Kita manusia sebagai mahluk yang
paling mulia di muka bumi, sekaligus hamba Allah yang dhoif, tidak luput dari ujian
dan cobaan dalam hidup. Ada kalanya berupa
kelapangan dan kenikmatan, namun terkadang juga berupa sehat maupun kondisi
sakit, bisa berupa kekayaan maupun kemiskinan.
Demikian juga yang terjadi
pada mama ditimpa penyakit ketika kami berada di Mesir dalam rangkaian ibadah
umrah plus tour ke Jordan, Mesir dan
Masjid Al-Aqsha. Aku berbaik sangka pada Allah bahwa ini merupakan ujian. Ingin
tahu kenapa aku mengatakan ujian ketika menjelajah Mesir?
Yok guys ikuti kisah perjalanan
kami selama 3 hari di Mesir, sebagai lanjutan kisahku sebelumnya di Jordan (Blogger Farida Yuliani Lubis, Jordan Membangkitkan Ingatanku di Usia Paruh
Baya).
Queen
Alia International Airport (QAIA), Amman
QAIA, Amman merupakan airport transit keberangkatan kami menuju Cairo, Jeddah dan Masjid Al-Aqsha dengan pesawat Royal Jordan. Sambil menunggu keberangkatan ke Cairo, kami rehat sejenak di QAIA, Amman.
QAIA, Amman merupakan airport transit keberangkatan kami menuju Cairo, Jeddah dan Masjid Al-Aqsha dengan pesawat Royal Jordan. Sambil menunggu keberangkatan ke Cairo, kami rehat sejenak di QAIA, Amman.
![]() |
Kami rehat sejenak di QAIA, Amman |
![]() |
Nina, mama n besannya |
Mesir (Eqypt)
Mesir
adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian
timur laut, digolongkan sebagai negara maju di Afrika dan Cairo merupakan ibukotanya. Mesir negara pertama di dunia yang mengakui
Kedaulatan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Mayoritas
penduduk negara Mesir menganut agama Islam sementara sisanya menganut agama
Kristen Koptik. Peradaban Islam di Mesir sudah berjalan lebih dari 14 abad
lamanya. Nama julukan negara Mesir adalah Negeri Piramida, Negeri Seribu Menara,
Negeri para Ulama, dan Ummu Dunya atau
ibunya dunia (wikipedia.org).
![]() |
Mesir (Eqypt) (foto wikipedia.org) |
Cairo
International Airport
Pesawat
dari Amman menuju Cairo ditempuh
sekitar 1 jam 30 menit. Tiba di Cairo
International Airport, penyakit hipertensi (darah tinggi) mama yang kambuh
sejak di Kuala Lumpur bertambah parah karena mama tidak bisa jalan lagi
sehingga harus memakai kursi roda. Dari airport
kami naik bus pariwisata menuju hotel. Ya Allah ujian dimulai.
![]() |
Cairo International Airport (foto alamy.com) |
Hotel
Sofitel, Cairo
Hotel
yang nyaman ini letaknya strategis untuk menikmati Sungai Nil. Dalam perjalanan
menuju hotel, kami singgah di salah satu toko untuk membeli kursi roda mama sesuai
saran dari Bpk. Marzuki ketua rombongan dari PT. Gelora Indah Lestari Tours
& Travel guna mempermudah perjalanan kami selanjutnya.
Mama
tetap semangat meskipun harus memakai kursi roda, ketika turun dari bus kami
bergaya di bawah plank nama Hotel Sofitel, juga latar belakang yang
kelihatan pohon kurma yang tumbuh di seberang hotel.
![]() |
Mama tetap semangat |
![]() |
Pohon kurma di seberang Hotel Sofitel |
Sungai Nil
Sungai
Nil mengalir sepanjang 6.650 km dan merupakan sungai yang terpanjang di dunia,
melewati negara-negara: Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda,
Burundi, Sudan Selatan dan tentu saja Mesir.
Sungai Nil identik dengan Mesir
yang mempunyai peranan sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah
bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu.
Sebagai hasil sedimentasi di sepanjang
daerah aliran sungainya menghasilkan tanah yang sangat subur sehingga penduduk
Mesir mengembangkan pertanian dan peradaban sejak ribuan tahun yang lalu (wikipedia.org).
![]() |
Sungai Nil (foto phinemo.com) |
Setelah
check-in hotel, Pak Marzuki memanggil
dokter untuk memeriksa kesehatan mama. Sambil menunggu dokter datang, kami
bakodak di teras hotel yang view-nya menghadap ke Sungai Nil. Alhamdulillah
lupa sejenak mama dengan penyakitnya, tersungging senyumnya menikmati indahnya
Sungai Nil.
![]() |
Aku dan Nina, di teras Hotel Sofitel view Sungai Nil |
![]() |
Senyum mama bersama Nina (menantu) |
![]() |
Mama dan besan (mama Nina) |
City tour dan Penyakit mama
Aku
dan mama harus berkorban dan sabar tidak ikut city tour di sekitar hotel dengan rombongan karena kami harus menunggu
dokter yang akan memeriksa penyakit mama. Ketika dokter selesai memeriksa mama,
dia menyarankan agar membawa mama ke rumah sakit untuk dirawat inap karena
mengalami ‘stroke ringan’.
Masih
terbayang dalam ingatanku saat itu aku merasakan kepalaku seperti mau pecah,
jantungku berdebar dan tanganku keringat dingin menghadapi situasi yang
membuatku cemas harus mengambil keputusan sendirian di negara orang.
Sambil
berdoa dalam hati, akhirnya aku bertanya pada Dr. M. Habib sesuai yang tertulis
di name tag, apakah dia muslim dan
ternyata bukan muslim tetapi Kristen Koptik. Lalu aku berkata dengan wajah
memelas: “ Jika kamu minta aku membawa
ibuku ke rumah sakit untuk dirawat, bukan hanya ibuku yang sakit tetapi aku
juga akan sakit karena harus terpisah dari rombongan. Kami sudah lama menabung
untuk berjalan-jalan ke negaramu, tetapi sekarang ibuku sakit seperti ini,
tolong... bantu dan berdoa untuk kami dokter”.
![]() |
Dr. M. Habib sedang memeriksa mama ketika akan meninggalkan Mesir |
Mungkin
Dr. M. Habib kasihan memandang ekspresi wajahku yang sudah pasti ketakutan,
kemudian memeriksa mama sekali lagi dengan teliti mulai dari kepala sampai
ujung kaki. Lalu dokter menuliskan resep obat dan berkata: “Beli obat untuk ibumu dan makan sesuai
resep, setelah itu kau bisa bawa ibumu kemana saja menikmati negaraku di Mesir”.
Alhamdulillah
serasa tak percaya, keputusan dokter bisa berubah dalam hitungan menit dan mama
tidak jadi dirawat di rumah sakit. Ini
tentu merupakan nikmat bagiku dan mama, apalagi Dr. M. Habib berbaik
hati datang ke hotel sewaktu kami akan meninggalkan Mesir untuk memeriksa
kesehatan mama dan momen ini kuabadikan sebagai kenang-kenangan yang berharga.
![]() |
Dr. M. Habib yang baik hati |
Breakfast di Hotel Sofitel
Keesokan
harinya bangun pagi, aku mempersiapkan mama mulai mandi dan berpakaian. Setelah
itu kami menuju restoran hotel untuk breakfast.
Begitulah untuk seterusnya kami selalu sudah siap sebelum jadwal waktu yang
ditentukan oleh ketua rombongan.
Melihat
aku mendorong mama pakai kursi roda, pelayan restoran langsung menyediakan
tempat. Tak lama setelah itu baru muncul Nina dan ibunya, Bibie, Kak Ega. Kami
duduk bersama menikmati sarapan pagi.
![]() |
Breakfast di Hotel Sofitel |
Ketika
selesai sarapan, kami minta izin pada pelayan restoran agar bisa membawa aneka
roti yang lezat untuk bekal kami tour
seharian penuh. Lagi-lagi kami mendapat nikmat, pelayan restoran menyiapkannya
dalam kotak besar dan memberikannya kepadaku. Sebagai ungkapan rasa terima kasih
kepada Muhammad pelayan restoran yang baik hati, kami bakodak bersama.
![]() |
Bersama Muhammad pelayan restoran |
Al-Kusin Kuburan Kuno di
tengah kota
Ketika
ke luar dari hotel, di tengah kota kami melihat seperti rumah hunian berbagai
ukuran yang letaknya rapat satu sama lain dan ada juga menara seperti masjid.
Ternyata menurut keterangan Syahroni (tour
guide) mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Mesir, itu bukan
rumah atau masjid, tetapi kuburan kuno Mesir yang sudah ada sejak tahun 10
Masehi, bernama Al Kusin. Uniknya lagi kuburan itu, sering dijadikan tempat
berteduh oleh warga dikala cuaca terik siang hari juga musafir.
![]() |
Kuburan kuno Mesir, Al Kusin (foto beritajatim.com) |
![]() |
Kuburan Al Kusin di tengah kota (foto beritajatim.com) |
Museum Firaun di Tahrir Square
Didirikan
pada 1835, museum ini berpindah tempat beberapa kali hingga sekarang berlokasi
di dekat Tahrir Square, jantung kota
Kairo.
Bangunan museum terdiri dari dua lantai, yaitu lantai pertama terdapat
koleksi papirus dan koin yang digunakan dalam dunia kuno, juga artefak berupa
patung, meja, dan peti mati (sarkofagus).
Koleksi terpenting dalam museum di lantai dua adalah mumi Firaun yang dipajang
di ruang khusus. Pengunjung harus membayar 8 dollar AS untuk masuk ke sini dan
sama sekali dilarang memotret (bisniswisata.com).
![]() |
Museum Firaun, Tahrir Square (foto kompasiana.com) |
![]() |
Lantai satu Museum Firaun (foto kompasiana.com) |
Begitu
turun dari bus, Syahroni menganjurkan agar kami berfoto di depan museum Firaun
karena pintu masuk dan ke luar tidak sama. Kami juga diingatkan tidak boleh
memotret di dalam museum.
![]() |
Aku dan Nina di depan Museum Firaun |
![]() |
Foto bersama di depan Museum Firaun |
Mama
harus bersabar menunggu di dalam bus karena tidak mungkin mendorongnya dengan
kursi roda mengingat situasi bangunan museum dua lantai dan harus naik turun
tangga. Aku mengambil foto mama di dalam bus sebelum masuk ke dalam museum.
Lantai
dua adalah primadona, terdapat artefak peninggalan Raja dan Ratu Mesir kuno
seperti: perhiasan, kendaraan dan peti tempat menyimpan mumi (Taboot).
Ada 3 ruang mumi yaitu: ruang
pertama di tempatkan untuk Raja-raja Mesir, di sini terdapat 11 mumi para Raja
Mesir, antara lain: Raja Sankhenra Taa II dan Merinbtah anak no 13 dari Ramses
II.
Kondisi mumi umumnya ditutup dengan kain berwarna putih, kulit yang
terlihat coklat kehitaman dan ditempatkan di dalam peti kaca (kompasiana.com).
![]() |
Peti mati tempat menyimpan mumi (foto kompasiana.com) |
![]() |
Mumi dibalut kain putih (foto kompasiana.com) |
Ruangan
mumi Ramses II sangat dingin dan usia mumi Ramses II adalah lebih dari 3.000
tahun lamanya. Tangan dari Firaun Ramses II tidak bisa didekapkan. Inilah tanda
kebesaran Allah tentang kisah Nabi Musa AS membelah Laut Merah dan Firaun
tenggelam. Langka pada tahun 2015 bisa memotret jasad Ramses II, walaupun dari
jauh dan dilarang menggunakan lampu flash
(kompasiana.com).
![]() |
Tangan mumi Firaun tidak bisa didekap (foto kompasiana.com) |
Masih
jelas dalam ingatanku ketika berada di ruangan mumi Ramses II, memang betul
sangat dingin. Lama kami mengamati mumi Ramses II (Firaun) yang ada kisahnya
dalam Al-Qur’an (QS 20,Taha ayat 77-78).
Kami berkomentar berbisik-bisik
karena dilarang bersuara di dalam ruangan ini. Aku membayangkan Firaun tenggelam di Laut Merah, sekarang ada di depan mataku sebagai bukti kebesaran Allah SWT.
![]() |
Mumi Firaun, bukti kebesaran Allah SWT (foto kompasiana) |
Makam Imam Asy-Syafi’i
Imam
Asy-Syafi'i adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab
Syafi'i. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat dari Rasulullah SAW, ia termasuk
dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari Al-Muththalib, saudara dari Hasyim,
yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW.
![]() |
Makam Imam Asy-Syafi'i (foto republika.co.id) |
Saat
usia 13 tahun, Imam Syafi'i dikirim ibunya pergi ke Madinah untuk berguru
kepada ulama besar saat itu, yang bernama Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia
pergi ke Irak dan berguru pada murid-murid Imam Hanafi di sana (wikipedia.org).
![]() |
Kami di depan makam Imam Syafi'i |
Piramida (Pyramid)
Piramida Mesir adalah satu-satunya keajaiban dunia yang mendapat predikat honorary dari UNESCO, karena piramida Mesir merupakan bangunan tertua dan terbesar di dunia yang hingga kini masih bertahan (idntimes.com).
Piramida Mesir adalah satu-satunya keajaiban dunia yang mendapat predikat honorary dari UNESCO, karena piramida Mesir merupakan bangunan tertua dan terbesar di dunia yang hingga kini masih bertahan (idntimes.com).
Piramida Giza
Piramida Giza atau piramida agung yang terbentang di hamparan padang pasir kawasan Giza bersuhu lebih dari 35 derajat Celcius itu terdiri atas 3 piramida besar plus satu buah Sphinx. Ketiga piramida itu adalah Khufu (Cheops), Khafre (Chephren) dan Menkaure (Mycerinus) ditambah tiga piramida kecil. Piramida digunakan sebagai makam raja-raja Mesir Kuno yang dikenal dengan nama Firaun (wikipedia.org).
Piramida Giza atau piramida agung yang terbentang di hamparan padang pasir kawasan Giza bersuhu lebih dari 35 derajat Celcius itu terdiri atas 3 piramida besar plus satu buah Sphinx. Ketiga piramida itu adalah Khufu (Cheops), Khafre (Chephren) dan Menkaure (Mycerinus) ditambah tiga piramida kecil. Piramida digunakan sebagai makam raja-raja Mesir Kuno yang dikenal dengan nama Firaun (wikipedia.org).
![]() |
Piramida Giza (foto wikipedia.org) |
Bus
pariwisata membawa kami berkeliling di kawasan Giza untuk melihat keajaiban
dunia di Mesir yang dijuluki Negeri Piramida. Cuaca panas terik, mama gak turun
dari bus dan ditemani Saddiq (driver)
yang baik hati.
![]() |
Mama dan Saddiq (driver) yg baik hati |
Aku
bersama rombongan lainnya turun dan bergantian bakodak sendiri-sendiri, juga
ramai-ramai di depan tiga piramida Cheops,
Chephren dan Menkaure merasakan
teriknya matahari di hamparan padang pasir.
![]() |
Aku di depan tiga piramida (Cheops, Chephren n Menkaure) |
![]() |
Bakodak ramai-ramai di depan piramida |
Syahroni
menunjuk bulatan seperti lubang di dinding piramida dan menerangkan bahwa itu
adalah adalah pintu masuk ke dalam piramida. Aku dan Bibie bakodak di depannya.
![]() |
Bulatan di dinding pintu masuk ke dalam piramida |
Bangunan Piramida
Bangunan
piramida menggunakan batu kapur dan batu
granit yang disusun dari blok-blok batu dengan ukuran dan berat yang
berbeda-beda. Setiap blok batu beratnya berkisar antara 2–30 ton, bahkan ada
yang beratnya mencapai 50 ton. Jumlah blok batu yang digunakan untuk mendirikan
Piramida Giza, totalnya sekitar 2.300.000 blok batu (m.dream.co.id).
Masya Allah aku kagum melihat bangunan piramida dari susunan batu yang
menjulang tinggi dibangun sekitar 4.500 tahun lalu dan masih berdiri kokoh
sampai saat ini. Sengaja kubidik sebagai ‘barbuk’ susunan batu-batu piramida.
Sewaktu berlayar di atas Sungai Nil, aku membayangkan kisah Nabi Musa AS yang dihanyutkan ibunya ke Sungai Nil untuk menyelamatkannya dari Firaun yang memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki Bani Israil, kemudian dipungut oleh istri Firaun. Penjelasannya dapat kita baca dalam Al-Qur’an (QS 28, Al-Qasas ayat 7-13).
![]() |
Susunan batu-batu piramida |
Sphinx
Sphinx
adalah salah satu 'landmark' utama
Mesir yang berasal dari peradaban kuno. Sebuah patung besar berbentuk kepala
manusia dan berbadan singa yang terdapat di Mesir, di daerah Dataran Giza, tepi
barat Sungai Nil, dekat Cairo.
Patung ini adalah satu dari beberapa patung terbesar di dunia yang terbuat dari satu batu
utuh, tinggi 3 meter dan panjang 20 meter. Melambangkan watak gagah laksana
singa dan kepribadian lembut laksana manusia (wikipedia.org).
![]() |
Sphinx patung besar berbentuk kepala manusia dan berbadan singa (foto wikipedia.org) |
Terik
matahari yang begitu menyengat terasa di kepala meskipun sudah memakai jilbab
dan topi. Namun demikian kami tetap semangat bergaya mengabadikan bangunan bersejarah
peninggalan Mesir Kuno.
![]() |
Semangat bergaya di depan Sphinx |
![]() |
Aku dan Nina merasakan terik matahari |
Toko Parfum Kerabat Dodi Al-Fayed
Dari
bangunan piramida, kami berkunjung ke
toko parfum yang terkenal di kawasan Giza. Menurut keterangan Syahroni,
pemiliknya adalah kerabat Alm. Dodi Al-Fayed yang meninggal dunia karena
tabrakan lalu-lintas bersama Lady Diana, 31 Agustus 1997.
![]() |
Kami dan pemilik Toko Parfum kerabat Dodi Al-Fayed |
Mama
juga ikut mengunjungi toko parfum berkat Saddiq yang baik hati mengajak Syahroni
dan ditambah satu orang lagi mengangkat mama dengan kursi rodanya ke lantai dua
melalui tangga.
![]() |
Mama diangkat ke lantai dua Toko Parfum |
Aku
hanya melihat-lihat saja karena harga parfumnya aduhai mahal. Beberapa temanku
ada yang membeli dan Alhamdulillah aku bahagia mendapat botol parfum yang unik
sebagai hadiah dan masih kusimpan sampai sekarang sebagai kenang-kenangan.
![]() |
Botol parfum yang unik |
Toko Papirus di Mesir
Papirus
(Papyrus) adalah sejenis tanaman air
yang dikenal sebagai bahan untuk membuat kertas pada zaman kuno. Tanaman ini
umumnya dijumpai di tepi dan lembah Sungai Nil.
Sejak 3500 SM, bangsa Mesir Kuno sudah memanfaatkan papirus. Mereka pada
saat itu membuat kertas dari kulit-kulit tipis atau kulit-kulit halus papirus,
sebelum ditemukan kertas seperti yang kita kenal dan dipergunakan sekarang (wikipedia.org).
![]() |
Lukisan dinding dari kertas papirus (foto wikipedia.org) |
Kami
mengunjungi sebuah toko yang menjual lukisan dari kertas papirus dan melihat cara
pembuatannya langsung di toko tersebut. Beraneka ragam jenis ukuran lukisan
dinding yang dijual, mulai dari yang kecil hingga yang besar.
Seingatku semua
kami tertarik membeli lukisan dinding dari kertas papirus dan beberapa cendera
mata khas Mesir sesuai ‘kocek’ masing-masing.
![]() |
Miniatur piramida, cendera mata khas Mesir |
Makan malam di atas Cruise, Sungai Nil
Alhamdulillah
momen ini paling berkesan karena menikmati makan malam di atas kapal pesiar (cruise) berlayar di Sungai Nil selama 2 jam. Sambil menikmati makan malam
kami dihibur dengan atraksi tarian perut wanita yang berpakaian minim dan
penari pria berpakaian lengkap dengan topi lebar warna-warni.
![]() |
Cruise, di Sungai Nil (foto eqyptio.com) |
![]() |
Penari pria dengan topi lebar warna-warni |
Mama
juga diangkat ke atas kapal dengan kursi rodanya. Meskipun wajah mama terlihat
agak lelah dan memerah karena penyakitnya, tapi kulihat mama menikmati makan
malam dan tarian yang memukau.
![]() |
Makan malam di atas cruise berlayar 2 jam di Sungai Nil |
![]() |
Aku dan mama menikmati makan malam di atas kapal pesiar, Sungai Nil |
Sewaktu berlayar di atas Sungai Nil, aku membayangkan kisah Nabi Musa AS yang dihanyutkan ibunya ke Sungai Nil untuk menyelamatkannya dari Firaun yang memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki Bani Israil, kemudian dipungut oleh istri Firaun. Penjelasannya dapat kita baca dalam Al-Qur’an (QS 28, Al-Qasas ayat 7-13).
![]() |
Sungai Nil (foto kabarislam.com) |
![]() |
Sungai Nil (foto phinemo.com) |
Masjid Al-Azhar, Cairo
Sebuah
masjid yang dibangun oleh Panglima Jauhar Assiqilli di Cairo antara tahun 359-361 Hijriyah atau 970-972 Masehi. Merupakan masjid
Islam yang paling terkenal sekaligus masjid kampus terbesar, memiliki lima
menara dengan bermacam-macam tipe dan tiga mimbar. Masjid ini dinamakan
Al-Azhar sebagai isyarat kepada Zahra, julukan Fatimah az-Zahra, putri
Rasulullah SAW (wikipedia.org).
![]() |
Masjid Al-Azhar, Cairo (foto wikipedia) |
Kami
turun dan Alhamdulillah sempat shalat di Masjid Al-Azhar, Cairo
yang bersejarah dalam dunia keilmuwan, lembaga pendidikan tinggi tertua di
dunia.
![]() |
Aku dan Nina di Masjid Al-Azhar, Cairo |
Ketika
dalam perjalanan dari Masjid Al-Azhar menuju Masjid Al-Husein, dari dalam bus
di jalan raya sempat kubidik menara Universitas Al-Azhar berwarna hijau. Begitu
juga Kantor Universitas Al-Azhar yang berhadapan dengan Masjid Al-Hussein.
![]() |
Menara Universitas Al-Azhar |
![]() |
Universitas Al-Azhar berhadapan dengan Masjid Al-Hussein |
Masjid Al-Hussein, Cairo
Di
dalam masjid yang dibangun tahun 1154 Masehi inilah terdapat makam cucu
Rasulullah SAW, Hussein bin Ali bin Abi Thalib. Letaknya sekitar 7,6 kilometer
dari Masjid Al-Azhar. Riwayat mengisahkan, makam ini hanya berisi kepala
Sayyidina Hussein, sementara jasadnya dimakamkan di Padang Karbala, tempat Sayyidina
Hussein gugur pada pertempuran Karbala, Irak (Surabaya.tribunnews.com).
![]() |
Masjid Al-Hussein (foto triadvisor) |
Kami
tidak masuk ke Masjid Al-Hussein, hanya kubidik fotonya dari luar. Begitu
juga mama hanya duduk di dalam bus karena cuaca panas terik.
![]() |
Masjid Al-Hussein kubidik dari luar |
![]() |
Aku dan mama di dalam bus di depan Masjid Al-Hussein |
Bazar Khan El-Khalili
Terletak
di Pusat Kota Cairo, di depan Masjid
Al-Hussein merupakan pusat belanja souvenir
khas Negeri Mesir. Nama pasar ini diambil dari nama pendirinya Emir Jaharks El-Khalili
(kompasiana.com).
![]() |
Bazar Khan El-Khalili (foto pinterest.com) |
Kami
hanya singgah sebentar membeli oleh-oleh di Bazar Khan El-Khalili karena
katanya belum sah kalau tidak belanja di pasar yang bersejarah di Mesir. Ada
juga kubidik suasana di luar pasar dari dalam bus.
![]() |
Pasar bersejarah di Mesir Bazar Khan El-Khalili |
Benteng Salahuddin
Al-Ayyubi
Dibangun
oleh panglima Salahuddin Al-Ayyubi pada tahun 1183 untuk membentengi kota Kairo
dari serangan-serangan luar, khususnya di masa Perang Salib.
Yusuf bin
Najmuddin al-Ayyubi adalah seorang
jenderal dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini) yang
dikenal dengan nama julukannya yaitu, Salahuddin Al-Ayyubi di dunia Muslim dan
Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan
pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib dan menang (wikipedia.org).
![]() |
Benteng Salahuddin Al-Ayyubi (foto majalah missi) |
Masya
Allah luasnya kawasan Benteng Salahuddin Al-Ayyubi, kami hanya berkeliling
naik bus melihat tembok benteng Salahuddin Al-Ayyubi bangunan bersejarah tersusun
dari bebatuan yang berdiri kokoh.
![]() |
Bangunan bersejarah Benteng Salahuddin Al-Ayyubi (foto kabarislam.com) |
Masjid Muhammad Ali Pasha
Adalah
salah satu masjid yang menjadi landmark
Ibukota Mesir. Lokasinya berada tepat di atas Benteng Salahuddin, membuat bangunan masjid
ini terlihat begitu megah. Masjid ini juga dikenal dengan sebutan
Masjid Alabaster karena dinding
masjid ini dilapisi alabaster yaitu batu jenis marmer.
![]() |
Masjid Muhammad Ali Pasha (foto bisniswisata.co) |
Muhammad
Ali Pasha pemimpin Mesir modern yang
memerintahkan pembangunan masjid ini di pengujung abad ke-19. Masjid Muhammad Ali Pasha mengadopsi
gaya Ottoman.
Bangunan masjid memiliki dua buah menara yang ramping dan runcing
yang mengapit sejumlah kubah kecil dan kubah utama. Tinggi kedua menara ini mencapai
82 meter dan bagian kubahnya dibuat megah, tinggi, mirip dengan Masjid Aya
Sofia di Istanbul, Turki (republika.co.id).
![]() |
Masjid Muhammad Ali Pasha (foto republika.com) |
Perjalanan
kami memang di musim panas, sehingga cuaca sangat terik sewaktu kami memasuki
Masjid Muhammad Ali Pasha, tetapi kami harus turun dan berjalan kaki jika ingin
memasuki Masjid Ali yang berada di dalam kawasan Benteng Salahuddin Al-Ayyubi.
Alhamdulillah
karena bijaknya Syahroni dan Bpk. Marzuki berdialog dengan penjaga pintu masuk bahwa ada mama
yang sedang sakit tidak bisa berjalan, maka kami mendapat kemudahan bisa parkir
di dekat masjid.
![]() |
Kami bersama Bpk. Marzuki di pelataran Masjid Muhammad Ali Pasha |
![]() |
Interior Masjid Muhammad Ali Pasha (foto republika.com) |
Masya
Allah begitu masuk ke dalam masjid aku kagum melihat masjid bersejarah dan
artistik diterangi lampu-lampu hias menambah keindahan masjid ini. Kami mencari
angle di beberapa tempat untuk
bakodak, juga di depan dinding yang terbuat dari marmer.
![]() |
Mama, aku dan Nina di dalam Masjid Muhammad Ali Pasha |
![]() |
Kami di depan dinding marmer Masjid Muhammad Ali Pasha |
Restoran Cina Muslim
Dalam
perjalanan ke Cairo International
Airport, kami singgah di Restoran Cina Muslim untuk makan siang. Aku lupa
bagaimana rasanya, tetapi yang paling kuingat ketika kami makan di beberapa
restoran selama di Mesir, syoorr kali menikmati jus buah asli tanpa pengawet dan pemanis,
teristimewa jus mangga, Masya Allah sedaaapp.....
![]() |
Aku dan mama menikmati makan siang di Restoran Cina Muslim |
![]() |
Mama dan Syahroni (tour guide) |
Begitulah
kisah perjalanan kami ke Mesir mengunjungi tempat bersejarah dalam agama Islam.
In Syaa Allah bermanfaat bagi para sanak saudara dan teman-teman. Banyak
pengalaman berharga yang kupetik dan mengambil iktibar selama 3 hari menjelajah
Mesir bersama mama yang mengalami stroke
ringan.
Sakit
adalah ujian tanda kasih sayang Allah, buktinya banyak kemudahan yang kami
peroleh karena kondisi mama yang sedang sakit. Sebagaimana bunyi Surah Alam
Nasyrah (QS 94 ayat 5) yang berbunyi: “Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
Alhamdulillah
mama sekarang sudah berusia 82 tahun dan masih bisa berjalan walaupun harus memakai tongkat. Mungkin berkat kesabarannya, mama masih bisa melakukan Umrah
sebanyak empat kali setelah perjalanan kami ini.
![]() |
Mama, aku dan suami di Masjid Nabawi Umrah Keluarga besar Lubis Nov. 2018 |
Sesuai
Surah dalam Al-Qur’an (QS 14, Ibrahim ayat 7): "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih" (alquranalhadi.com).
Perjalanan
dari Mesir masih berlanjut. Ingin tahu perjalanan kami selanjutnya? Sabar ya
guys, menyusul kisahku ke Masjid Al-Aqsha.