Rabu, 04 Maret 2020

Perhimpunan Boru Lubis 'Mulak tu Huta' bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi

PBL- Pertama


Mulak tu Huta artinya pulang kampung, kami lakukan waktu masa kanak-kanak karena papa yang besar di kampung rajin membawa kami untuk melepas rasa rindunya akan kampung halaman. Namun demikian setelah dewasa dan berumah tangga juga seiring berjalannya waktu, para leluhur yang tinggal di kampung sudah meninggal dunia dan merantau ke berbagai kota bahkan ibu kota, maka bisa dihitung dengan jari aku pulang kampung.

Kalau gak salah lima belas tahun yang lalu terakhir kami keluarga besar Lubis pulang kampung bersama, setelah papa tiada.

Alhamdulillah kali ini aku bisa pulang kampung bersama Perhimpunan Boru Lubis (PBL) sekaligus mengikuti rangkaian kegiatan Gubernur Sumatera Utara di Kabupaten Madina. Yok ikuti perjalanan kami ‘mulak tu huta’ bersama rombongan Gubernur Sumut, Bpk. Edy Rahmayadi.



Perhimpunan Boru Lubis (PBL)
Usia Perhimpunan Boru Lubis masih balita dan tanggal 18 Desember 2019 syukuran dua tahun usianya, diselenggarakan di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Jenderal Sudirman No. 41 Medan.  Ketuanya adalah Vivi Wahab Lubis dan Wakil Ketua Revita Lubis. 

Acara ini dihadiri oleh Bapak Edy Rahmayadi dan Ibu Ketua TP PKK Sumut, Ibu Nawal Lubis (istri Bpk. Edy Rahmayadi) selaku Pembina. Gubernur mengajak PBL untuk mendukung pembangunan daerah lewat kapasitas masing-masing sebagai individu dan organisasi secara keseluruhan (humas.sumutprov.go.id).

Aek Sijorni
Aek Sijorni adalah tempat wisata alam berada di Kelurahan Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, sekitar 30 km dari kota Padang Sidempuan. Aek Sijorni berupa air terjun bertingkat dengan air yang selalu jernih karena aliran sungai yang melewati batu cadas tidak mengandung lumpur, sesuai dengan namanya Aek Sijorni artinya air yang jernih (wikipedia).

Aek Sijorni

Fasilitas yang tersedia di sekitar objek wisata ini adalah area parkir, musholla, toilet, kamar ganti dan warung yang menjajakan aneka sajian khas serta pondok-pondok kecil untuk beristirahat. Tiket masuk ke Aek Sijorni sebesar Rp. 15.000,- dan parkir kenderaan roda dua Rp. 5.000,-/mobil Rp. 10.000,- (traveling.yuk.com).


PBL menunggu masuk ke Aek Sijorni

Jembatan Gantung
Perhimpunan Boru Lubis ikut serta dalam rangkaian acara Gubernur Sumut, kami disambut oleh Pemda setempat. Sambil menunggu rombongan Gubernur tiba di tempat, kami berteduh di pondok dan secara bergantian dibonceng naik sepeda motor melewati jembatan gantung sepanjang 300 meter memasuki tempat wisata Aek Sijorni.

PBL di jembatan gantung

Pondok-Pondok
Tiba di tempat, aku, adikku Rina dan Elly menyempatkan bakodak di pintu masuk yang bertuliskan Aek Sijorni sebagai 'barbuk' sudah sampai di sini. Begitu Ibu Nawal Lubis tiba, kami berbaur dengan rombongan dan mengaso di pondok-pondok yang sudah dipersiapkan, lengkap dengan sajian makanan ringan khas Tapsel, antara lain:  dodol, keripik pedas, kue-kue dan salak Sidempuan juga minuman kelapa muda segar.

Aku, Rina n Elly di pintu masuk

Kecerian PBL di Aek Sijorni

Aku n Bu Nawal Lubis di pondok

Siang hari yang cerah tak terasa panas karena semilir angin sepoi-sepoi dari pohon-pohon kelapa di sekeliling area wisata ini. Aku bersama beberapa teman berkeliling menikmati pemandangan indah karunia Ilahi di bumi Madina dan so pasti bakodak bolak-balik, juga merekam video biar lebih sah kushare di youtube (youtube faridayuliani.fy. Aek Sijorni, w/Perhimpunan Boru Lubis, 21.2.2020).

Kami berkeliling menikmati area Aek Sijorni




Makan Siang
Kami menikmati makan siang bersama rombongan Gubernur Sumut. Dari beberapa menu yang disajikan tersedia makanan khas Mandailing daun ubi tumbuk, sambal tuk tuk dan gulai ikan sale yang tetap kusantap walaupun sudah menjadi menu sehari-hari di rumah, hehehe....dasar lidah Mandailing ya. 

Nikmatnya daun ubi tumbuk


Mandi di Aek Sijorni
Begitu selesai santap siang bersama rombongan Gubernur, Ibu Nawal Lubis mengajak kami untuk mandi-mandi di Aek Sijorni dan beberapa bidadari PBL yang ikut mandi memakai pakaian mandi yang sopan yaitu legging dan daster disesuaikan dengan kondisi di kampung. Aku cukup puas menikmati deru Aek Sijorni dan sekelilingnya yang kurekam videonya (youtube faridayuliani.fy Aek Sijorni w/Perhimpunan Boru Lubis, 21.02.2020 (3).


Gaya para bidadari PBL mandi di Aek Sijorni





Selesai mandi-mandi dan shalat zuhur di musholla yang bersih, kami bersiap-siap berangkat ke Ulu Pungkut. Sewaktu menunggu teman-teman yang lain kumpul di mobil, kami mendapat kesempatan bakodak dengan Gubernur yang usai berkeliling di area Aek Sijorni dan jalan kaki bersama rombongannya menuju mobil yang sudah tersedia.

Gubsu n rombongan berkeliling di Aek Sijorni

Kesempatan bakodak dengan Gubsu


Bagas Godang Maslin Batubara, Ulu Pungkut
H. Maslin Batubara adalah tokoh masyarakat dan pengusaha dari Mandailing Natal yang cinta akan kampung halaman dengan menjalin silaturahmi bersama raja-raja Mandailing dalam suatu ikatan kelompok yang hidup saling berdampingan yaitu mora, kahanggi, anak boru sebagai kekuatan yang tidak terpisahkan dari dalihan natolu (madinapos.com).

Bpk. H. Maslin Batubara memakai batik


Acara di Bagas Godang Maslin Batubara
Menjelang maghrib kami tiba di Ulu Pungkut, Bapak H. Maslin Batubara berdiri di teras bagas godang menyambut Gubernur dan kami semua. Terdengar adzan Maghrib dan Revita Lubis (menantu Bpk. Maslin Batubara) menyilakan kami untuk shalat di rumah atau shalat berjemaah di masjid yang terletak pas di sebelah bagas godang. 

Ketika jalan kaki ke masjid, koq tiba-tiba aku merasa pernah berada di tempat ini, hal seperti ini sering kulihat dalam mimpi. Ini mungkin yang dikatakan "Deja vu" ya,  dari bahasa Perancis, Deja: pernah, vu: dilihat, jadi Deja vu: pernah dilihat. Keesokan harinya kurekam video keberadaan masjid ini (youtube faridayuliani.fy Bagas Godang H.Maslin Batubara, Ulu Pungkut, 21.2.2020).


Tiba di Bagas Godang H. Maslin Batubara





Makan Malam dan Pesta Durian
Selesai shalat kami berkumpul di ruang tamu dan lesehan menikmati makan malam bersama, Alhamdulillah baru kali ini aku menikmati gulai pisang campur daging (makanan khas Mandailing kalau ada pesta perkawinan) dan ternyata sedaappp.....


Borlub pesta durian bersama Gubsu

Duduk sebentar, lanjut pesta durian yang memang sudah dipersiapkan. Serunya omak-omak borlub menyantap durian, sampai Bpk. Edy Rahmayadi tersenyum melihatnya.


Borlub pesta durian

Usai pesta durian, Revita Lubis membagi kami PBL yang berjumlah 30 orang untuk lapak tidur, Aku dan teman-temanku berjumlah 10 orang tidur di bagas godang Basyrah Lubis dan 20 orang di Bagas Godang H. Maslin Batubara.
Aku di depan Bagas Godang
 H. Maslin Batubara

Namun demikian keesokan harinya kami sarapan pagi bersama dengan menu lengkap nasi goreng dan nasi putih, juga santapan ringan istimewa lemang dan serikaya durian, Masya Allah sedaappnya. Setelah itu foto bersama untuk acara selanjutnya.

Menikmati sarapan pagi

Foto bersama


Bagas Godang H. Basyrah Lubis
Basyrah Lubis (lahir di Huta Godang, Ulu Pungkut, Mandailing Natal) adalah Walikota Medan pada tahun 1961—1964. Ia aktif di dunia pendidikan pada masa itu dan pergerakan nasional dengan perjuangan di Sumatera Barat. Sebelumnya Lubis adalah Bupati Militer di Pasaman, Sumatera Barat. Ia adalah adik dari Raja Jundjungan Lubis yang pernah menjadi Gubernur Sumatera Utara pada periode 1960 (wikipedia).

Bagas Godang Basyrah Lubis

Hanya lima menit kami sudah sampai di bagas godang H. Basyrah Lubis dan disambut oleh seorang ibu yang ramah dan putranya. Tersedia tiga kamar tidur dan aku bersama lima orang teman memilih tidur di ruang tamu yang sejuk tanpa perlu AC, malahan kami harus pakai selimut tebal karena udara kampung yang dingin bertiup dari celah-celah jeruji jendela.
Aku n Kak Erna

Melihat ada figura besar di ruang tamu dan foto yang kukenal, kami martarombo dengan ibu yang punya rumah dan ternyata ia adalah menantu dari Basyrah Lubis (isteri dari Alm. Prof. Dr. Rizal Basyrah Lubis, Sp.Tht) dan aku memanggilnya kakak karena ibu mertuanya adalah famili dekat suamiku dan Basyrah Lubis juga masih ada hubungan famili dengan papa.
Figura besar foto yang kukenal

Aku n Rina n penghargaan Basyrah Lubis

Subuh kami shalat berjemaah dan biar afdol pakai mukena bakodak di teras, walaupun backlight karena cuaca masih gelap. Udara dingin membuat perut lapar, teh hangat dan kue-kue yang disediakan di meja makan kami santap bersama sambil bercengkerama sesama borlub dengan Kak Erna.



Pakai mukena bakodak subuh

Bagas godang Basyrah Lubis terawat bersih karena Kak Erna dan anak-anaknya yang menetap di Jakarta selalu berlibur ke kampung, juga tetap ada yang menjaga dan membersihkannya sekali seminggu. Seperti biasa aku merekam videonya (youtube faridayuliani.fy, Bagas Godang Basyrah Lubis, Huta Godang, Ulu Pungkut).


Sesuai jadwal pukul 7.30 WIB kami sudah siap dengan pakaian olahraga dan berbaur dengan rombongan Gubernur jalan pagi sekitar Ulu Pungkut. Sewaktu akan balik ke bagas godang, kami berhenti di depan yang juga ada bagas godang dan ternyata bagas godang Raja Junjungan Lubis tapi kelihatannya tidak terawat. Menurut cerita akan dijadikan museum.
Jalan pagi di Ulu Pungkut

Semangatnya Pak Edy n Ibu Nawal Lubis
 jalan pagi

Bagas Godang Raja Junjungan Lubis
Raja Junjungan Lubis adalah Gubernur Sumut yang keenam, lahir di Desa Huta Godang Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Miris melihat bagas godang beratap ijuk yang tidak terawat dan kondisinya sudah lapuk/reot, sehingga dikhawatirkan jika tidak ditangani dengan cepat akan rubuh.

Bagas Godang Raja Junjungan Lubis
kubidik dari jauh

Menurut Onggara Ketua KNPI Madina, cucu keempat Raja Junjungan rumah Ini sudah dua kali tertimpa musibah kebakaran sehingga hilang sebagian motif keasliannya dan pada tahun 1922 dibangun kembali namun setelah itu tidak pernah diperbaiki lagi hingga sekarang kondisinya menyedihkan (madinapos.com).

Aku ikut sedih ketika mengambil foto ini


Meskipun Bagas Godang Rajajunjungan Lubis tidak terawat, tetapi masih tersisa  nilai-nilai artistiknya dan sebagai barbuk kami duduk di tangga bagas godang yang ternyata masih kuat menampung bobot kami si borlub yang euphoria kalau mau bakodak.


Borlub euphoria bakodak

Aku, Rina dan Elly bergaya di setiap bagas godang yang terdiri dari tiga bangunan terpisah dalam satu halaman luas. Di salah satu bangunan ini papa juga pernah berfoto bersama adik Raja Junjungan Lubis dan ompung kami Amir Chan Lubis pernah menjadi guru di Huta Godang, Ulu Pungkut.



Kami di tiga bangunan
Bagas Godang Raja Junjungan Lubis




Flashback to my wedding day
Sewaktu bakodak di Bagas Godang Raja Junjungan, ingatanku melayang ke 38 tahun yang silam ketika Ompung Raja Junjungan hadir, mangupa-upa dan manortor dalam acara pesta adat perkawinanku dengan Muhammad Arif Hakim Nasution. Dari kami enam bersaudara, empat perempuan dan dua laki-laki, aku anak nomor dua yang pertama menikah dan papa yang cinta akan adat istiadat budaya leluhur, berupaya mengadakan pesta perkawinanku dengan adat Mandailing.

Pernikahanku 38 tahun yang lalu

 Raja Junjungan Lubis manortor

Raja Junjungan Lubis didampingi papa
mengupa-upa n memberi nasihat


Baksos di Ulu Pungkut
Perhimpunan Boru Lubis ikut serta dalam kegiatan  Gubernur Sumut, Bapak Edy Rahmayadi mengunjungi acara Bakti Sosial dan Pengobatan Gratis yang dilaksanakan di Halaman UPT Puskesmas, Kelurahan Huta Godang, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Madina. Hal ini dilakukan untuk memastikan pelayanan kesehatan sampai ke pelosok desa.


Baksos di Ulu Pungkut


SMKN 1 Ulu Pungkut
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, meresmikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Ulu Pungkut di Desa Huta Padang, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sabtu (22/02/2020).

SMKN 1 Ulu Pungkut itu diharapkannya dapat menjadi sekolah unggulan yang diisi guru-guru dan siswa terbaik di Sumut. Untuk mendukung itu, Gubernur juga ingin membangun rumah dinas para guru (medanbisnis.daily.com).







PBL pada acara Peresmian SMKN 1
bersama Gubsu dan Ibu Nawal Lubis

Kami Perhimpunan Boru Lubis mengikuti rangkaian acara yang dimulai dengan sambutan tor-tor Mandailing, disusul pidato resmi Gubernur Sumut, Bpk. Edy Rahmayadi, kemudian Bapak H. Maslin Batubara selaku tokoh masyarakat dan lanjut makan siang bersama.

Tor-tor Mandailing


Pidato resmi Gubsu, Edy Rahmayadi


Makan siang bersama di SMKN 1 Ulu Pungkut


Ponpes Musthafawiyah, Purba Baru
Pondok Pesantren Musthafawiyah terletak di Purba Baru, Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Ponpes Musthafawiyah adalah salah satu ponpes tertua di Sumut yang berusia sekitar satu abad yang telah banyak mencetak ulama di Indonesia (wikipedia).
Lagu persembahan dari beberapa santri

Kedatangan Gubernur dan rombongan pada hari Sabtu, 22.2.2020 disambut ribuan santri dan lantunan salawat Nabi di halaman pondok pesantren. Ada lima hal yang disampaikan Bapak Gubernur, yaitu: 1. Rajin berdoa, 2. Punya cita-cita, 3. Harus memiliki kasih sayang, 4. Memiliki usaha yang tak pernah kenal lelah, 5. Memiliki semangat untuk mencoba hal-hal baru.


Disambut ribuan santri 


Guna meningkatkan semangat belajar para santri, Bapak Edy menjanjikan akan memberangkatkan umroh bagi para santri yang berprestasi yaitu: juara satu, dua dan tiga umum (sumutprov.go.id).

Pidato Gubsu memotivasi para santri

Pada kesempatan ini Ibu Nawal Lubis selaku Ketua TP PKK Sumut sekaligus Pembina PBL bersama Wakil Ketua PBL Revita Lubis menyerahkan sumbangan berupa sarung untuk shalat kepada para santri. “Tahun ini PBL berusia dua tahun dan terbentuk sebagai wujud kepedulian terhadap pelestarian nilai-nilai dan kebudayaan Mandailing, juga sebagai wadah untuk bersilaturahmi dan bergerak dalam hal-hal positif dan bermanfaat,” ujar Revita Lubis (pewarta.co>News>Sumut).

Ibu Nawal n Revita Lubis bersama PBL



Harun Mustafa Nasution
Harun Mustafa Nasution merupakan cucu pendiri Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Syeikh Musthafa Husein Al-Mandili, seorang Ulama terkemuka di Sumatera Utara yang meninggalkan karya bangunan keislaman monumental Madrasah di Purba Baru Mandailing Tapanuli Selatan. Saat ini nama Syekh Musthafa Husein diabadikan pada salah satu gedung utama di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan yang berembrio dari Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara (wikipedia.org).

PBL di rumah Harun Nasution

Perhimpunan Boru Lubis ikut bersilaturahmi bersama Gubernur Sumut dan rombongan ke rumah Harun Mustafa Nasution di Panyabungan. Kami rehat sekelak dan menikmati hidangan istimewa toge Panyabungan dan lemang durian.


PBL bersama Gubsu bersilaturahmi ke rumah Harun

Aku n Devi istri Harun

Setelah bakodak bersama, selesai rangkaian acara Gubernur Sumut, kemudian Perhimpunan Boru Lubis berpisah dengan Gubernur Sumut dan Ibu Nawal Lubis yang berangkat ke Padang Sidempuan untuk keesokan harinya kembali ke Medan via bandara Aek Godang.

Begitulah kisah Perhimpunan Boru Lubis (PBL) ‘Mulak tu Huta’ bersama Gubernur Sumut, Bpk. Edy Rahmayadi dan rombongannya. In Syaa Allah kisah ini dapat menginspirasi para sanak saudara dan teman-teman di perantauan tertarik pulang kampung untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat dan aku ikut berkontribusi sesuai kemampuanku dalam membangun kampung halaman melalui blog yang kubuat ini.

Hal ini sejalan dengan salah satu quote: “Apapun yang anda lakukan dengan baik, memberikan kontribusi untuk kebahagiaan” (Bertrand Russell).



Ingin tahu acara selanjutnya yang dilakukan Perhimpunan Boru Lubis? Sabar ya... menyusul kisah PBL- kedua.






















6 komentar:

  1. Alhamdulillah bisa mulak tu huta bersama Perhimpunan Boru Lubis n Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi n Bu Nawal Lubis selaku Pembina PBL

    BalasHapus
  2. Wuaaaa serunyaaa serasaserasa ikut dalam rombongan

    BalasHapus
  3. Songon natagian kehe dohot Gubsu Pak Edy Rahmayadi olo borlub1

    BalasHapus