Rabu, 21 Agustus 2019

DI PENANG BAK TURIS MANCANEGARA


Alhamdulillah ini yang kesekian kali aku ke Penang menemani sahabatku (Bibie) menjalani medical control dan aku menikmatinya untuk berjalan-jalan di Penang layaknya turis mancanegara, hehehe.... cocok kam rasa? Ingin tahu kemana aja kami berjalan-jalan selama empat hari di Penang?

 Turis mancanegara, cocok kam rasa?

Evergreen Laurel Hotel
Bibie lebih duluan tiba di hotel dari Jakarta dan aku berangkat dari Medan menyusul sekitar satu jam kemudian. Alhamdulillah tetap dibayarin Devan anak yang baik hati (putra Bibie) menginap di hotel favorit Bibie di Evergreen Laurel Hotel, Suite Room dengan kamar yang menghadap ke laut (sea facing). Oiii mak....akupun langsung bakodak dari 1801, hehehe....

Bakodak lah aku

Island Hospital
Perut terasa lapar dan tujuan kami yang pertama adalah makan siang di Transfer Road (silakan lihat blog Farida Yuliani Lubis tahun 2018, Antri Nasi Padang dan Makanan di Penang). Selesai santap siang, kami berangkat naik Grab Car ke  Island Hospital untuk menemui dokter dan Bibie cek darah. Selesai pemeriksaan, kami kembali ke hotel untuk rehat sejenak.

Gurney Drive
Jalan-jalan sore sangat menyenangkan karena letak Evergreen Hotel ke Gurney Drive, salah satu pusat kuliner terkenal di Penang hanya 15 menit dan kami pun jalan kaki sambil menikmati udara laut. Bibie belum sah kalau belum menyantap cha kwetiau dan aku syoorr menyantap pasembur khas Penang. Perut kenyang, kami pun jalan kaki lagi balik ke hotel.


Pasembur kesukaanku

Breakfast
Sekitar pukul 06.00 waktu Penang, Yoga (putra sulung Bibie) yang sedang kuliah S2 datang dari Shah Alam karena lagi liburan. Kami menikmati sarapan pagi yang istimewa dengan aneka ragam roti kesukaanku. Setelah itu Yoga istirahat, aku dan Bibie ke Island Hospital untuk mengambil hasil pemeriksaan dan konsul ke dokter, sekalian menebus resep obat di Wellings Pharmacy karena lebih murah daripada membeli di rumah sakit.

Breakfast 
Gurney Plaza
Senja hari kami bertiga jalan kaki ke Gurney Plaza. Suasana lampu yang indah di sekitar Plaza, menggodaku untuk bakodak. Kali ini Yoga yang menentukan pilihan early dinner di Sushi Tei karena ada emaknya yang bayar, hehehe.... biasa anak perantauan perbaikan gizi. Mereka berdua sangat menikmati  Japanese food, tapi aku yang selera ndeso cuman pilih menu nasi goreng, untung lidahku yang terbiasa minum teh cocok minum “ocha” kalau enggak kan percuma duduk di restoran Jepang. 

Dari Gurney Plaza, Yoga ngajak lagi singgah ke Gurney Drive, di sini hanya makan rojak dan minum saja karena sudah kenyang. Balik ke hotel, jalan kaki dan sambil berjalan, kulihat banyak burung gagak berterbangan, akupun mengambil video-nya (youtube faridayuliani.fy Gurney Drive, Penang).

Suasana di Gurney Plaza

Early dinner di Sushi Tei


Penang Hill
Sesuai permintaan Yoga untuk jalan-jalan ke Penang Hill, pukul 06.30 Bibie sudah mengingatkan kami untuk cepat sarapan agar lebih awal berangkat dan sekitar pukul 07.30 tanpa mandi, kami berangkat dari hotel naik Grab Car dan tiba di Penang Hill sekitar pukul 08.00 masih beberapa orang yang membeli tiket karena pukul 09.00 biasanya antri membeli tiket naik ke Bukit Bendera, Penang Hill dan kalau tak mau antri membayar fast lane RM 60 (2x harga tiket biasa RM 30). Aku dan Yoga duduk manis dibayarin Bibie.

Aku semangat karena sudah  lama tak pernah kesini, kalau gak salah terakhir tahun 1997 bersama rombongan anggota ISI (Ikatan Sekretaris Indonesia), alamak.... lama kali ya... banyak kali perubahannya dan yang jelas sekarang train-nya sudah modern (youtube faridayuliani.fy Bukit Bendera, Penang Hill, 2.9.2019),  gak kayak dulu terbuka alias beratap langit, wkwkwk... Yoga ketawa aja melihat aku merekam video.


Udara masih segar di pagi hari, kami berjalan kaki mengitari taman sampai di Bukit Bendera dan rehat di Bellevue Hotel sambil ngopi cantik dan Bibie menikmati breakfast. Yoga juga menikmati pemandangan sekeliling dan mengambil beberapa foto kami.  Salah satu yang menarik yaitu awannya bergerak, hee.... aku penasaran koq bisa, rupanya Yoga membeli aplikasi khusus kalau mau jalan-jalan. Wah..sudah ketinggalan zaman ya aku yang hobby bakodak. Gak mau kalah, akupun mengabadikan alam sekitar dengan video (youtube faridayuliani.fy, Penang Hill, 2.8.2019). 


Pukul 10.30 kami balik ke hotel, di tengah perjalanan Yoga dapat telepon kalau Devan sudah berada di Airport Bayan Lepas dan lagi menuju hotel, dia sengaja cuti untuk kumpul dengan kami. 

Udara pagi yang segar






Penang Road
Sekitar setengah jam rehat di hotel, Devan pun datang tapi dia memesan kamar sendiri di depan kamar kami biar nyaman dan aman dari lomba ngorok...hahaha...Bahagianya kumpul bersama dan sebagai tanda terima kasih, aku pun mengambil video kami di suite room. (youtube faridayuliani.fy Evergreen Laurel Hotel,Suite Room). 

Pulang shalat Jum’at Devan yang sudah menyewa mobil membawa kami ke Penang Road, dia sudah rindu akan cendol dan laksa yang terkenal, teringat masa kuliah di USM beberapa tahun yang lalu.Ketika makanan datang, langsung disantap sambil berkali-kali berucap: “Ya Allah...3x sedappnya





Batu Ferringhi Beach, Teluk Bahang, Balik Pulau
Selanjutnya Devan membawa kami jalan-jalan ke Batu Ferringhi Beach, kami hanya lewat saja dan lanjut ke Teluk Bahang.  Ketika melewati dam yang bersih, aku merekam videonya dari mobil (youtube faridayuliani.fy Terpesona akan Teluk Bahang Dam, Penang, 2.8.2019).



Mobil melaju dengan nyaman dibawa Devan sang pilot Air Asia yang bersahabat dengan daerah tempat dia dulu mengerjakan tugas kuliahnya. Tiba di Balik Pulau, sepanjang jalan terlihat asri dengan hijau pepohonan dan berjejer beberapa kedai durian yang paling terkenal dengan durian “musang king” biasanya disebut orang, tetapi tulisannya yang benar adalah “mao shan king”.  

Kami memilih salah satu kedai durian dan menikmati durian yang betul maknyusss.... warnanya kuning mentega, lembut dan bijinya tipis. Ya.... ada rasa ada harga, satu buah yang agak besar RM 150 sekitar Rp. 500.000,- Alhamdulillah kesampaian makan durian karena Devan yang traktir, bertambah rezeki ya anak baik. Sebagai barbuk, silakan lihat videoku ya... (youtube faridayuliani.fy Durian Balik Pulau, 2.8.2019).  




Ketika melewati stasiun bus, Devan menunjuk : “Itu wak stasiun kalau naik bus umum ke Teluk Bahang.”  Aku dan Bibie tersenyum saling berpandangan ketika kulihat hanya ada satu buah bus yang parkir dan aku bilang: “Untunglah Devan bawa kami ke mari, kalau enggak kami sudah pernah berangan-angan mau naik bus umum ke Teluk Bahang dari hotel, Oiii..... bisa terdampar nunggu bus waktu mau balik ke hotel ya, hahaha...” 


Penang Club
Alhamdulillah tiba di hotel sekitar pukul 06.30 pm, kami rehat sebentar untuk mempersiapkan diri agar jangan mengantuk karena ada undangan dinner dari Datuk Rafiq sahabat Bibie dan langsung Datuk yang menjemput. Kami menyinggahi adik-adikku (Rina, Elly, Nita) di Gurney Hotel sebelah hotel kami, mereka sudah sehari berada di Penang untuk medical check-up, tapi mereka jalan-jalan dulu ke Kuala Lumpur.


Dinner dengan Datuk Rafiq

Chek-out Hotel, 3.8.2019
Selesai sarapan pagi, berkemas untuk check-out dari hotel.  Berhubung ada Yoga yang menemani, kami bertiga melanjutkan perjalanan dari Penang ke Shah Alam. Kami diantar Devan ke Butterworth sekalian jalan dia ke airport untuk balik ke Jakarta.


Begitulah kisah kami selama empat hari di Penang yang identik dengan berobat karena sekitar 90% pasien di Island Hospital adalah dari Indonesia. Bayangkan kalau berhenti pasien berobat ke Penang, bisa tutup rumah sakit di Penang. Hal ini juga dibenarkan oleh setiap supir grab jika kami ngobrol dengan mereka. 

Namun demikian bagi yang sehat dan untuk refreshing, Penang juga merupakan tempat yang ideal dan nyaman untuk turis karena objek wisata mudah dijangkau, bisa berjalan kaki, naik bus umum atau grab dan hanya 45 menit naik pesawat dari Medan sudah ganti suasana dan menikmati kuliner ala Penang, ya.... turis gitu loh.

Lanjut ke Shah Alam

Ingin tahu bagaimana perjalanan kami dari Penang ke Shah Alam? Sabar ya.... Nantikan kisah selanjutnya.