Sabtu, 14 Maret 2020

PBL Mulak tu Huta Jalan Darat selama 5 Hari


PBL-Ketiga


Perjalanan Perhimpunan Boru Lubis (PBL) ‘Mulak tu Huta’ sudah kuceritakan di PBL-Pertama dan PBL-Kedua, tetapi rasanya koq kurang afdol ya kalau gak kuceritakan bagaimana serunya kami 12 orang PBL ‘Mulak tu Huta’ yang naik mobil Hi-Ace jalan darat selama 5 hari, karena 20 orang PBL yang lain berangkat naik pesawat (pp).

Ingin tahu serunya 12 orang PBL jalan darat? Yok ikuti kisah PBL ‘Mulak tu Huta’ selama 5 hari.


McDonald’s Ring Road
Titik kumpul PBL ‘Mulak tu Huta’ jalan darat adalah di McDonald’s Jl. Gagak Hitam, Ring Road, Medan. Sesuai jadwal perjalanan, pukul 07.00 WIB semua harus sudah kumpul di tempat, tetapi kenyataannya tetap ada yang molor hampir satu jam. 

Sebelum berangkat kami bakodak dulu bersama Revi dan Ummi yang datang mengecek dan mendoakan, sekalian menitipkan barang.  Kami yang berangkat dengan 2 unit mobil Hi-Ace, masing-masing 6 orang di dalam satu mobil.

Bakodak sebelum berangkat


Cendol Pematang Siantar
Meskipun cendol dingin ada tersedia, tetapi cendol panas merupakan salah satu kuliner khas kota Pematang Siantar yang sudah terkenal sejak 20 tahun yang lalu dan so pasti kami si borlub singgah sekelak menikmati cendol panas.

Cendol panas kuliner Siantar

Ada beberapa pedagang cendol berjejer di trotoar Jalan Sutomo Pematang Siantar, di depan toko roti Ganda, namun entah kenapa kebetulan mobil kami berhenti di depan gerobak ‘Cendol br. Lubis’.  Alhamdulillah bahagianya kami si borlub bakodak bersama selesai menikmati cendol panas yang sedaapp.

PBL dengan Cendol Br. Lubis

Warung Pak Pos, Parapat
Sekitar pukul 12.05 WIB kami makan siang di Warung Pak Pos di Jalan Tiga Raja, Parapat. Warung nasi ini merupakan salah satu pilihan makanan halal di Parapat. Letaknya strategis, pas di depan Masjid Raya Taqwa Parapat. Selesai makan siang, kami shalat zuhur dan Ashar dijamak.

PBL makan siang di Warung Pak Pos Parapat




Tor Simarsayang, Padang Sidempuan
Tor (Bukit) Simarsayang terletak di Jalan Batang Ayumi Julu, Kecamatan Padang Sidempuan Utara, merupakan salah satu lokasi wisata di Padang Sidempuan yang ramai dikunjungi masyarakat baik dari dalam maupun luar kota Sidempuan. Dari atas bukit ini terlihat jelas kota Padang Sidempuan, kota kecil yang mempunyai sejarah sebagai pusat perdagangan di wilayah Tapanuli Selatan sebelum pemekaran (mimbarsumut.com).

Tor Simarsayang
(foto Anthony.blog)

Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 jam, letih juga rasanya apalagi sewaktu melewati Aek Latong, Sipirok, bagoyang-goyang si borlub di dalam mobil. Begitu tiba di Padang Sidempuan sebelum masuk ke penginapan, kami diajak Ninik singgah ke Tor Simarsayang dan ‘tulang si Ninik’ yang berdomisili di Sidempuan sebagai penunjuk jalan, ikut serta juga Nina (kakak Ninik) yang datang dari Jakarta.


Aek Latong, Sipirok

PBL di Cafe Tor Simarsayang
Kami rehat sekelak di salah satu cafe di Tor Simarsayang. Indah terlihat kelap kelip lampu-lampu kota Padang Sidempuan dari cafe ini dan siang hari pasti lebih asyik karena tersedia sepeda layang wahana uji adrenalin. Aku, adikku Rina dan Elly memilih angle yang kelihatan sepedanya dari tempat duduk kami.

Kelihatan sepeda layang
di belakang kami
Berhubung sudah malam dan kami hanya menikmati teh hangat dan makanan ringan gorengan tahu serta tempe di Cafe Tor Simarsayang, lalu kami ditraktir ‘tulang’ di salah satu rumah makan di kota Padang Sidempuan, menyantap makanan yang tersedia sesuai selera, seperti: soto, mie rebus, nasi goreng, ketupat panas dan pisang goreng.


Mess Pemprovsu, Padang Sidempuan
Selesai santap malam, kami PBL 12 orang menginap di Mess Pemprovsu yang terletak di Jalan Kenanga No. 70, Padang Sidempuan. Aku sekamar berdua dengan Butet Halimah. Pukul 7.00 WIB PBL sudah siap dan kami sempatkan bakodak bersama sebelum check-out.
Aku n Butet temanku sekamar


PBL di Mess Pemprovsu P.Sidempuan


Buffet Anda, Padang Sidempuan
Dari Mess Pemprovsu kami ditraktir Nina Lubis menikmati sarapan pagi yang lezat di Buffet Anda yang terletak di Jl. Merdeka No. 58, Padang Sidempuan. Sajian menu istimewa yaitu: soto dan lontong sayur.

Soto Buffet Anda

PBL sarapan pagi di Buffet Anda

Aek Sabaon Sibio-bio, Padang Sidempuan
Destinasi wisata Sibio-bio adalah bangunan permanen yang hampir keseluruhan lantai dua terbuat dari kaca dan terlihat semakin menawan karena berhadapan dengan danau buatan. Di sekeliling danau terdapat beberapa rumah-rumah kecil khas Tapanuli Selatan beratap ijuk yang katanya berfungsi menghindari panas abu dari gunung Sorik Marapi (pariwisatasumut.net).

Sibio-bio, Padang Sidempuan
(foto bintangpasid.blog)

Pukul 7.30 WIB PBL sudah siap berangkat menuju Aek Sabaon Sibio-bio. Bahagianya hati ini melihat pemandangan indah menuju Sibio-bio dan sekitar 1 jam kami tiba di tempat. Tapi ‘qadarullah’ hujan turun dengan derasnya dan gerbang masuk masih terkunci, tak ada penjaga sama sekali. 

Pemandangan indah menuju Sibio-bio

Seandainya tidak hujan, masih bisa kami masuk satu persatu dari jalan setapak, di samping gerbang hanya untuk bakodak, namun apa daya payung yang tersedia di mobil hanya ada satu buah saja. Dengan rasa kecewa kami putuskan tidak turun, In Syaa Allah lain waktu berkunjung ke tempat ini.

Hujan deras tiba di Sibio-bio

Di tengah perjalanan kami melihat hamparan padi menghijau, sejuk dipandang mata. Beruntung hujan telah reda dan cuaca juga cukup cerah, menggoda kami berhenti sebentar untuk bakodak bersama. Aku, adikku Rina dan Elly seperti biasa tetap ada sesi bakodak bertiga. 

Ini mungkin yang dinamakan ‘serendepity’ ya, karena secara kebetulan kami beruntung menikmati hamparan padi menghijau.

PBL dan hamparan padi menghijau

Sesi bakodak bertiga

Aku, adikku Rina n Elly 


Yasto Cafe & Resto, Padang Sidempuan
Terletak di Jalan Kenanga, simpang empat Masjid Raya Padang Sidempuan. Cafe ini merupakan salah satu cafe yang cocok untuk tempat nongkrong bahkan kerja kelompok karena tersedia fasilitas internet wifi bagi pelanggan. Berbagai jenis minuman dan menu makanan yang disajikan berkualitas serta enak rasanya (idalamat.com).

Yasto Cafe & Resto, P. Sidempuan

Kami PBL yang 12 orang sengaja singgah di Yasto Cafe, karena mendapat kabar bahwa kami bergerak apabila rombongan PBL yang naik pesawat sudah mendarat di Aek Godang dan bersama-sama nanti jumpa di Aek Sijorni. Berhubung masih ada waktu, kami shalat dhuha di tempat yang tersedia dan disambut ramah oleh Irma pemilik cafe yang juga adalah kawan Elly adikku.

Kami Yasto Cafe
Mulai dari Aek Sijorni kami PBL yang jalan darat bergabung dengan yang naik pesawat melakukan perjalanan selanjutnya seperti yang telah kuceritakan pada PBL- Pertama dan PBL- Kedua. 

Masjid Agung Nur Alannur, Panyabungan
Masjid Agung Nur Alannur terletak di Desa Parbangunan Aek Godang, Kecamatan Panyabungan berseberangan dengan rumah dinas Bupati Madina. Masjid Agung Nur Alannur diresmikan oleh Bupati Madina H. Amru Daulay SH, pada tahun 2010 yang lalu (starfmmadina.com).

Masjid Agung Nur Alannur, Panyabungan
Sebagaimana kisahku pada PBL- Kedua telah kuceritakan perjalanan PBL ke Puncak Muhasabah dan selanjutnya kami menuju Masjid Agung Nur Alannur untuk bakodak bersama sesuai permintaan anggota Bpk. Dahlan Nasution.

PBL bakodak bersama di Masjid Agung, Panyabungan

Panatapan, Panyabungan
Panatapan dalam bahasa Mandailing adalah dataran tinggi tempat melihat keindahan alam sekitar. Lokasi wisata ini berjarak 300 meter dari Komplek Perkantoran Pemerintahan Kabupaten Madina. Fasilitas yang tersedia ada warung rakyat yang menyediakan makanan ringan dan minuman segar, juga pondok terbuka tempat duduk santai serta spot foto untuk berselfi ria (madinapos.com).



Panatapan, Panyabungan

Dari Masjid Agung, kami menuju Panatapan. Masya Allah indahnya Indonesia, zamrud khatulistiwa, membentang Bukit Barisan hijau sejuk sejauh mata memandang dari spot foto di Panatapan. Kami bergantian bakodak di sini, begitu juga di spot foto lainnya yang menarik.

Indonesia, zamrud khatulistiwa

Aku n Rina, view Bukit Barisan

Spot foto yang menarik

Pohon-pohon karet yang teduh di kiri kanan jalan juga menjadi ajang foto PBL. Puas bakodak, kami relax duduk di pondok sambil menikmati pisang goreng panas-panas, Alhamdulillah seedaapp.


Trio borlub

Pohon karet menjadi ajang foto PBL


Relax duduk di pondok

Taman Raja Batu, Madina
Objek wisata karya Bupati Madina, Dahlan Nasution terletak di Jalan Willem Iskandar, Panyabungan. Disebut Taman Raja Batu karena pada hamparan sekitar 5.000 meter persegi disusun batu-batu sungai dengan berbagai bentuk. Ada juga batu-batu besar disusun menyerupai gua dan pengunjung bisa masuk ke dalam gua ini (kompasiana.com).

Beberapa borlub di Taman Raja Batu Madina

Sebelum memasuki Taman Raja Batu, anggota Bupati Madina meminta PBL untuk foto bersama di spot foto yang bertuliskan ‘Beranda Madina’ yang terletak di depan pintu masuk


PBL di 'Baranda Madina'

Kemudian kami berkeliling naik mobil di area Taman Raja Batu yang luas dan masih terus berlanjut pembangunannya. Ada sungai kecil yang bersih dinaungi pohon besar, menambah pesona suasana objek wisata ini.

Sungai kecil yang bersih

Di Taman Raja Batu, kami melihat batu besar yang disusun menyerupai gua dan menarik perhatian kami untuk bakodak di sini. Mis si borlub yang lasak, masuk dan bergaya di dalam gua.

Aku, Rina n Chairani di depan gua

Mis borlub yang lasak bergaya di dalam gua

RM Batunadua Indah, Padang Sidempuan
Rumah Makan ini terletak di Jalan Raja Inal Siregar, Padang Sidempuan. Usai menjelajah objek wisata di Panyabungan, kami PBL melanjutkan perjalanan ke RM Batunadua.

Di RM Batunadua kami menikmati makan siang yang terkenal dengan sajian istimewa ikan bakar dan holat, sambal tuktuk, juga daun ubi tumbuk. 

RM Batunadua Indah, P. Sidempuan
Alhamdulillah semua PBL lahap menyantap hidangan yang tersedia, biar lebih sah sebagai ‘barbuk’, aku dan Nani bakodak berdua dengan hidangan ikan bakar holat. Holat artinya kelat dan ikan bakar berkuah biasanya dicampur dengan potongan pakkat atau tunas rotan yang rasanya kelat. 

PBL makan siang di RM Batunadua

Aku n Nani n sajian ikan holat

Pantai Pandan, Sibolga
Pantai Pandan adalah salah satu pantai yang paling populer di Sibolga, terletak di pesisir Kabupaten Tapanuli Tengah yang dikelola oleh Pemerintah setempat. Pasir di Pantai Pandan berwarna putih, lembut dan bening airnya (utiket.com).

Pasir putih di Pantai Pandan, Sibolga

Selesai makan siang di RM Batunadua, Padang Sidempuan, PBL tancap gas menuju Pantai Pandan, Sibolga. Alhamdulillah sekitar 2,5 jam menempuh perjalanan kami tiba di Pantai Pandan.

Kami rehat di pondok yang tersedia sambil menikmati jagung rebus, kacang rebus dan air kelapa muda sambil memandang pesona laut lepas tak bertepi. 

Laut lepas tak bertepi

Ketika aku dan beberapa borlub asyik bergaya bakodak menikmati pesona Pantai Pandan, Revi mengajak PBL untuk foto bersama.
PBL foto bersama di Pantai Pandan

Sekitar satu jam berlalu, akhirnya sunset yang kami tunggu-tunggu pun menyembul berwarna merah dan orange keemasan di ufuk barat. Masya Allah indahnya ciptaan Ilahi, menggoda PBL bakodak bolak-balik. Aku dan Rina juga ikutan bergaya menikmati sunset.

PBL n sunset di ufuk barat

Indahnya sunset di Pantai Pandan

Gayaku n Rina 

Ikan Bakar Sari Laut, Sibolga
Sesuai dengan namanya, rumah makan ini menyediakan hidangan laut dengan hidangan utama ikan bakar dari berbagai jenis ikan yang recommended, terletak di Jln. S. Parman No.70, Kota Sibolga (tripjalanjalan.com).





PBL berangkat dari Hotel Wisata Indah tempat kami menginap, menuju Ikan Bakar Sari Laut. Hanya 10 menit PBL sudah sampai di rumah makan ini.

Menu makanan sudah dipesan lebih dulu oleh panitia, jadi begitu duduk langsung penuh meja kami dengan variasi sajian hidangan laut yang menggiurkan, yaitu: udang, goreng, cumi goreng, capcay dan betul yang menarik perhatianku adalah ikan bakar lengkap dengan sambal kecap. Alhamdulillah seedaappnya.

PBL menikmati makan malan
di Ikan Bakar Sari Laut, Sibolga

Ikan bakar yang seedaapp

Selesai santap malam, PBL berkeliling di kota Sibolga dan Revi menawarkan untuk turun sekejap menikmati bandrek.  Kami berenam satu mobil gak ada yang turun karena sudah kenyang, kecuali Mis berbaik hati turun dan membawakan bungkusan bandrek untuk kami.

Bandrek Sibolga

Hotel Wisata Indah, Sibolga
Hotel bintang tiga ini terletak di Jln. Brigjen Katamso No.51, Sibolga Kota. Hotel ini merupakan salah satu penginapan favorit bagi para wisatawan dengan harga Rp. 300.000,- per malam. Lokasinya strategis, berbatasan langsung dengan laut dan  wisatawan yang menginap dapat memilih untuk menikmati mandi air laut atau kolam renang yang tersedia (penginapan.net).


Setelah puas menikmati wisata bahari Pantai Pandan, PBL check-in di Hotel Wisata Indah, Sibolga. Usai pembagian kamar dan rehat sebentar, kami berkumpul di lobby hotel menunggu teman-teman yang lain untuk ke luar menikmati makan malam.

PBL kumpul di lobby Hotel Wisata Indah

Keesokan harinya setelah sarapan di restoran hotel, kami ke luar dari pintu restoran yang langsung menuju taman dan menikmati pemandangan laut lepas yang mempesona. PBL tak sempat lagi mandi laut ataupun mandi di kolam renang hotel karena harus siap-siap check-out. 

Pagi yang cerah semakin ceria dengan dress code PBL nuansa bunga-bunga, menambah kehangatan dan kekompakan borlub bakodak bersama di Hotel Wisata Indah. Momen yang indah ini so pasti kurekam dan sudah ku-share di youtube (youtube faridayuliani.fy Hotel Wisata Indah, Sibolga, w/Perhimpunan Boru Lubis, 24.02.2020). 


Aku n Mis dari balkon kamar hotel


PBL berbunga-bunga di Hotel Wisata Indah, Sibolga

Sebelum check-out dari Hotel Wisata Indah, aku dan Mis bakodak di depan mobil Hi-Ace karena Mis teman sekamar bertiga dengan Chairani di Sibolga dan satu mobil dari Medan akan pulang naik pesawat. 

Dari Hotel Wisata Indah rombongan PBL yang naik pesawat berangkat ke Bandara Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Pinang Sori dan kami PBL yang naik mobil juga berangkat pulang ke Medan.

Aku n Mis sebelum berpisah di Sibolga


Pesisir Nauli, Sibolga
Toko ini menjual oleh-oleh ikan kering khas Sibolga yang lokasinya berseberangan dengan Masjid Agung Sibolga. Untuk oleh-oleh, kami membeli ikan kering yang dikemas dengan rapi sehingga tidak berbau. Bayangkan seandainya kubeli di pasar dan diletakkan di mobil selama 9 jam, bisa semaput borlub yang di dalam mobil sampai Medan, hehehe....

Rina sedang memilih ikan asin


Masjid Agung Sibolga
Terletak di Jl. S. Parman, Sibolga Kota, Ps. Belakang. Masjid Agung Sibolga berhasil meraih predikat masjid terbaik dalam kategori Masjid Agung Percontohan Bidang Ri’ayah atau Pemeliharaan dan Kebersihan Tahun 2015 (dmi.or.id, masjid-agung-sibolga).



Selesai membeli oleh-oleh, aku dan Rina jalan kaki menuju mobil yang parkir pas di depan Masjid Agung Sibolga, aku terhenti sejenak memandang masjid yang megah dengan paduan warna coklat dan keemasan. Alhamdulillah kami sempat shalat dhuha di masjid ini.



Sewaktu mau berwudhu, aku tertarik mengambil foto Elly dan Rina di koridor masjid yang indah dan bersih. Syahdu  rasanya berada di dalam masjid ini, kami gantian bakodak usai shalat.
Rina n Elly di koridor yang bersih

Syahdunya berada di dalam masjid


Dari Masjid Agung Sibolga, kami singgah sebentar di pusat pasar untuk membeli keripik sambal khas Sibolga yang cukup terkenal dan enak rasanya.

Setelah itu PBL melanjutkan perjalanan pulang ke Medan melalui jalan pintas dari Barus kemudian Tarutung, Balige, Porsea, Parapat, Siantar, Tebing Tinggi, Medan. Alhamdulillah cuaca cerah, dan bahagia rasanya aku mengambil beberapa foto selama di perjalanan.

Cuaca cerah di perjalanan


Lewat Danau Toba, Parapat
Begitu juga ketika tiba di jalan tol Medan, aku melihat  semburat merah sunset di ufuk barat, langsung kuabadikan sebagai rasa syukur pada Allah kami selamat tiba di Medan setelah menempuh perjalanan selama 9 jam.

Semburat merah sunset di jalan tol Medan

Begitulah kisah perjalanan PBL ‘Mulak tu Huta’ selama 5 hari yang indah untuk dikenang dan merangkumnya dalam ‘Movie Maker’ yang sudah ku-share di youtube (youtube faridayuliani.fy Perhimpunan Boru Lubis Mulak tu Huta, 20-24.2.2020).




Ternyata seru juga PBL ‘Mulak tu Huta’ melalui jalan darat karena biaya lebih murah daripada yang naik pesawat dan menambah eratnya rasa kebersamaan kami selama 5 hari. 

Selain itu banyak tempat yang bisa kita kunjungi dan menikmati pemandangan alam yang mempesona sepanjang perjalanan merupakan  pengalaman yang berharga dalam hidup. In Syaa Allah bermanfaat bagi para sanak saudara atau teman-teman yang ingin pulkam jalan darat ya. 

Bak kata pepatah: “ Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasa”. HORAS....



















4 komentar: