Alhamdulillah ini yang
kesekian kali aku ke Penang menemani sahabatku (Bibie) menjalani medical control dan aku menikmatinya
untuk berjalan-jalan di Penang layaknya turis mancanegara, hehehe.... cocok kam rasa? Ingin
tahu kemana aja kami berjalan-jalan selama empat hari di Penang?
![]() |
Turis mancanegara, cocok kam rasa? |
Evergreen Laurel Hotel
Bibie lebih duluan tiba di
hotel dari Jakarta dan aku berangkat dari Medan menyusul sekitar satu jam
kemudian. Alhamdulillah tetap dibayarin Devan anak yang baik hati (putra Bibie)
menginap di hotel favorit Bibie di Evergreen
Laurel Hotel, Suite Room dengan
kamar yang menghadap ke laut (sea facing).
Oiii mak....akupun langsung bakodak dari 1801, hehehe....
![]() |
Bakodak lah aku |
Island
Hospital
Perut terasa lapar dan
tujuan kami yang pertama adalah makan siang di Transfer Road (silakan lihat
blog Farida Yuliani Lubis tahun 2018, Antri Nasi Padang dan Makanan di Penang).
Selesai santap siang, kami berangkat naik Grab
Car ke Island Hospital untuk menemui dokter dan
Bibie cek darah. Selesai pemeriksaan, kami kembali ke hotel untuk rehat
sejenak.
Gurney
Drive
Jalan-jalan sore sangat
menyenangkan karena letak Evergreen Hotel
ke Gurney Drive, salah satu pusat
kuliner terkenal di Penang hanya 15 menit dan kami pun jalan kaki sambil menikmati
udara laut. Bibie belum sah kalau belum menyantap cha kwetiau dan aku syoorr
menyantap pasembur khas Penang. Perut kenyang, kami pun jalan kaki lagi balik
ke hotel.
![]() |
Pasembur kesukaanku |
Breakfast
Sekitar pukul 06.00 waktu
Penang, Yoga (putra sulung Bibie) yang sedang kuliah S2 datang dari Shah Alam
karena lagi liburan. Kami menikmati sarapan pagi yang istimewa dengan
aneka ragam roti kesukaanku. Setelah itu Yoga istirahat, aku dan Bibie ke Island Hospital untuk mengambil hasil
pemeriksaan dan konsul ke dokter, sekalian menebus resep obat di Wellings Pharmacy karena lebih murah
daripada membeli di rumah sakit.
![]() |
Breakfast |
Gurney
Plaza
Senja hari kami bertiga
jalan kaki ke Gurney Plaza. Suasana
lampu yang indah di sekitar Plaza, menggodaku
untuk bakodak. Kali ini Yoga yang menentukan pilihan early dinner di Sushi Tei
karena ada emaknya yang bayar, hehehe.... biasa anak perantauan perbaikan gizi.
Mereka berdua sangat menikmati Japanese food, tapi aku yang selera
ndeso cuman pilih menu nasi goreng, untung lidahku yang terbiasa minum teh
cocok minum “ocha” kalau enggak kan percuma duduk di restoran Jepang.
Dari
Gurney Plaza, Yoga ngajak lagi singgah ke Gurney
Drive, di sini hanya makan rojak dan minum saja karena sudah kenyang. Balik
ke hotel, jalan kaki dan sambil berjalan, kulihat banyak burung gagak
berterbangan, akupun mengambil video-nya (youtube
faridayuliani.fy Gurney Drive, Penang).
![]() |
Suasana di Gurney Plaza |
![]() |
Early dinner di Sushi Tei |
Penang Hill
Sesuai permintaan Yoga untuk
jalan-jalan ke Penang Hill, pukul
06.30 Bibie sudah mengingatkan kami untuk cepat sarapan agar lebih awal
berangkat dan sekitar pukul 07.30 tanpa mandi, kami berangkat dari hotel naik Grab Car
dan tiba di Penang Hill sekitar pukul 08.00 masih beberapa orang yang membeli
tiket karena pukul 09.00 biasanya antri membeli tiket naik ke Bukit Bendera,
Penang Hill dan kalau tak mau antri
membayar fast lane RM 60 (2x harga
tiket biasa RM 30). Aku dan Yoga duduk manis dibayarin Bibie.
Aku semangat karena sudah lama tak pernah kesini, kalau gak salah
terakhir tahun 1997 bersama rombongan anggota ISI (Ikatan Sekretaris
Indonesia), alamak.... lama kali ya... banyak kali perubahannya dan yang jelas
sekarang train-nya sudah modern (youtube faridayuliani.fy Bukit Bendera,
Penang Hill, 2.9.2019), gak kayak
dulu terbuka alias beratap langit, wkwkwk... Yoga ketawa aja melihat aku
merekam video.
Udara masih segar di pagi
hari, kami berjalan kaki mengitari taman sampai di Bukit Bendera dan rehat di Bellevue Hotel sambil ngopi cantik dan
Bibie menikmati breakfast. Yoga juga
menikmati pemandangan sekeliling dan mengambil beberapa foto kami. Salah satu yang menarik yaitu awannya
bergerak, hee.... aku penasaran koq bisa, rupanya Yoga membeli aplikasi khusus
kalau mau jalan-jalan. Wah..sudah ketinggalan zaman ya aku yang hobby bakodak. Gak mau kalah, akupun
mengabadikan alam sekitar dengan video
(youtube faridayuliani.fy, Penang Hill, 2.8.2019).
Pukul 10.30 kami balik ke
hotel, di tengah perjalanan Yoga dapat telepon kalau Devan sudah berada di Airport Bayan Lepas dan lagi menuju
hotel, dia sengaja cuti untuk kumpul dengan kami.
![]() |
Udara pagi yang segar |
Penang Road
Sekitar setengah jam
rehat di hotel, Devan pun datang tapi dia memesan kamar sendiri di depan kamar
kami biar nyaman dan aman dari lomba ngorok...hahaha...Bahagianya kumpul
bersama dan sebagai tanda terima kasih, aku pun mengambil video kami di suite room. (youtube faridayuliani.fy Evergreen Laurel Hotel,Suite Room). Pulang
shalat Jum’at Devan yang sudah menyewa mobil membawa kami ke Penang Road, dia sudah rindu akan cendol dan
laksa yang terkenal, teringat masa kuliah di USM beberapa tahun yang lalu.Ketika makanan datang, langsung disantap
sambil berkali-kali berucap: “Ya Allah...3x sedappnya
Batu Ferringhi Beach, Teluk Bahang, Balik Pulau
Selanjutnya Devan membawa kami jalan-jalan ke Batu Ferringhi Beach, kami hanya lewat saja dan lanjut ke Teluk Bahang. Ketika melewati dam yang bersih, aku merekam videonya dari mobil (youtube faridayuliani.fy Terpesona akan Teluk Bahang Dam, Penang, 2.8.2019).
Selanjutnya Devan membawa kami jalan-jalan ke Batu Ferringhi Beach, kami hanya lewat saja dan lanjut ke Teluk Bahang. Ketika melewati dam yang bersih, aku merekam videonya dari mobil (youtube faridayuliani.fy Terpesona akan Teluk Bahang Dam, Penang, 2.8.2019).
Mobil
melaju dengan nyaman dibawa Devan sang pilot Air Asia yang bersahabat dengan
daerah tempat dia dulu mengerjakan tugas kuliahnya. Tiba di Balik Pulau,
sepanjang jalan terlihat asri dengan hijau pepohonan dan berjejer beberapa
kedai durian yang paling terkenal dengan durian “musang king” biasanya disebut
orang, tetapi tulisannya yang benar adalah “mao
shan king”.
Kami memilih salah satu
kedai durian dan menikmati durian yang betul maknyusss.... warnanya kuning
mentega, lembut dan bijinya tipis. Ya.... ada rasa ada harga, satu buah yang
agak besar RM 150 sekitar Rp. 500.000,- Alhamdulillah kesampaian makan durian
karena Devan yang traktir, bertambah rezeki ya anak baik. Sebagai barbuk,
silakan lihat videoku ya... (youtube
faridayuliani.fy Durian Balik Pulau, 2.8.2019).
Ketika
melewati stasiun bus, Devan menunjuk : “Itu wak stasiun kalau naik bus umum ke
Teluk Bahang.” Aku dan Bibie tersenyum
saling berpandangan ketika kulihat hanya ada satu buah bus yang parkir dan aku
bilang: “Untunglah Devan bawa kami ke mari, kalau enggak kami sudah pernah
berangan-angan mau naik bus umum ke Teluk Bahang dari hotel, Oiii..... bisa
terdampar nunggu bus waktu mau balik ke hotel ya, hahaha...”
Penang Club
Alhamdulillah tiba di hotel sekitar pukul 06.30 pm, kami rehat sebentar untuk mempersiapkan diri agar jangan mengantuk karena ada undangan dinner dari Datuk Rafiq sahabat Bibie dan langsung Datuk yang menjemput. Kami menyinggahi adik-adikku (Rina, Elly, Nita) di Gurney Hotel sebelah hotel kami, mereka sudah sehari berada di Penang untuk medical check-up, tapi mereka jalan-jalan dulu ke Kuala Lumpur.
Alhamdulillah tiba di hotel sekitar pukul 06.30 pm, kami rehat sebentar untuk mempersiapkan diri agar jangan mengantuk karena ada undangan dinner dari Datuk Rafiq sahabat Bibie dan langsung Datuk yang menjemput. Kami menyinggahi adik-adikku (Rina, Elly, Nita) di Gurney Hotel sebelah hotel kami, mereka sudah sehari berada di Penang untuk medical check-up, tapi mereka jalan-jalan dulu ke Kuala Lumpur.
![]() |
Dinner dengan Datuk Rafiq |
Chek-out Hotel, 3.8.2019
Selesai sarapan pagi, berkemas untuk check-out dari hotel. Berhubung ada Yoga yang menemani, kami bertiga melanjutkan perjalanan dari Penang ke Shah Alam. Kami diantar Devan ke Butterworth sekalian jalan dia ke airport untuk balik ke Jakarta.
Selesai sarapan pagi, berkemas untuk check-out dari hotel. Berhubung ada Yoga yang menemani, kami bertiga melanjutkan perjalanan dari Penang ke Shah Alam. Kami diantar Devan ke Butterworth sekalian jalan dia ke airport untuk balik ke Jakarta.
Begitulah
kisah kami selama empat hari di Penang yang identik dengan berobat karena
sekitar 90% pasien di Island Hospital
adalah dari Indonesia. Bayangkan kalau berhenti pasien berobat ke Penang, bisa
tutup rumah sakit di Penang. Hal ini juga dibenarkan oleh setiap supir grab jika kami ngobrol dengan mereka.
Namun demikian bagi yang sehat dan untuk refreshing,
Penang juga merupakan tempat yang ideal dan nyaman untuk turis karena objek
wisata mudah dijangkau, bisa berjalan kaki, naik bus umum atau grab dan hanya 45 menit naik pesawat dari
Medan sudah ganti suasana dan menikmati kuliner ala Penang, ya.... turis gitu
loh.
![]() |
Lanjut ke Shah Alam |
Ingin tahu bagaimana
perjalanan kami dari Penang ke Shah Alam? Sabar ya.... Nantikan kisah selanjutnya.