Rabu, 22 Juli 2020

Terciptanya FYL Cookies


Stay at home’ masih berlanjut sampai kapan kita belum tahu. In Syaa Allah pandemi covid-19 segera punah dari muka bumi dan kita dapat beraktivitas kembali seperti biasa.

Namun demikian, semua keadaan yang kita hadapi adalah tergantung bagaimana cara kita menyikapi dan mensyukurinya karena semua itu pasti ada hikmahnya.

Begitu juga dengan yang kualami, ternyata ada hikmah ‘stay at home’ bagiku yaitu membuat kue lebaran dan berkat teman-teman juga adik-adikku memesan kue lebaran, menginspirasi aku untuk memulai bisnis kue. Hal ini telah kuceritakan pada blog bulan lalu (Blogger Farida Yuliani Lubis, Hikmah ‘Stay at Home Bagiku).

Alhamdulillah dengan adanya dukungan keluarga tersayang, para sanak saudara dan teman-teman, aku mulai serius untuk membuka bisnis kue dengan merek ‘FYL Cookies’.

Ingin tahu siapa saja yang mendukung bisnisku dan bagaimana kisahnya sehingga tercipta FYL Cookies? Yok guys ikuti kisahku ya.

Logo FYL Cookies
(by ARN37)


Soraya Azizah
Menantuku sudah hampir dua tahun melakukan bisnis kue dan minuman online dengan nama ‘Wedrinkeat’ adalah orang pertama membangunkan diriku dari tidur panjang selama 14 tahun karena tidak mau lagi membuat kue lebaran. Pada awalnya dia ingin belajar membuat kue nastar untuk dijual, tetapi kenyataannya waktunya tak cukup karena sibuk melayani bisnis kuenya.

Alhasil aku sendiri yang membuat kue nastar, meskipun mula-mula agak plin-plan untuk melakukan bisnis.



Muhammad Arif

Suamiku adalah staf ahli bagian memeriksa dan mempersiapkan kompor sebelum aku mulai memasak kue. Masya Allah staf ahliku bukan kaleng-kaleng, Insinyur Teknik Sipil, mantan Pimpro loh, paten kan?




Aidil Rizki Nasution (ARN)

Putra sulungku yang profesinya sebagai photographer melihat kue nastar mulai ada pembelinya, berbaik hati mengambil foto kue nastar buatanku. Foto nastar perdana aku share di IG dan FB.

IG ARN 37


Kiki punya andil besar dalam mengambil foto produk, brainstorming logo dan mendesain logo gratis untukku, hingga tercipta FYL Cookies.

Foto perdana nastar di FB dan IG
(foto ARN37)

Ahmad Rozak Nasution

Sewaktu kami brainstorming untuk pembuatan logo, anakku yang bungsu  Ozak paling suka becanda, bilang: “Ya sudah Bu ndut cookies aja biar laris”. 

Tetapi akhirnya dia serius dan mengusulkan FYL Cookies aja. Aku tertarik karena Ozak punya pengalaman jadi bintang iklan, setidaknya ada nilai plus dalam pemilihan merek yang menarik. 

Kesimpulannya kuputuskan memilih merek bisnis kue FYL Cookies.

Sebagai informasi untuk para sanak saudara dan teman-teman yang belum tahu, FYL adalah singkatan dari namaku Farida Yuliani Lubis.



Dra. Irna Minauli, M.Si, Psikolog

Dra. Irna Minauli, M.Si  adalah Psikolog terkemuka di kota Medan, sekaligus Direktur Minauli Consulting. 

Kantor Minauli Consulting adalah tempat aku bekerja setelah pensiun. Beliau paling semangat mengusulkan agar aku segera membuat merek bisnis kue dan ikut andil dalam brainstorming pembuatan logo.

Alhamdulillah sis Irna Minauli juga orang pertama yang memesan nastar, begitu melihat foto perdana di IG dan FB. 



Keluarga tersayang

Dukungan materi dan doa dari keluarga tersayang merupakan dukungan yang sangat berharga dalam mewujudkan bisnis kue FYL Cookies. Siapa mereka?

Mama tercinta

Mama terlihat bahagia sewaktu kubilang aku bisnis kue. Mama mencicipi kue-kue buatanku waktu datang ke rumah dan tak lupa aku mohon doa dari mama karena doa seorang ibu tak ada batasnya, langsung menembus langit. In Syaa Allah makbul.

Aku dengan mama tercinta

Herman Lubis & Feranina

Abangku Herman Lubis yang paling sulung dari kami enam bersaudara kandung memberi semangat dengan berkomentar di WA grup Lubis. 

Juga istrinya Feranina berkomentar dengan semangatnya di FB dan IG.


Hendra Karya Lubis & Megawati

Adikku nomor tiga dari kami enam bersaudara kandung dan istrinya Megawati mendukung bisnis kue dengan memesan kue nastar, sagon bakar, kue salju dan kue bawang satu minggu sebelum lebaran.



Efrina Lubis & Nuzirwan

Begitu juga adikku nomor empat Rina dan suaminya Nuzirwan, senang melihat aku bisnis kue dan memberi semangat. Rina memberi aku coklat agar bertambah banyak jenis kue yang kubuat.


 

Elly Lubis & Anda Kesuma

Adikku nomor lima Elly Lubis dan suaminya Anda Kesuma juga ikut memberi semangat. Elly bahkan ikut memberi saran agar olesan atas nastar lebih kinclong, ditambah minyak makan. Alhamdulillah betul kinclong dan lebih menyelerakan.


Suci Lubis & Heru Iswanto

Setelah lebaran Suci adikku paling bungsu datang bersama suaminya Heru dan anak-anaknya berlebaran. Suci syoor makan sagon bakar dan langsung memesan sagon bakar juga kue bawang untuk Afifah putrinya dan berkata: “Biar tambah semangat kakak bisnis kue ya”.


Dharma & Mira

Keponakan suamiku Dharma dan istrinya Mira adalah orang pertama yang kukasih nastar dan membayarnya lebih dari harga jualnya untuk mendukung bisnis kue yang kubuat.



Sahabat dan adik

Seorang sahabatku dan satu orang lagi sudah seperti adik kandung dan mereka berdua sudah termasuk dalam keluarga Lubis. 

Dukungan mereka berdua, baik materi maupun moril sangat berarti bagiku, mereka adalah:

Bibie Lubis

Sahabatku paling senang ketika mendengar aku mau membuat kue nastar karena putranya Yoga paling syoor makan nastar buatanku. Sudah lama dia menganjurkan agar aku bisnis kue tapi aku malas dan merasa sudah tua, buat apa repot lagi buat kue, sakit pinggang duduk lama-lama mencetak kue. 

Responnya adalah akan membeli 10 toples nastar.


Nita Harahap

Nita sudah seperti adik kandung dalam keluargaku, memesan nastar dua kotak, kue salju dua kotak, ketika mengetahui aku bisnis kue lebaran. 

Nita setuju dengan pendapat sis Irna dan memberi semangat agar aku membuat merek bisnis kue yang kubuat. Dia juga memberi saran agar aku membuat persiapan untuk lebaran tahun depan.


Merek FYL Cookies

Dengan ridha Allah dan dukungan serta doa dari keluarga tersayang, juga sahabat maka merek bisnis kue ‘FYL Cookies’ Alhamdulillah resmi ku-share di FB dan IG sebagai pemberitahuan pada tanggal 5 Juni 2020.



FYL Cookies resmi ku-share 
di FB dan IG 5.6.2020


Inilah kisah singkat bagaimana terciptanya bisnis kue FYL Cookies dan pelajaran yang kupetik dari kisahku ini adalah tua bukan berarti kita harus berhenti bekerja karena sudah letoy dan diam merenungi hari tua. 

Alhamdulillah aku bersyukur akan nikmatNya masih produktif melakukan bisnis kue di usia 62 tahun.

In Syaa Allah FYL Cookies sukses dan berkah. Jazakumullah khairan keluarga tersayang, para sanak saudara, sahabat dan teman-teman.Teriring doa untuk sukses kita semua dan selalu dalam ridha Allah. Aamiin.


“Berdoalah untuk sebanyak-banyaknya orang dengan sebaik-baiknya doa, maka Insya Allah semua doa itu akan kembali kepada kita.” – Aa Gym







 



 


Minggu, 31 Mei 2020

HIKMAH 'STAY AT HOME' BAGIKU


Sewaktu Wuhan dilanda virus corona pada akhir Desember 2019, tak pernah terbayangkan kalau negara kita tercinta juga akan mengalami nasib yang sama, bahkan melanda dunia.

Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO mengumumkan status pandemi global untuk penyakit virus corona 2019 (covid-19) dan sejak 20 Maret 2020, mulai keluar peraturan pemerintah Indonesia untuk ‘stay at home’.

Sehubungan dengan situasi dan kondisi, kita harus mematuhi peraturan tersebut. Aku menyikapinya dengan positif dan mengambil hikmahnya. Ingin tahu hikmah ‘stay at home’ bagiku?  Yok ikuti kisahku.


Kue Lebaran

Sejak aku masih remaja setiap lebaran ikut membantu tante dan nenekku dari papa membuat kue lebaran. Setelah menikah, aku tetap membuat kue lebaran sendiri melihat resep warisan dari nenek. Namun demikian sejak kuliah tahun 2006, aku tidak pernah lagi membuat kue lebaran karena sudah letih kuliah sehabis jam kantor dan pulang ke rumah pukul 10 malam. 


Stay at home
Setelah sebulan lebih seminggu berdiam di rumah, Soraya menantuku yang selama ini bisnis kue online, ingin belajar membuat kue nastar. Aku sebenarnya malas, tapi prinsip hidupku adalah bermanfaat bagi orang lain dan ilmu harus dibagi. Akhirnya kami belanja bahan kue dan hari itu merupakan hari pertama aku ke luar rumah.





Kue nastar jadul
Satu minggu menjalani puasa Ramadhan, aku mengajak menantuku untuk membuat kue nastar, tapi dia juga sibuk membuat kue pesanan online. Alhasil aku sendiri yang membuatnya. Seperti biasanya aku membuat kue nastar bentuk daun yang ukurannya besar dan Yoga anak sohibku paling suka makan kue nastar buatanku. Anak dan menantuku protes: “Enggak cocok lagi model kayak gitu Ma, besar kali, sekarang modelnya bulat-bulat kecil”.

Aku enggak peduli dan tetap membuatnya sesuai seleraku. Begitu berbuka puasa, mereka mencobanya dan protes lagi: “Betul kan kami bilang, besar kali, makan satu aja udah eneg rasanya”.

Nastar jadul

Kue nastar kekinian
Akibat lebih banyak yang protes, aku jadi berpikir untuk mencoba kue nastar kekinian sesuai selera anak milenial dengan bentuk bulat-bulat. Ketika berbuka puasa, mereka mencobanya dan komentar: “Nah ini baru cocok dan pas makannya, enggak eneg, udah bisa dijual”. 

Percobaan pertama, aku memberikan dua kotak nastar untuk Dharma ponakan dari suamiku dan sebagai balasannya dia kuminta membayar butter yang biasanya dibelikannya, tanpa diminta.

Nastar percobaan pertama


Upload Nastar di FB dan IG
Nastar kekinian difoto anakku, kemudian ku-upload di FB dan IG, serta menawarkan pesanan. Alhamdulillah pembeli pertama adalah sis Irna Minauli, Psikolog (Direktur Minauli Consulting) memesan empat kotak dan sekaligus ikut mempromosikan, meskipun belum pernah merasakan nastar buatanku.



Setelah itu menyusul beberapa pembeli kenalan dekatku dan yang paling unik, satu orang temanku mantan PT. SMART Tbk memesan, padahal rumahnya jauh di daerah Tembung datang khusus mengambilnya.

Nastar kekinian


Alhamdulillah sis Irna juga berkomentar positif via WhatsApp ketika mencoba nastar kekinian pada hari pertama lebaran.




Kue Salju
Aku membuat kue salju karena anakku Ozak suka, begitu juga Lia ponakanku. Nita juga memesan dua kotak kue salju dan dua kotak nastar, sebelum kupromosikan di FB dan IG.

Kue salju




Sagon bakar jadul
Sewaktu membuat sagon bakar kesukaan suamiku dan adikku Nita.  Anak-anakku ketawa karena enggak pernah makan kue jadul. Ternyata seminggu sebelum lebaran, adikku Hendra mau membeli kue buatanku dan pilihan utamanya adalah sagon bakar.

Sagon bakar jadul

Alhamdulillah sis Irna yang kuminta menjadi tester, juga suka dengan sagon bakar jadul.



Begitu juga mama dan Suci adikku suka sagon bakar, mama ketawa kesenangan mencicipi kue-kue jadul buatanku di hari kedua lebaran.

Aku, mama dan Suci
di hari kedua lebaran


Kue bawang jadul
Kue bawang buatanku juga jadul karena membuatnya enggak pakai cetakan, sehingga menantuku heran melihat bentuknya. Sangkin penasaran, berbuka puasa dia merasakan kue bawang dan Alhamdulillah syoorrr dia menyantapnya.

Kue bawang jadul


Ponakanku Fifah juga suka makan kue bawang jadul dan Dedek ponakan suamiku minta dibawakan pulang, untung ada persediaan. Pada hari kedua lebaran, toples kue bawang jadul tinggal  separuh dan hari ketiga lebaran tuntas, Kiki anakku minta agar aku membuat lagi kue bawang jadul. Hahaha.... Alhamdulillah ternyata anak milenial juga suka kue jadul ya.


Sagon bakar dan kue bawang jadul


Kastengel dan Kue coklat chip
Sebagai pelengkap meja tamu, aku juga membuat kastengel dan kue coklat chip. Berhubung pandemi covid-19, tamunya cuman keluarga inti  yang bolak-balik makan kue lebaran. 

Kastengel

Kue coklat chip

Kolang kaling
Kolang kaling merupakan menu tetap yang kubuat setiap lebaran. Dua minggu sebelum lebaran Lita yang sudah seperti adikku, pesan minta dibuatkan kolang kaling. Berhubung masa pandemi covid-19, belum ada jualan kolang kaling mentah di Pasar Setia Budi Tanjung Rejo, padahal biasanya sudah ramai yang jualan.

Alhamdulillah akhirnya dapat juga kolang kaling mentah di Pasar Pringgan Medan Baru. Aku membuat kolang kaling tiga warna: putih rasa lychee, hijau rasa melon dan pink rasa sirup Kurnia.

Rasa lychee

Rasa melon


Rasa sirup Kurnia


Begitulah hikmah ‘stay at home’ bagiku, mengulang kembali membuat kue lebaran yang hampir 14 tahun kutinggalkan.  Alhasil terpikir untuk mulai bisnis kecil-kecilan kue kering jadul, jika ada yang berminat memesan kapan saja, meskipun bukan saat lebaran.  


Pelajaran yang kupetik adalah tidak ada kata tua dan berhenti berbuat sesuatu yang bermanfaat dalam hidup ini. Rasulullah SAW, bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).


Kamis, 16 April 2020

MENJELAJAH WISATA LOMBOK EKSOTIS SETELAH PENSIUN


Pulau Lombok adalah destinasi wisata yang populer di Indonesia dan salah satu tempat yang menjadi impianku untuk dikunjungi. Alhamdulillah baru kesampaian setelah aku pensiun dari pekerjaan tujuh tahun yang lalu.

Dari Medan aku dan suami singgah dulu beberapa hari di Jakarta, setelah itu berangkat ke Lombok bersama tiga orang saudaraku yang tinggal di Jakarta.


Ingin tahu kemana saja kami menjelajah wisata Lombok eksotis? Yok guys ikuti perjalanan kami selama 5 hari di Pulau Lombok.




Pulau Lombok
Pulau Lombok merupakan yang terbesar dari gugusan kepulauan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di sini terdapat 5 wilayah administratif pemerintahan, yaitu: Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara, dan Kabupaten Lombok Tengah. Mayoritas penduduk Pulau Lombok beragama Islam (nasionaltempo.co).

Perpaduan pariwisata dan agama yang harmonis membuat Lombok memperoleh penghargaan dalam ajang bergengsi di bidang pariwisata sebagai: World's Best Halal Honeymoon Destination 2015 dan World's Best Halal Tourism Destination 2015, di  Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (republika.co.id).


Penghargaan Lombok
(foto republika.co.id)


Pulau Seribu Masjid
Pulau Lombok dikenal dengan julukan Pulau Seribu Masjid. Julukan ini disematkan karena pulau kecil seluas 5.435 km2 ini memiliki sekitar 4.500 masjid yang tersebar di 598 desa dan kelurahan di pulau Lombok.

Hal ini karena tingginya semangat masyarakat muslim membangun masjid, sehingga dalam satu desa bisa dibangun lebih dari satu masjid (lomboksumbawa.travel.com). 

Lombok 'Pulau Seribu Masjid'
(foto gomuslim.co)


Masjid Raya Hubbul Wathan
Hubbul Wathan artinya cinta tanah air. Masjid Raya Hubbul Wathan disebut juga Islamic Center NTB berdiri pada tahun 2014. Letaknya persis di jantung kota Mataram, ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Masjid ini mencolok karena kubahnya yang besar berwarna keemasan dengan motif batik Sasambo berwarna hijau tua, khas Nusa Tenggara Barat yang mewakili 3 suku di Pulau Lombok, yaitu: suku Sasak, Samawa dan Mbojo (lomboksumbawa.travel).

Pada waktu itu kami hanya lewat saja di depan Masjid Raya Hubbul Wathan karena masih dalam tahap pembangunan.

Masjid Raya Hubbul Wathan
(foto radarlombok.co)

Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid
Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, sebelumnya dikenal dengan Bandar Udara Internasional Lombok, adalah bandara domestik dan internasional yang terletak di Jalan Tanak Awu, Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Bandara ini dioperasikan oleh PT Angkasa Pura dan dibuka pertama kali pada tanggal 1 Oktober 2011. Perubahan nama bandara ini, merupakan apresiasi kepada sosok ulama besar sebagai Pahlawan Nasional yang mengharumkan nama NTB, untuk menggantikan fungsi dari Bandara Selaparang, Mataram (lombokini.co.id).

Kami berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta,Cengkareng sekitar pukul 10 pagi dan tiba di Bandara Lombok pukul 12 siang. Kami dijemput mobil sewa yang sudah kupesan sebelumnya melalui saudaraku yang bernama Eni.

 (foto lombokini.co.id)


Ayam Taliwang, Lombok
Ayam Taliwang adalah makanan khas Lombok dari Kampung Karang Taliwang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ayam Taliwang biasanya disajikan dengan plecing kangkung (wikipedia.org).


Sebelum check-in hotel, kami singgah di salah satu rumah makan yang menyajikan kuliner khas Lombok, khususnya ayam Taliwang dan plecing kangkung. Ini pertama kali aku merasakan kuliner khas Lombok dan Alhamdulillah memang sedaaapp.

Ayam Taliwang dan plecing kangkung
(foto rayhandsamsung)


Holiday Inn Resort Lombok, Senggigi
Sebelum berangkat, aku juga mendapat informasi dari Eni yang sudah pernah ke Lombok mengenai hotel yang bagus di daerah Senggigi karena dekat ke pantai. Holiday Inn Resort Lombok, Senggigi menjadi pilihan kami dan ku-booking melalui Agoda Online.

Alhamdulillah damainya hati ini begitu tiba di hotel, menikmati lokasi hotel yang asri dan teduh dikelilingi pohon-pohon kelapa dan bunga warna-warni.

Holiday Inn Resort Lombok, Senggigi
(foto agoda.com)


Menikmati sunset
Sore hari kami berjalan-jalan menyusuri pantai yang letaknya persis di belakang hotel. Begitu sunset muncul di ufuk barat, aku koq jadi ‘baper’ dan langsung mengabadikan momen yang indah ini.

Menikmati sunset 


Fasilitas Holiday Inn Resort Lombok
Menurutku fasilitas hotel selain kamar dan perlengkapannya, yang istimewa adalah kamar mandi yang asri, kayak di mana gitu rasanya.

Kamar mandi asri
(foto holidayfun.com)


Sarapan pagi
Masya Allah ‘mantul’ tempat kami menikmati sarapan pagi, duduk di luar ruangan restoran yang asri di depan kolam renang. Begitu selesai sarapan, bakodak lah di bawah pohon kamboja yang tumbuh di halaman restoran hotel.


Halaman restoran hotel


Desa Sade, Lombok
Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Dusun ini dikenal sebagai desa wisata yang mempunyai keunikan tersendiri, berpegang teguh menjaga keaslian suku Sasak sebagai penghuninya. Suku Sasak Sade sudah terkenal di telinga wisatawan yang datang ke Lombok (wikipedia.org).

Ketika berkunjung ke Desa Sade, aku terkesan dengan plank yang bertuliskan Desa Sade karena bentuknya yang khas rumah adat suku Sasak, Lombok.




Rumah tradisional di Desa Sade
Kami berkeliling di dalam Desa Sade, melihat rumah tradisional yang atapnya terbuat dari ijuk, tiangnya dari bambu dan dindingnya juga dari anyaman bambu.  Paling unik adalah lantai rumah mereka dipel dengan kotoran kerbau, sehingga warnanya jadi mengkilat, tetapi tidak berbau.

Rumah tradisional di Desa Sade
(foto dictio.com)


Kain tenun khas suku Sasak, Lombok
Di Desa Sade, mereka juga menjual kain tenun khas suku Sasak, Lombok dengan berbagai corak dan warna yang indah. Menurut ceritanya semua perempuan suku Sasak harus bisa menenun dan baru boleh menikah jika sudah pandai menenun karena dianggap sudah dewasa.
Kain tenun khas suku Sasak
(foto lomboktourplus.com)


Kami juga membeli kain sarung tenun khas Lombok, karena katanya baru sah kalau membeli kain tenun khas suku Sasak sebagai tanda sudah sampai di Desa Sade, Lombok. 

Alhamdulillah kain sarung tenun khas Lombok memang bagus. Suamiku memakainya  untuk shalat dan aku punya dijahit jadi blus model blazer, manis juga dipakai mengajar. 


Aku memakai kain tenun khas Lombok



Pasar Seni Senggigi, Lombok
Alamat: Jl. Raya Senggigi No.16, Senggigi, Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Bar. 83355, Indonesia (peta lokasi.org).

Alhamdulillah beruntung kami menginap di daerah Senggigi karena sekitar 15 menit naik mobil sudah sampai ke Pasar Seni Senggigi. Terdapat beberapa kios yang menjual beraneka ragam kerajinan khas Lombok. 

Yang menarik ada satu kios yang menjual kerajinan khas Lombok yang terbuat dari potongan kerang putih, namanya ‘cukli’ dengan berbagai bentuk artistik.

Cukli merupakan salah satu kerajinan tradisional khas Lombok yang terbuat dari potongan kerang putih. Potongan-potongan ini kemudian ditempelkan sebagai hiasan pada kerajinan lainnya, seperti: kursi, meja, lemari, tempat tisu, baki, dan topeng kayu (wisatalombok.info).

Cukli, kerajinan khas Lombok
(foto lombokinsider.com)


Kami tertarik melihat tempat buah dan baki atau nampan bervariasi bentuknya yang unik dengan hiasan cukli dan tersedia dengan berbagai ukuran, mulai dari kecil, sedang dan besar. Harganya juga bervariasi sesuai ukurannya. Aku membeli tempat buah dan baki yang ukurannya sedang, masih awet sampai sekarang.


Tempat buah dan baki cukli



Kerajinan tenun khas Desa Sukarara
Desa Sukarara terletak di kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, merupakan salah satu desa yang menjadi pusat kerajinan kain tenun di Indonesia. Hampir semua perempuan yang ada di desa ini, bekerja sebagai penenun kain khas Lombok dan diwajibkan untuk mempelajari tenun yang sudah diwariskan secara turun temurun.

Kerajinan tenun Desa Sukarara mempunyai beragam motif, dengan berbagai jenis gambar yang menggambarkan kehidupan masyarakat Desa Sukarara. Motif-motifnya berbentuk gambar rumah adat, gambar tokek dan gambar-gambar lain yang merupakan ciri khas Lombok (lomboktourplus.com).


(foto tenunlombok.wordpress)


Kerajinan tenun di Desa Sukarara lebih besar dibandingkan Desa Sade dan lebih banyak pilihan, tetapi seingatku harganya lebih mahal. Di sini aku hanya melihat-lihat saja.


Pantai Tanjung Aan
Pantai Tanjung Aan terletak di Desa Pengembur, Pujut, Sengkol, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Pantai ini memiliki  dua jenis pasir yaitu: pasir kuning dengan butiran pasir sebesar biji merica di sebelah timur, dan pasir berwarna putih bersih dengan bentuk pasir seperti tepung terigu yang sangat halus di bagian barat (lomboktourplus.com).


Pantai Tanjung Aan, pasir putih
(foto id.wikipedia.org)



Pantai Tanjung Aan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan berada dalam kawasan Mandalika. Pantai Tanjung Aan memiliki cerita legenda yang dipercaya oleh penduduk lokal, merupakan tempat asal muasal Putri Mandalika putri cantik jelita dari Tunjung Bitu yang memilih menjadi Nyale atau cacing laut untuk menyelamatkan kerajaannya (gotravelindonesia.com).

Pantai Tanjung Aan, pasir merica
(foto lomboktourplus.com)


Masya Allah indahnya panorama Tanjung Aan,  dikelilingi oleh bukit nan hijau dan airnya yang biru jernih. Kami mengitari pantai yang indah untuk membuktikan sendiri dua jenis pasir di sini, dan betul pasir yang putih teksturnya sangat halus dan terasa lembut di kaki, begitu juga butiran pasir sebesar biji merica.

Kami di Pantai Tanjung Aan

Ingin rasanya berlama-lama menikmati pantai yang eksotis, tetapi masih banyak lagi tempat yang harus kami kunjungi. Aku membeli pasir bentuk merica dalam botol Aqua sedang ukuran 600 ml, yang dijual anak-anak di sekitar pantai dan sampai sekarang masih ada dalam pot bunga sebagai hiasan.

Pasir merica hiasan pot bungaku


Novotel Lombok & Resort
Dari Tanjung Aan, sekitar 15 menit kami melewati Novotel Lombok & Resort. Melihat gerbang masuk ke hotel yang ditumbuhi pohon-pohon kelapa, kami penasaran ingin tahu dan singgah sebentar. Gayanya mau tanya informasi tarif hotel dan lihat-lihat dulu.


Pohon-pohon kelapa di Novotel


Begitu melihat pantainya, langsung terpesona, akhirnya kami duduk di restoran memesan air kelapa muda dan snack. Alhamdulillah nikmatnya  memandang pantai yang bersih dan laut biru terbentang tak bertepi.


Pantai di Novotel Lombok
(foto lonelyplanet.com)


Ciri khas dari Novotel adalah kamar-kamar resort berbentuk rumah adat Sasak. Sewaktu kami mau numpang ke kamar mandi, kagum aku melihatnya karena bentuknya juga rumah adat Sasak.

Kami di depan kamar mandi
Novotel Lombok



Pasar Seni Sayang-Sayang, Lombok
Sayang-Sayang adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Letak Pasar Seni Sayang-Sayang di Jalan Jenderal Sudirman, Mataram (wikipedia.org).

Pasar Seni Sayang-Sayang merupakan pusat penjualan souvenir khas Lombok yang berdiri sejak tahun 2001. Pasar seni ini agak sepi seiring pindahnya bandara dari Selaparang, Mataram ke Praya, Lombok Tengah pada tahun 2011. Namun demikian masih ramai dikunjungi tamu-tamu yang berlibur ke Lombok (lombokinsider.com).

Pasar Seni Sayang-Sayang, Lombok
(foto globalfmlombok.com)


Nilai plus belanja souvenir khas Lombok di Pasar Seni Sayang-Sayang adalah banyak pilihan yang unik, antara lain: tempat tisu, hiasan dinding dari kain tenun khas Lombok lengkap dengan gantungannya yang terbuat dari kayu, tas, kalung dan gantungan kunci. 

Harga souvenir khas Lombok di Pasar Seni Sayang-Sayang juga lebih murah dibandingkan dengan Pasar Seni Senggigi. Aku membeli tempat tisu dan kalung bentuknya unik dengan hiasan cukli yang cocok untuk oleh-oleh.


Tempat tisu dan kalung cukli yang unik




Seafood di Lombok
Pulau Lombok bukan hanya kaya akan segudang destinasi wisata penuh pesona, begitu juga sejumlah kulinernya, khusus seafood yang penuh cita rasa. 


Ada dua tempat kuliner yang kami kunjungi untuk mencicipi seafood di Lombok, pada malam hari yaitu: di daerah Senggigi menikmati menu seafood, dengan memilih ikan, udang atau kepiting dari akuarium besar yang tersedia, lalu ditimbang dan dimasak langsung sesuai permintaan.

(foto tripadvisor.com)

(foto blogtiket.com)

(foto lombokguide.com)


Tempat kuliner yang kedua di daerah Mataram, tempatnya terbuka dan yang istimewa adalah ikan panggang dimasak di depan para pengunjung dan aromanya menyebar sehingga mengundang selera untuk bersantap.

(foto kulinerasik.com)


Mutiara khas Lombok
Lombok kaya akan destinasi wisata budaya dan alam, juga terkenal dengan daya tarik mutiara dari kerang air laut maupun air tawar. Kami singgah ke salah satu toko yang menjual mutiara khas Lombok.

Masya Allah syoorr kita melihat perhiasan mutiara, ada kalung, gelang, cincin dan bros dengan beragam model yang unik dan harga bervariasi. Aku hanya membeli bros mutiara yang cocok untuk oleh-oleh dan tentu saja ‘kocek’, hehehe....

Bros mutiara
(foto bukalapak.com)


Sheraton Senggigi Beach Resort
Setelah dua malam menginap di Holiday Inn Resort Lombok, Senggigi kami pindah ke Sheraton Senggigi Beach Resort yang letaknya lebih dekat ke pusat kota Senggigi, sekitar 9 menit.

Yang istimewa di Sheraton Senggigi Beach Resort adalah kolam renangnya yang menggoda untuk berendam berlama-lama, karena aku cuman bisa berenang gaya katak dan tak berani ke tempat yang dalam, hehehe....

Kolam renang di Sheraton Senggigi


Gili Trawangan, Lombok
Ada tiga gili atau pulau kecil dikelilingi lautan, terletak di sebelah barat laut Lombok, yaitu: Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Gili Trawangan merupakan yang terbesar dan satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan, panjang 3 km dan lebar 2 km. Trawangan berpopulasi sekitar 800 jiwa. Alat transportasi menuju tiga pulau kecil ini adalah speedboat (wikipedia.org).

(foto lombokspeedboat.com)


Kami berangkat sekitar pukul 9 pagi dengan menyewa speedboat dari Senggigi ke Gili Trawangan (pp). Hanya 10 menit sudah tiba di Gili Trawangan. Ketika jalan di dermaga, kami berhenti sebentar melihat nelayan menjual ikan hasil tangkapannya.


Kami dari Senggigi ke Gili Trawangan



Alhamdulillah bahagia rasanya menikmati cuaca cerah di pagi hari, memandang birunya langit dan laut di Gili Trawangan yang eksotis. Suasana di Gili Trawangan tenang dan bersih karena tidak ada kami jumpai kendaraan bermotor, hanya sepeda dan kereta kuda yang lewat di sini.

Alhamdulillah tiba di Gili Trawangan


Menurut nakhoda speedboat yang membawa kami, memang hanya sepeda dan kereta kuda atau cidomo alat transportasi yang diizinkan di Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air.

Cidomo di Gili Trawangan
(foto wikipedia.org)

Kami menyewa sepeda dan berkeliling di Gili Trawangan. Kembali seperti masa remaja bersepeda ria di pinggiran pantai. Puas bersepeda, kami mengaso dan menyewa pondok juga memesan makanan untuk makan siang di salah satu warung.

Bersepeda ria di pinggiran pantai

Mayoritas wisatawan asing berjemur di sepanjang pantai Gili Trawangan. Aku dan suami tergoda juga bermain air di Gili Trawangan yang eksotis, padahal cuaca panas, tetapi hanya sebentar. Aku lebih senang berjalan menyusuri pantai dan mengutip batu karang putih yang berserakan di pasir untuk kubawa pulang.

Gili Trawangan yang eksotis



Gunung Rinjani, Lombok
Lokasi gunung Rinjani terletak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung ini merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl. Gunung Rinjani merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya (wikipedia.org).

Gunung Rinjani, Lombok
(foto nyero.id)


Sadar diri karena sudah tua, tak mungkin mendaki gunung, lalu kami rehat di salah satu rumah makan dekat kaki gunung Rinjani, menikmati pisang goreng, tempe dan ubi goreng panas-panas sambil menikmati keindahan pemandangan di sekitarnya. Terlihat dari jauh air terjun Sendang Gile yang paling indah di Lombok.

Air terjun Sendang Gile, Lombok
(foto paketwisata.id)


Jajanan pasar di Lombok
Pagi hari kami berjalan-jalan ke salah satu pasar tradisional di Lombok. Aku paling suka makan kue-kue, tertarik membeli kue cerocot, dodol rumput laut dan klepon khas Lombok, yang bentuknya memanjang dan sedikit runcing.

Dodol rumput laut
(foto keepome.com)



Cerocot adalah kue khas Lombok, berbentuk seperti kerucut, terbuat dari tepung beras, gula merah dan santan kelapa, kemudian dibungkus dengan janur kelapa dan dikukus (gadizalombok.com).
Kue cerocot
(foto gadizalombok.com)


Cafe di Senggigi
Satu hari sebelum pulang, kami ingin menikmati suasana Senggigi di waktu malam. Jalan kaki dari Sheraton Resort Lombok, sekitar 10 menit sudah sampai di salah satu cafe yang agak banyak pengunjungnya dan ada beberapa orang wisatawan asing.

Ternyata asyik juga duduk-duduk santai sambil menikmati steak dan hiburan musik di Senggigi malam hari.

(foto unclekick.com)


Keesokan harinya, kami meninggalkan Pulau Lombok dengan sejuta kenangan. Aku dan suami singgah 3 hari lagi di Jakarta, setelah itu baru kembali ke Medan.

Begitulah kisah perjalanan kami menjelajah Pulau Lombok yang eksotis. Terbukti perjalanan setelah pensiun lebih santai karena bebas tanpa ikatan waktu yang terbatas.



In Syaa Allah bermanfaat bagi para sanak saudara dan teman-teman. Iktibar yang kuambil dari perjalanan kami bahwa pensiun merupakan nuansa baru dalam kehidupan yang patut kita syukuri dengan melakukan aktivitas yang membuat kita bahagia dan bermanfaat bagi orang lain. Cemana cocok kam rasa?