PBL-Ketiga
Perjalanan Perhimpunan Boru
Lubis (PBL) ‘Mulak tu Huta’ sudah kuceritakan di PBL-Pertama dan PBL-Kedua,
tetapi rasanya koq kurang afdol ya kalau gak kuceritakan bagaimana serunya kami
12 orang PBL ‘Mulak tu Huta’ yang naik mobil Hi-Ace jalan darat selama 5 hari, karena 20 orang PBL yang lain
berangkat naik pesawat (pp).
Ingin tahu serunya 12 orang
PBL jalan darat? Yok ikuti kisah PBL ‘Mulak tu Huta’ selama 5 hari.
McDonald’s Ring Road
Titik
kumpul PBL ‘Mulak tu Huta’ jalan darat adalah di McDonald’s Jl. Gagak Hitam,
Ring Road, Medan. Sesuai jadwal perjalanan, pukul 07.00 WIB semua harus sudah
kumpul di tempat, tetapi kenyataannya tetap ada yang molor hampir satu jam.
Sebelum berangkat kami bakodak dulu bersama Revi dan Ummi yang datang mengecek
dan mendoakan, sekalian menitipkan barang.
Kami yang berangkat dengan 2 unit mobil Hi-Ace, masing-masing 6 orang di dalam satu mobil.
![]() |
Bakodak sebelum berangkat |
Cendol Pematang Siantar
Meskipun
cendol dingin ada tersedia, tetapi cendol panas merupakan salah satu kuliner
khas kota Pematang Siantar yang sudah terkenal sejak 20 tahun yang lalu dan so
pasti kami si borlub singgah sekelak menikmati cendol panas.
![]() |
Cendol panas kuliner Siantar |
Ada
beberapa pedagang cendol berjejer di trotoar Jalan Sutomo Pematang Siantar, di
depan toko roti Ganda, namun entah kenapa kebetulan mobil kami berhenti di
depan gerobak ‘Cendol br. Lubis’.
Alhamdulillah bahagianya kami si borlub bakodak bersama selesai
menikmati cendol panas yang sedaapp.
![]() |
PBL dengan Cendol Br. Lubis |
Warung Pak Pos, Parapat
Sekitar
pukul 12.05 WIB kami makan siang di Warung Pak Pos di Jalan Tiga Raja, Parapat.
Warung nasi ini merupakan salah satu pilihan makanan halal di Parapat. Letaknya
strategis, pas di depan Masjid Raya Taqwa Parapat. Selesai makan siang, kami shalat
zuhur dan Ashar dijamak.
![]() |
PBL makan siang di Warung Pak Pos Parapat |
Tor Simarsayang, Padang
Sidempuan
Tor
(Bukit) Simarsayang terletak di Jalan Batang Ayumi Julu, Kecamatan Padang
Sidempuan Utara, merupakan salah satu lokasi wisata di Padang Sidempuan yang
ramai dikunjungi masyarakat baik dari dalam maupun luar kota Sidempuan. Dari
atas bukit ini terlihat jelas kota Padang Sidempuan, kota kecil yang mempunyai
sejarah sebagai pusat perdagangan di wilayah Tapanuli Selatan sebelum pemekaran (mimbarsumut.com).
![]() |
Tor Simarsayang (foto Anthony.blog) |
Setelah
menempuh perjalanan sekitar 10 jam, letih juga rasanya apalagi sewaktu melewati
Aek Latong, Sipirok, bagoyang-goyang si borlub di dalam mobil. Begitu tiba di
Padang Sidempuan sebelum masuk ke penginapan, kami diajak Ninik singgah ke Tor Simarsayang
dan ‘tulang si Ninik’ yang berdomisili di Sidempuan sebagai penunjuk jalan,
ikut serta juga Nina (kakak Ninik) yang datang dari Jakarta.
![]() |
Aek Latong, Sipirok |
![]() |
PBL di Cafe Tor Simarsayang |
Kami
rehat sekelak di salah satu cafe di
Tor Simarsayang. Indah terlihat kelap kelip lampu-lampu kota Padang Sidempuan
dari cafe ini dan siang hari pasti
lebih asyik karena tersedia sepeda layang wahana uji adrenalin. Aku, adikku Rina dan Elly memilih angle yang kelihatan sepedanya dari tempat duduk kami.
![]() |
Kelihatan sepeda layang di belakang kami |
Berhubung
sudah malam dan kami hanya menikmati teh hangat dan makanan ringan gorengan
tahu serta tempe di Cafe Tor
Simarsayang, lalu kami ditraktir ‘tulang’ di salah satu rumah makan di kota
Padang Sidempuan, menyantap makanan yang tersedia sesuai selera, seperti: soto,
mie rebus, nasi goreng, ketupat panas dan pisang goreng.
Mess Pemprovsu, Padang
Sidempuan
Selesai
santap malam, kami PBL 12 orang menginap di Mess Pemprovsu yang terletak di
Jalan Kenanga No. 70, Padang Sidempuan. Aku sekamar berdua dengan Butet Halimah.
Pukul 7.00 WIB PBL sudah siap dan kami sempatkan bakodak bersama sebelum check-out.
![]() |
Aku n Butet temanku sekamar |
![]() |
PBL di Mess Pemprovsu P.Sidempuan |
Buffet Anda, Padang
Sidempuan
Dari Mess Pemprovsu kami ditraktir Nina Lubis menikmati sarapan pagi yang lezat di Buffet Anda yang terletak di Jl. Merdeka
No. 58, Padang Sidempuan. Sajian menu istimewa yaitu: soto dan lontong sayur.
![]() |
Soto Buffet Anda |
![]() |
PBL sarapan pagi di Buffet Anda |
Aek Sabaon Sibio-bio, Padang
Sidempuan
Destinasi
wisata Sibio-bio adalah bangunan permanen yang hampir keseluruhan lantai dua terbuat dari
kaca dan terlihat semakin menawan karena berhadapan dengan
danau buatan. Di sekeliling danau terdapat beberapa rumah-rumah kecil khas
Tapanuli Selatan beratap ijuk yang katanya berfungsi menghindari panas abu dari gunung
Sorik Marapi (pariwisatasumut.net).
![]() |
Sibio-bio, Padang Sidempuan (foto bintangpasid.blog) |
Pukul
7.30 WIB PBL sudah siap berangkat menuju Aek Sabaon Sibio-bio. Bahagianya hati
ini melihat pemandangan indah menuju Sibio-bio dan sekitar 1 jam kami tiba di tempat.
Tapi ‘qadarullah’ hujan turun dengan derasnya dan gerbang masuk masih terkunci,
tak ada penjaga sama sekali.
![]() |
Pemandangan indah menuju Sibio-bio |
Seandainya
tidak hujan, masih bisa kami masuk satu persatu dari jalan setapak, di samping
gerbang hanya untuk bakodak, namun apa daya payung yang tersedia di mobil hanya
ada satu buah saja. Dengan rasa kecewa kami putuskan tidak turun, In Syaa Allah lain
waktu berkunjung ke tempat ini.
![]() |
Hujan deras tiba di Sibio-bio |
Di
tengah perjalanan kami melihat hamparan padi menghijau, sejuk dipandang mata. Beruntung
hujan telah reda dan cuaca juga cukup cerah, menggoda kami berhenti sebentar
untuk bakodak bersama. Aku, adikku Rina dan Elly seperti biasa tetap ada sesi bakodak
bertiga.
Ini mungkin yang dinamakan ‘serendepity’
ya, karena secara kebetulan kami beruntung menikmati hamparan padi menghijau.
![]() |
PBL dan hamparan padi menghijau |
![]() |
Sesi bakodak bertiga |
![]() |
Aku, adikku Rina n Elly |
Yasto Cafe & Resto, Padang Sidempuan
Terletak
di Jalan Kenanga, simpang empat Masjid Raya Padang Sidempuan. Cafe ini merupakan salah satu cafe yang cocok untuk tempat nongkrong
bahkan kerja kelompok karena tersedia fasilitas internet wifi bagi pelanggan.
Berbagai jenis minuman dan menu makanan yang disajikan berkualitas serta enak
rasanya (idalamat.com).
![]() |
Yasto Cafe & Resto, P. Sidempuan |
Kami
PBL yang 12 orang sengaja singgah di Yasto Cafe,
karena mendapat kabar bahwa kami bergerak apabila rombongan PBL yang naik
pesawat sudah mendarat di Aek Godang dan bersama-sama nanti jumpa di Aek
Sijorni. Berhubung masih ada waktu, kami shalat dhuha di tempat yang tersedia
dan disambut ramah oleh Irma pemilik cafe
yang juga adalah kawan Elly adikku.
![]() |
Kami Yasto Cafe |
Mulai
dari Aek Sijorni kami PBL yang jalan darat bergabung dengan yang naik pesawat
melakukan perjalanan selanjutnya seperti yang telah kuceritakan pada
PBL- Pertama dan PBL- Kedua.
Masjid Agung Nur Alannur,
Panyabungan
Masjid
Agung Nur Alannur terletak di Desa Parbangunan Aek Godang, Kecamatan
Panyabungan berseberangan dengan rumah dinas Bupati Madina. Masjid Agung Nur Alannur
diresmikan oleh Bupati Madina H. Amru Daulay SH, pada tahun 2010 yang lalu (starfmmadina.com).
![]() |
Masjid Agung Nur Alannur, Panyabungan |
Sebagaimana
kisahku pada PBL- Kedua telah kuceritakan perjalanan PBL ke Puncak Muhasabah dan selanjutnya kami menuju Masjid Agung Nur Alannur untuk bakodak bersama sesuai permintaan
anggota Bpk. Dahlan Nasution.
![]() |
PBL bakodak bersama di Masjid Agung, Panyabungan |
Panatapan, Panyabungan
Panatapan
dalam bahasa Mandailing adalah dataran tinggi tempat melihat keindahan alam
sekitar. Lokasi wisata ini berjarak 300 meter dari Komplek Perkantoran
Pemerintahan Kabupaten Madina. Fasilitas yang tersedia ada warung rakyat yang
menyediakan makanan ringan dan minuman segar, juga pondok terbuka tempat duduk
santai serta spot foto untuk berselfi ria (madinapos.com).
![]() |
Panatapan, Panyabungan |
Dari Masjid Agung, kami menuju Panatapan. Masya
Allah indahnya Indonesia, zamrud khatulistiwa, membentang Bukit Barisan hijau
sejuk sejauh mata memandang dari spot foto di Panatapan. Kami bergantian
bakodak di sini, begitu juga di spot foto lainnya yang menarik.
![]() |
Indonesia, zamrud khatulistiwa |
![]() |
Aku n Rina, view Bukit Barisan |
![]() |
Spot foto yang menarik |
Pohon-pohon
karet yang teduh di kiri kanan jalan juga menjadi ajang foto PBL. Puas bakodak, kami relax duduk
di pondok sambil menikmati pisang goreng panas-panas, Alhamdulillah seedaapp.
Pohon karet menjadi ajang foto PBL
![]() |
Relax duduk di pondok |
Taman Raja Batu, Madina
Objek
wisata karya Bupati Madina, Dahlan Nasution terletak di Jalan Willem Iskandar,
Panyabungan. Disebut Taman Raja Batu karena pada hamparan sekitar 5.000 meter
persegi disusun batu-batu sungai dengan berbagai bentuk. Ada juga batu-batu
besar disusun menyerupai gua dan pengunjung bisa masuk ke dalam gua ini (kompasiana.com).
![]() |
Beberapa borlub di Taman Raja Batu Madina |
Sebelum
memasuki Taman Raja Batu, anggota Bupati Madina meminta PBL untuk foto bersama
di spot foto yang bertuliskan ‘Beranda Madina’ yang terletak di depan pintu masuk
![]() |
PBL di 'Baranda Madina' |
Kemudian kami berkeliling naik mobil di area Taman Raja Batu yang luas dan masih terus berlanjut pembangunannya. Ada sungai kecil yang bersih dinaungi pohon besar, menambah pesona suasana objek wisata ini.
![]() |
Sungai kecil yang bersih |
Di Taman Raja Batu, kami melihat batu besar yang disusun menyerupai gua dan menarik perhatian kami untuk bakodak di sini.
Mis si borlub yang lasak, masuk dan bergaya di dalam gua.
![]() |
Aku, Rina n Chairani di depan gua |
![]() |
Mis borlub yang lasak bergaya di dalam gua |
RM Batunadua Indah, Padang
Sidempuan
Rumah
Makan ini terletak di Jalan Raja Inal Siregar, Padang Sidempuan. Usai menjelajah objek wisata di Panyabungan, kami PBL melanjutkan perjalanan ke RM Batunadua.
Di RM Batunadua kami menikmati makan siang yang terkenal
dengan sajian istimewa ikan bakar dan holat, sambal tuktuk, juga daun ubi tumbuk.
![]() |
RM Batunadua Indah, P. Sidempuan |
Alhamdulillah
semua PBL lahap menyantap hidangan yang tersedia, biar lebih sah sebagai
‘barbuk’, aku dan Nani bakodak berdua dengan hidangan ikan bakar holat. Holat
artinya kelat dan ikan bakar berkuah biasanya dicampur dengan potongan pakkat
atau tunas rotan yang rasanya kelat.
![]() |
PBL makan siang di RM Batunadua |
![]() |
Aku n Nani n sajian ikan holat |
Pantai Pandan, Sibolga
Pantai
Pandan adalah salah satu pantai yang paling populer di Sibolga, terletak di
pesisir Kabupaten Tapanuli Tengah yang dikelola oleh Pemerintah setempat. Pasir
di Pantai Pandan berwarna putih, lembut dan bening airnya (utiket.com).
![]() |
Pasir putih di Pantai Pandan, Sibolga |
Selesai
makan siang di RM Batunadua, Padang Sidempuan, PBL tancap gas menuju Pantai
Pandan, Sibolga. Alhamdulillah sekitar 2,5 jam menempuh perjalanan kami tiba di
Pantai Pandan.
Kami rehat di pondok yang tersedia sambil menikmati jagung rebus, kacang
rebus dan air kelapa muda sambil memandang pesona laut lepas tak bertepi.
![]() |
Laut lepas tak bertepi |
Ketika aku dan beberapa borlub asyik bergaya bakodak menikmati pesona Pantai Pandan, Revi mengajak PBL untuk foto bersama.
![]() |
PBL foto bersama di Pantai Pandan |
Sekitar satu jam berlalu, akhirnya
sunset yang kami tunggu-tunggu pun
menyembul berwarna merah dan orange keemasan di ufuk barat. Masya Allah
indahnya ciptaan Ilahi, menggoda PBL bakodak bolak-balik. Aku dan Rina juga ikutan bergaya menikmati sunset.
![]() |
PBL n sunset di ufuk barat |
![]() |
Gayaku n Rina |
Ikan Bakar Sari Laut,
Sibolga
Sesuai
dengan namanya, rumah makan ini menyediakan hidangan laut dengan hidangan utama
ikan bakar dari berbagai jenis ikan yang recommended,
terletak di Jln. S. Parman No.70, Kota Sibolga (tripjalanjalan.com).
Pesisir Nauli, Sibolga
PBL berangkat dari Hotel Wisata Indah tempat kami menginap, menuju Ikan Bakar Sari Laut. Hanya 10 menit PBL sudah sampai di rumah makan ini.
Menu makanan
sudah dipesan lebih dulu oleh panitia, jadi begitu duduk langsung penuh meja kami dengan variasi sajian hidangan laut yang menggiurkan, yaitu: udang, goreng, cumi
goreng, capcay dan betul yang menarik perhatianku adalah ikan bakar lengkap dengan
sambal kecap. Alhamdulillah seedaappnya.
![]() |
PBL menikmati makan malan di Ikan Bakar Sari Laut, Sibolga |
![]() |
Ikan bakar yang seedaapp |
Selesai
santap malam, PBL berkeliling di kota Sibolga dan Revi menawarkan untuk turun
sekejap menikmati bandrek. Kami berenam
satu mobil gak ada yang turun karena sudah kenyang, kecuali Mis berbaik hati turun dan
membawakan bungkusan bandrek untuk kami.
![]() |
Bandrek Sibolga |
Hotel Wisata Indah, Sibolga
Hotel
bintang tiga ini terletak di Jln. Brigjen Katamso No.51, Sibolga Kota. Hotel
ini merupakan salah satu penginapan favorit bagi para wisatawan dengan harga
Rp. 300.000,- per malam. Lokasinya strategis, berbatasan langsung dengan laut
dan wisatawan yang menginap dapat
memilih untuk menikmati mandi air laut atau kolam renang yang tersedia (penginapan.net).
Setelah
puas menikmati wisata bahari Pantai Pandan, PBL check-in di Hotel Wisata Indah, Sibolga. Usai pembagian kamar dan
rehat sebentar, kami berkumpul di lobby hotel
menunggu teman-teman yang lain untuk ke luar menikmati makan malam.
![]() |
PBL kumpul di lobby Hotel Wisata Indah |
Keesokan harinya setelah sarapan di restoran hotel, kami ke luar dari pintu restoran yang
langsung menuju taman dan menikmati pemandangan laut lepas yang mempesona. PBL tak sempat lagi mandi laut ataupun mandi di kolam renang hotel karena harus siap-siap check-out.
Pagi yang cerah semakin ceria dengan dress code PBL nuansa bunga-bunga,
menambah kehangatan dan kekompakan borlub bakodak bersama di Hotel Wisata Indah. Momen yang indah ini so pasti kurekam dan sudah ku-share di youtube (youtube faridayuliani.fy Hotel Wisata Indah, Sibolga, w/Perhimpunan
Boru Lubis, 24.02.2020).
![]() |
Aku n Mis dari balkon kamar hotel |
![]() |
PBL berbunga-bunga di Hotel Wisata Indah, Sibolga |
Sebelum
check-out dari Hotel Wisata Indah,
aku dan Mis bakodak di depan mobil Hi-Ace
karena Mis teman sekamar bertiga dengan Chairani di Sibolga dan satu mobil dari Medan akan pulang naik
pesawat.
Dari Hotel Wisata Indah rombongan PBL yang naik pesawat berangkat ke Bandara
Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Pinang Sori dan kami PBL yang naik mobil juga
berangkat pulang ke Medan.
![]() |
Aku n Mis sebelum berpisah di Sibolga |
Pesisir Nauli, Sibolga
Toko
ini menjual oleh-oleh ikan kering khas Sibolga yang lokasinya berseberangan
dengan Masjid Agung Sibolga. Untuk oleh-oleh, kami membeli ikan kering yang dikemas dengan rapi
sehingga tidak berbau. Bayangkan seandainya kubeli di pasar dan diletakkan di
mobil selama 9 jam, bisa semaput borlub yang di dalam mobil sampai Medan,
hehehe....
![]() |
Rina sedang memilih ikan asin |
Masjid Agung Sibolga
Terletak
di Jl. S. Parman, Sibolga Kota, Ps. Belakang. Masjid Agung Sibolga berhasil
meraih predikat masjid terbaik dalam kategori Masjid Agung Percontohan Bidang
Ri’ayah atau Pemeliharaan dan Kebersihan Tahun 2015 (dmi.or.id, masjid-agung-sibolga).
![]() |
Selesai
membeli oleh-oleh, aku dan Rina jalan kaki menuju mobil yang parkir pas di
depan Masjid Agung Sibolga, aku terhenti sejenak memandang masjid yang megah
dengan paduan warna coklat dan keemasan. Alhamdulillah kami sempat shalat dhuha
di masjid ini.
Sewaktu
mau berwudhu, aku tertarik mengambil foto Elly dan Rina di koridor masjid yang
indah dan bersih. Syahdu rasanya berada
di dalam masjid ini, kami gantian bakodak usai shalat.
![]() |
Rina n Elly di koridor yang bersih |
![]() |
Syahdunya berada di dalam masjid |
Dari
Masjid Agung Sibolga, kami singgah sebentar di pusat pasar untuk membeli
keripik sambal khas Sibolga yang cukup terkenal dan enak rasanya.
Setelah itu PBL
melanjutkan perjalanan pulang ke Medan melalui jalan pintas dari Barus kemudian
Tarutung, Balige, Porsea, Parapat, Siantar, Tebing Tinggi, Medan. Alhamdulillah cuaca
cerah, dan bahagia rasanya aku mengambil beberapa foto selama di perjalanan.
![]() |
Cuaca cerah di perjalanan |
![]() |
Lewat Danau Toba, Parapat |
Begitu juga ketika
tiba di jalan tol Medan, aku melihat semburat merah sunset di ufuk barat, langsung kuabadikan sebagai
rasa syukur pada Allah kami selamat tiba di Medan setelah menempuh perjalanan selama
9 jam.
![]() |
Semburat merah sunset di jalan tol Medan |
Begitulah
kisah perjalanan PBL ‘Mulak tu Huta’ selama 5 hari yang indah untuk dikenang
dan merangkumnya dalam ‘Movie Maker’ yang sudah ku-share di youtube (youtube faridayuliani.fy Perhimpunan Boru Lubis Mulak tu Huta,
20-24.2.2020).
Ternyata
seru juga PBL ‘Mulak tu Huta’ melalui jalan darat karena biaya lebih murah
daripada yang naik pesawat dan menambah eratnya rasa kebersamaan kami selama 5
hari.
Selain itu banyak tempat yang bisa kita kunjungi dan menikmati pemandangan
alam yang mempesona sepanjang perjalanan merupakan pengalaman yang berharga dalam hidup. In Syaa Allah bermanfaat bagi para sanak saudara atau teman-teman yang ingin
pulkam jalan darat ya.
Bak kata pepatah: “ Jauh berjalan banyak dilihat, lama
hidup banyak dirasa”. HORAS....
Alhamdulillah nikmatnya mulak tu huta jalan darat bersama PBL selama 5 hari
BalasHapusApalagi mulak tu huta bersama.keluarga besar Lubid ya
BalasHapusLubis
BalasHapusNajeges-jegesan borlub
BalasHapus