Bagi yang hobby jalan-jalan biasanya kalau ke luar
negeri, pasti mengunjungi objek wisata yang terkenal. Demikian juga dengan aku
yang sudah beberapa kali ke Kuala Lumpur, Alhamdulillah telah mengunjungi beberapa objek
wisata, seperti: Petronas Twin Tower, Batu Caves, Dataran Merdeka, Gedung Sultan
Abdul Samad, KL Tower, Masjid Negara,
Istana Negara, Museum Negara, KLCC, Masjid Putra Jaya, China Town, Little India,
Railway Station, Genting Highland, Cameron Highland, Teluk Batik Lumut, Pangkor Island, Masjid Shah Alam.
Namun demikian ternyata
masih banyak objek wisata yang belum kukunjungi, oleh karena itu lanjutan
perjalanan dari Shah Alam ke Kuala Lumpur, kami jalan-jalan ke beberapa tempat
selama empat hari. Yok ikuti perjalanan kami.
Concorde
Hotel
Hotel
berbintang empat terletak di Jalan Sultan Ismail, di jantung kota Kuala Lumpur.
Letaknya yang strategis hanya sekitar 120 meter jalan kaki sudah sampai ke Bukit
Nanas Monorail Station dan dari
stasiun ini kita bisa pergi ke mana kita suka, asyikk kan? Alhamdulillah Devan
anak yang baik hati meng-upgrade kamar kami menjadi premier room, akupun menikmati indahnya kelap-kelip lampu Menara KL
dari jendela sebelum tidur.
![]() |
Concorde Hotel |
Premier
Lounge
Fasiltas
hotel yang istimewa karena menginap di premier
room adalah bebas rehat di lounge
kapan saja. Aku dan Yoga paling syoorr rehat sekelak di lounge habis jalan-jalan sambil menikmati snack, teh dan soft drink.
Heemmm sedaapp. Begitu juga ketika Kak Nur, kawan Bibie semasa IMT-GT yang
tinggal di KL datang ke hotel membawa
kue-kue dan bakwan, kami santap sambil rehat di lounge.
![]() |
Rehat dengan Kak Nur di lounge. |
Breakfast
& Swimming Pool
Alhamdullillah
menikmati breakfast dengan view menghadap swimming pool dan yang istimewa menyantap mie kuah, sedaapp. Bibie selesai
sarapan langsung berenang dan aku cukup puas bakodak saja lah, kelihatan juga
Menara KL dari sini.
![]() |
Kelihatan KL Tower |
Bukit Bintang
Bukit
Bintang merupakan kawasan pusat perbelanjaan dan hiburan di Kuala Lumpur. Ada Pavilion
KL tempat belanja barang branded,
karena gak berniat belanja kami hanya lewat saja dan tak ingin jadi “pateten”
pasukan tengok-tengok kata orang Medan, hehehe....
Namun demikian perut lapar gak bisa kompromi, kami makan siang nasi ayam Hainan di Chee Meng restoran yang terkenal di Bukit Bintang, harganya cukup mahal dibandingkan di Gurney Plaza Penang, berdua sekitar RM 38.
Namun demikian perut lapar gak bisa kompromi, kami makan siang nasi ayam Hainan di Chee Meng restoran yang terkenal di Bukit Bintang, harganya cukup mahal dibandingkan di Gurney Plaza Penang, berdua sekitar RM 38.
Alor
Food Street
Alor Street
terkenal sebagai tempat wisata kuliner di KL. Jika ingin merasakan
meriahnya tempat ini disarankan pergi di malam hari karena semua tempat makanan
buka sampai pukul 02.00 am.
Sepanjang jalan dihiasi lampion merah dan banyak
orang berkunjung untuk menikmati makanan di sini karena waktu pagi/siang hari,
hanya beberapa stand saja yang buka
dan sebagian besar adalah Chinese Food,
untuk yang muslim harus berhati-hati karena umumnya masakannya non-halal.
Sebagai pilihan ada beberapa restoran orang India yang menjual nasi goreng
kampung, nasi ayam, nasi lemak, tomyam (www.tripadvisor.co.id).
![]() |
Alor Food Street |
Ketika
kami ke Alor Street sore hari, suasana
sudah mulai ramai. Bibie kesempatan menyantap durian “mao shan king” yang
harganya murah RM 25/buah meskipun kecil tetapi rasanya sama seperti waktu kami
makan durian di Penang yang super mahal RM 150/buah, tetapi besar.
Kue-kue
adalah makanan kesukaanku, begitu melihat penjual kue “putu piring”, aku berhenti
membelinya. Sambil menunggu antrian kuperhatikan penjual yang sedang memasak
kue putu piring, kayaknya mirip “putu bambu” di Medan, hanya cara memasak dan
bentuknya yang berbeda, rasanya juga hampir sama hanya putu bambu di Medan ada
tambahan kelapa parut di luarnya. Yok
guys lihat rekaman videoku (youtube Farida
yuliani.fy, Putu Piring, Alor Street, 5.8.2019).
![]() |
Kue putu piring yang sudah masak |
Masjid Asy–Syakirin
Masjid
ini merupakan tanda arsitektur Islam di Kuala Lumpur. Nama Asy-Syakirin
bermakna “orang-orang yang bersyukur” terletak di ujung utara taman KLCC
berdekatan dengan pusat perbelanjaan Suria KLCC dan Petronas Twin Tower. Masjid ini mampu menampung
sebanyak 12.000 orang sejak direnovasi pada tahun 2009 yang terdiri dari dua
lantai dan luasnya 21 hektare (Wikipedia).
![]() |
Twin Tower di belakang Masjid Asy-Syakirin |
Tahun
lalu Bibie pernah shalat Idul Fitri di masjid ini, jadi masih hafal jalan
pintas dengan berjalan kaki dari hotel melewati taman KLCC sekitar 15 menit
sampai di masjid. Alhamdulillah bisa shalat duha di masjid ini dan sudah tentu
aku bakodak sebagai kenang-kenangan.
![]() |
Twin Tower dari taman KLCC |
Central
Market
Central Market
dikenal dengan Pasar Seni di Malaysia, terletak di
Jalan Tun Tan Cheng Lock. Bangunan bersejarah berdiri sejak tahun 1888, awalnya berfungsi sebagai pasar basah.
Wisatawan berbondong-bondong ke Central Market yang merupakan pusat
wisata oleh-oleh dan tersedia beragam kerajinan tangan, seni, kebaya, songket
dan souvenir asli Malaysia dari etnis
Melayu, Cina dan India hingga perlengkapan rumah. Panggung terbuka di Central Market adalah tempat pengunjung
menikmati acara seni dan budaya keragaman etnis di Malaysia (www.Malaysia.travel).
![]() |
Central Market berdiri sejak 1888 |
Yoga
menyarankan kami untuk pergi ke central market kalau mau beli oleh-oleh
karena katanya murah dan bisa ditawar. Aku dan Bibie memang belum pernah
kemari, jadi ingin mencoba meskipun agak jauh. Kami naik grab car sekitar 30 menit RM 20.
Begitu sampai di tempat kulihat
tertera tulisan 1888 di atas bangunannya, ternyata sudah lama bingits ya... tetapi
kami berdua koq baru tahu? kasihan ya. Setelah membeli oleh-oleh kami singgah menikmati
nasi briyani di Restoran Yusoof dan Zahkir di seberang central market.
![]() |
Restoran Yusoof dan Zahkir |
Padang Jawa, Shah Alam
Melihat
Yoga pulang pergi naik train ke
Padang Jawa, aku dan Bibie ingin juga mencoba dan minta Yoga memandu kami. Selesai
sarapan pagi kami jalan kaki ke stasiun monorail
Bukit Nanas, dari sini kami beli tiket ke KL Sentral RM 2,80/orang, sekitar 10
menit tiba di KL Sentral.
![]() |
Kami otw dari Bukit Nanas ke KL Sentral |
Yoga
mengajariku membeli tiket menggunakan ticket
machine, harga tiket RM 4,80/orang dengan tujuan Pel. Klang sesuai rute yang tertera di platform
3 dan turun di stasiun Padang Jawa. Sambil menunggu train tiba, Yoga ngomong: “Perhatikan ya wak, nanti pulangnya
belajar sendiri.” Begitu kami berangkat,
Yoga kembali ke hotel dan 55 menit menempuh perjalanan kami tiba di stasiun
Padang Jawa.
![]() |
Yoga di ticket machine |
![]() |
Platform 3 |
![]() |
KL Sentral ke Pel. Klang turun di Padang Jawa |
Dari
stasiun sudah terlihat gedung Suria Jaya dan kami jalan kaki 5 menit sudah
sampai di kos-kosan Yoga. Kami sempatkan makan nasi lemak, belanja di Mydin dan jajan martabak manis yang penjualnya orang
Padang.
![]() |
Gedung Suria Jaya terlihat dari stasiun Padang Jawa |
![]() |
Jajan martabak manis |
Setelah leyeh-leyeh dan mandi kami balik jalan kaki ke stasiun Padang Jawa naik train menuju KL Sentral. Tiba di KL Sentral beli tiket train ke Bukit Nanas dan lanjut jalan kaki ke hotel. Alhamdulillah selesai pelajaran naik train dari KL ke Padang Jawa, Shah Alam (pp).
![]() |
Stasiun Padang Jawa |
Restoran
yang menyajikan masakan khas Thailand berlabel halal terletak di Jalan Sultan
Ismail, Kampung Baru cukup terkenal di KL. Hanya 10 menit naik mobil dari Concorde Hotel.
Kak
Nur menjemput kami untuk makan malam di sini karena dia bilang: “Bubur berlauk
di sini sedap lah, harus coba.” Begitu sampai Kak Nur langsung ke etalase mengambil
sendiri sayur-sayuran segar, ikan/telur asin, jamur yang langsung dimasak di
dapurnya.. Bibie memesan ikan segar, tomyam dan mango sticky rice. Alhamdulillah betul sedaapp bubur berlauk,
apalagi mango sticky rice aku yang
menghabiskan.
Sangkin syoorr melihat
sayuran segar, lauk pauk dan mangga kuning menggoda, aku merekam videonya (youtube Farida yuliani.fy Restoran Kak Mah Tomyam).
![]() |
Bubur berlauk |
![]() |
Makan malam dengan Kak Nur |
Begitulah
kisah perjalanan kami selama empat hari di Kuala Lumpur, melalak ke beberapa tempat
yang belum pernah kami kunjungi. Alhamdullilah nikmat rasanya dan ternyata banyak
yang harus dipelajari dalam hidup ini karena belajar sepanjang hayat. Cocok kam
rasa? Bak kata pepatah: “Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak
dirasai.”
Alhamdulillah melalak 4 hari di KL dan memetik pelajaran dalam hidup. Jazakallah khairan Yoga n Devan
BalasHapusEnaknya jalan-jalan ya
BalasHapusSudah lama gak ke KL,.jadi teringin
BalasHapusSudah lama gak ke KL,.jadi teringin
BalasHapusIn Syaa Allah ada langkah n rezeki ya Bg. Muhammad Arif
BalasHapus