Minggu, 13 Oktober 2019

OBJEK WISATA DI KUALA LUMPUR




Bagi yang hobby jalan-jalan biasanya kalau ke luar negeri, pasti mengunjungi objek wisata yang terkenal. Demikian juga dengan aku yang sudah beberapa kali ke Kuala Lumpur, Alhamdulillah telah mengunjungi beberapa objek wisata, seperti: Petronas Twin Tower, Batu Caves, Dataran Merdeka, Gedung Sultan Abdul Samad, KL Tower, Masjid Negara, Istana Negara, Museum Negara, KLCC, Masjid Putra Jaya, China Town, Little India, Railway Station, Genting Highland, Cameron Highland, Teluk Batik Lumut, Pangkor Island, Masjid Shah Alam.

Namun demikian ternyata masih banyak objek wisata yang belum kukunjungi, oleh karena itu lanjutan perjalanan dari Shah Alam ke Kuala Lumpur, kami jalan-jalan ke beberapa tempat selama empat hari. Yok ikuti perjalanan kami.



Concorde Hotel
Hotel berbintang empat terletak di Jalan Sultan Ismail, di jantung kota Kuala Lumpur. Letaknya yang strategis hanya sekitar 120 meter jalan kaki sudah sampai ke Bukit Nanas Monorail Station dan dari stasiun ini kita bisa pergi ke mana kita suka, asyikk kan? Alhamdulillah Devan anak yang baik hati meng-upgrade kamar kami menjadi premier room, akupun menikmati indahnya kelap-kelip lampu Menara KL dari jendela sebelum tidur.

Concorde Hotel
Premier Lounge
Fasiltas hotel yang istimewa karena menginap di premier room adalah bebas rehat di lounge kapan saja. Aku dan Yoga paling syoorr rehat sekelak di lounge habis jalan-jalan sambil menikmati snack, teh dan soft drink. Heemmm sedaapp. Begitu juga ketika Kak Nur, kawan Bibie semasa IMT-GT yang tinggal di KL datang ke hotel membawa kue-kue dan bakwan, kami santap sambil rehat di lounge.

Rehat dengan Kak Nur di lounge.

Breakfast & Swimming Pool
Alhamdullillah menikmati breakfast dengan view menghadap swimming pool dan yang istimewa menyantap mie kuah, sedaapp. Bibie selesai sarapan langsung berenang dan aku cukup puas bakodak saja lah, kelihatan juga Menara KL dari sini.



Mie kuah sedaapp

Kelihatan KL Tower


Bukit Bintang
Bukit Bintang merupakan kawasan pusat perbelanjaan dan hiburan di Kuala Lumpur. Ada Pavilion KL tempat belanja barang branded, karena gak berniat belanja kami hanya lewat saja dan tak ingin jadi “pateten” pasukan tengok-tengok kata orang Medan, hehehe....

Namun demikian perut lapar gak bisa kompromi, kami makan siang nasi ayam Hainan di Chee Meng restoran yang terkenal di Bukit Bintang, harganya cukup mahal dibandingkan di Gurney Plaza Penang, berdua sekitar RM 38.



Alor Food Street
Alor Street terkenal sebagai tempat wisata kuliner di KL. Jika ingin merasakan meriahnya tempat ini disarankan pergi di malam hari karena semua tempat makanan buka sampai pukul 02.00 am.

Sepanjang jalan dihiasi lampion merah dan banyak orang berkunjung untuk menikmati makanan di sini karena waktu pagi/siang hari, hanya beberapa stand saja yang buka dan sebagian besar adalah Chinese Food, untuk yang muslim harus berhati-hati karena umumnya masakannya non-halal. Sebagai pilihan ada beberapa restoran orang India yang menjual nasi goreng kampung, nasi ayam, nasi lemak, tomyam (www.tripadvisor.co.id).

Alor Food Street

Ketika kami ke Alor Street sore hari, suasana sudah mulai ramai. Bibie kesempatan menyantap durian “mao shan king” yang harganya murah RM 25/buah meskipun kecil tetapi rasanya sama seperti waktu kami makan durian di Penang yang super mahal RM 150/buah, tetapi besar.



Kue-kue adalah makanan kesukaanku, begitu melihat penjual kue “putu piring”, aku berhenti membelinya. Sambil menunggu antrian kuperhatikan penjual yang sedang memasak kue putu piring, kayaknya mirip “putu bambu” di Medan, hanya cara memasak dan bentuknya yang berbeda, rasanya juga hampir sama hanya putu bambu di Medan ada tambahan kelapa parut di luarnya.  Yok guys lihat rekaman videoku (youtube Farida yuliani.fy, Putu Piring, Alor Street, 5.8.2019).


Kue putu piring yang sudah masak


Masjid Asy–Syakirin
Masjid ini merupakan tanda arsitektur Islam di Kuala Lumpur. Nama Asy-Syakirin bermakna “orang-orang yang bersyukur” terletak di ujung utara taman KLCC berdekatan dengan pusat perbelanjaan Suria KLCC dan Petronas Twin Tower. Masjid ini mampu menampung sebanyak 12.000 orang sejak direnovasi pada tahun 2009 yang terdiri dari dua lantai dan luasnya 21 hektare (Wikipedia).




Twin Tower di belakang 
Masjid Asy-Syakirin



Tahun lalu Bibie pernah shalat Idul Fitri di masjid ini, jadi masih hafal jalan pintas dengan berjalan kaki dari hotel melewati taman KLCC sekitar 15 menit sampai di masjid. Alhamdulillah bisa shalat duha di masjid ini dan sudah tentu aku bakodak sebagai kenang-kenangan.




Lantai satu Masjid Asy-Syakirin


Bakodak sekejap

Petronas Twin Tower
Meskipun sudah beberapa kali bergaya di Petronas Twin Tower, tetapi ketika melewati taman KLCC menuju masjid Asy-Syakirin terlihat menaranya menjulang tinggi, akupun bakodak lagi.





Twin Tower dari taman KLCC


Central Market
Central Market dikenal dengan Pasar Seni di Malaysia, terletak di Jalan Tun Tan Cheng Lock. Bangunan bersejarah berdiri sejak tahun 1888, awalnya berfungsi sebagai pasar basah. 



Wisatawan berbondong-bondong ke Central Market yang merupakan pusat wisata oleh-oleh dan tersedia beragam kerajinan tangan, seni, kebaya, songket dan souvenir asli Malaysia dari etnis Melayu, Cina dan India hingga perlengkapan rumah. Panggung terbuka di Central Market adalah tempat pengunjung menikmati acara seni  dan budaya keragaman etnis di Malaysia (www.Malaysia.travel).

Central Market berdiri sejak 1888

Yoga menyarankan kami untuk pergi  ke central market kalau mau beli oleh-oleh karena katanya murah dan bisa ditawar. Aku dan Bibie memang belum pernah kemari, jadi ingin mencoba meskipun agak jauh. Kami naik grab car sekitar 30 menit RM 20. 

Begitu sampai di tempat kulihat tertera tulisan 1888 di atas bangunannya, ternyata sudah lama bingits ya... tetapi kami berdua koq baru tahu? kasihan ya. Setelah membeli oleh-oleh kami singgah menikmati nasi briyani di Restoran Yusoof dan Zahkir di seberang central market.


Restoran Yusoof dan Zahkir

Padang Jawa, Shah Alam
Melihat Yoga pulang pergi naik train ke Padang Jawa, aku dan Bibie ingin juga mencoba dan minta Yoga memandu kami. Selesai sarapan pagi kami jalan kaki ke stasiun monorail Bukit Nanas, dari sini kami beli tiket ke KL Sentral RM 2,80/orang, sekitar 10 menit tiba di KL Sentral.




Kami otw dari Bukit Nanas ke KL Sentral


Yoga mengajariku membeli tiket menggunakan ticket machine, harga tiket  RM 4,80/orang dengan tujuan Pel. Klang sesuai rute yang tertera di platform 3 dan turun di stasiun Padang Jawa. Sambil menunggu train tiba, Yoga ngomong: “Perhatikan ya wak, nanti pulangnya belajar sendiri.”  Begitu kami berangkat, Yoga kembali ke hotel dan 55 menit menempuh perjalanan kami tiba di stasiun Padang Jawa. 


Yoga di ticket machine

Platform 3

KL Sentral ke Pel. Klang turun di Padang Jawa

Dari stasiun sudah terlihat gedung Suria Jaya dan kami jalan kaki 5 menit sudah sampai di kos-kosan Yoga. Kami sempatkan makan nasi lemak, belanja di Mydin  dan jajan martabak manis yang penjualnya orang Padang. 


Gedung Suria Jaya terlihat dari 
stasiun Padang Jawa


Jajan martabak manis

Setelah leyeh-leyeh dan mandi kami balik jalan kaki ke stasiun Padang Jawa naik train menuju KL Sentral. Tiba di KL Sentral beli tiket train ke Bukit Nanas dan lanjut jalan kaki ke hotel. Alhamdulillah selesai pelajaran naik train dari KL ke Padang Jawa, Shah Alam (pp).

  
Stasiun Padang Jawa




Padang Jawa ke KL Sentral

Restoran Kak Mah Tomyam
Restoran yang menyajikan masakan khas Thailand berlabel halal terletak di Jalan Sultan Ismail, Kampung Baru cukup terkenal di KL. Hanya 10 menit naik mobil dari Concorde Hotel

Kak Nur menjemput kami untuk makan malam di sini karena dia bilang: “Bubur berlauk di sini sedap lah, harus coba.” Begitu sampai Kak Nur langsung ke etalase mengambil sendiri sayur-sayuran segar, ikan/telur asin, jamur yang langsung dimasak di dapurnya.. Bibie memesan ikan segar, tomyam dan mango sticky rice. Alhamdulillah betul sedaapp bubur berlauk, apalagi mango sticky rice aku yang menghabiskan.  

Sangkin syoorr melihat sayuran segar, lauk pauk dan mangga kuning menggoda,  aku merekam videonya (youtube Farida yuliani.fy Restoran Kak Mah Tomyam).

Bubur berlauk

Makan malam dengan Kak Nur




Begitulah kisah perjalanan kami selama empat hari di Kuala Lumpur, melalak ke beberapa tempat yang belum pernah kami kunjungi. Alhamdullilah nikmat rasanya dan ternyata banyak yang harus dipelajari dalam hidup ini karena belajar sepanjang hayat. Cocok kam rasa? Bak kata pepatah: “Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasai.” 



















5 komentar:

  1. Alhamdulillah melalak 4 hari di KL dan memetik pelajaran dalam hidup. Jazakallah khairan Yoga n Devan

    BalasHapus
  2. Sudah lama gak ke KL,.jadi teringin

    BalasHapus
  3. Sudah lama gak ke KL,.jadi teringin

    BalasHapus
  4. In Syaa Allah ada langkah n rezeki ya Bg. Muhammad Arif

    BalasHapus