh mata memandang.
![]() |
Masya Allah 'eksotis' Puncak Muhasabah |
Revi
mengajak semua PBL untuk foto bersama di angle
pilihan anggota Bupati Madina yang biasa membawa tamu ke tempat wisata ini.
![]() |
Kebersamaan PBL di Puncak Muhasabah |
Batu Bentuk Pelaminan
Usai
foto bersama, aku bakodak di batu bentuk pelaminan dan adikku Rina heboh mengajak lagi bakodak di batu sebelahnya. Menurut Pak Khasmir Kadis Lingkungan Hidup yang membawa kami, batu
cadas yang tersusun rapi di Puncak Muhasabah adalah batu asli tanpa dipahat,
hanya disusun atas ide luar biasa Bpk. Dahlan Nasution sehingga masing-masing
mempunyai makna dan cerita tersendiri.
![]() |
Gayaku di batu bentuk pelaminan |
![]() |
Aku n adikku Elly n Rina yang heboh |
Batu Bentuk Meja Rapat
Ada
lagi yang menarik perhatian ketika Kabag Humas Madina lagi berbincang-bincang
dengan Revi, Elly, Rina dan Chairani seolah-olah sedang rapat duduk di atas batu yang disusun seperti
bangku-bangku dan meja rapat.
![]() |
Batu Bentuk Meja Rapat |
Batu Terowongan
Begitu
melihat PBL bergantian bakodak di batu berbentuk terowongan menjulang dan terlihat pemandangan dari celah batu, aku
juga tak mau ketinggalan dan bergaya. Ketika ku-posting fotoku di Instragram
tanpa mencantumkan tempat, kawanku Lisa yang sering jalan-jalan ke Luar Negeri
bertanya: “Di mana ini kak?”
![]() |
Aku di Batu Terowongan |
Kebetulan
diantara kami ada tiga keluarga PBL yang kakak beradik, momen bahagia ini kami
wujudkan di atas batu yang cocok untuk pose borlub.
![]() |
Tiga keluarga borlub |
Aneka Bentuk Batu Unik
Coba
bayangkan betapa euphoria PBL bakodak
di berbagai bentuk batu unik yang tak dapat kujelaskan satu persatu. Pokoknya
masing-masing sibuk mencari angle yang
pas sesuai selera. Aku dan adikku Rina dan Elly juga bakodak berkali-kali,
kayaknya hampir semua bentuk batu mempunyai magnet.
![]() |
Aku, Rina n Elly bakodak berkali-kali |
![]() |
Hampir semua batu mempunyai magnet |
Sambil
berjalan berkeliling di bebatuan, aku merekam video yang biasanya ‘portrait’ tapi sangkin hebohnya
berbalik-balik menjadi ‘landscape’.
Begitupun jadilah sebagai ‘barbuk' momen yang indah dan sudah
ku-share di youtube (youtube faridayuliani.fy
Puncak Muhasabah, Panyabungan, w/Perhimpunan Boru Lubis, 23.2.2020).
Gunung Sorik Marapi dan Huta
Bargot
Cuaca
pagi yang cerah menambah indahnya hamparan hijau gunung Sorik Marapi dengan
gugusan awan putih di atasnya dan Huta Bargot tempat tambang emas, membuat
‘eksotis’ Puncak Muhasabah di bumi Madina. Menurut Bpk. Dahlan Nasution,
sebaiknya memang pagi hari berkunjung ke Puncak Muhasabah karena kalau siang,
terik matahari. Namun demikian kalau anak muda lebih suka sore hari sampai
menjelang kelihatan sunset di ufuk
barat.
![]() |
Gugusan awan putih di atas Sorik Marapi |
Aku,
Rina dan Elly bakodak bersama Revi, juga Ros dengan latar belakang Huta Bargot
agar ada ‘barbuk’ ya.
![]() |
Kami n view Huta Bargot |
Jalan Menuruni Puncak
Muhasabah
Rasanya
ingin berlama-lama menikmati ciptaan Ilahi di bumi Madina ini, tetapi berhubung
masih akan melanjutkan perjalanan, Revi memanggil PBL untuk bersiap-siap
meninggalkan Puncak Muhasabah.
Ketika mobil menuruni jalanan, kami melihat di
sepanjang pinggir jalan mulai dari puncak sampai ke bawah berjejer susunan batu
cadas aneka bentuk dan menurut Pak Khasmir memang sengaja diletakkan sesuai ide
Bupati Madina.
![]() |
Aneka bentuk batu di pinggir jalan |
Di
tengah perjalanan, dari kejauhan aku melihat ada danau dan menurut Bpk. Khasmir
itu adalah Danau Si Ombun namanya. Masya Allah ternyata banyak juga objek
wisata di Madina yang belum kukunjungi.
![]() |
Danau Si Ombun dari kejahuan |
Begitulah
kisah perjalanan Perhimpunan Boru Lubis (PBL) ke Puncak Muhasabah yang terbukti tidak kalah ‘eksotis’ dibandingkan Turki dan Petra Jordan. Bagi para sanak saudara dan
teman-teman yang penasaran ingin melihat langsung kenyataannya, silakan
berkunjung dan menikmati Puncak Muhasabah di bumi Madina, Panyabungan.
Khusus
generasi muda, aku yakin banyak yang bisa mereka wujudkan apabila berkunjung
Puncak Muhasabah. Hal ini sejalan dengan salah satu quote: “Pemuda hari ini harus turun tangan, berkarya nyata menjawab
semesta Indonesia” (Najwa Shihab).
Ingin
tahu perjalanan Perhimpunan Boru Lubis selanjutnya? Menyusul akan kuceritakan
pada PBL-Ketiga.
Alhamdulillah bisa berkunjung ke Puncak Muhasabah bersama Perhimpunan Boru Lubis
BalasHapusIn Syaa Allah dpt ke sini bersama keluarga besar Lubis
BalasHapusAamiin
BalasHapusBersama keluarga besar Lubis nanti kita pergi ya