Rabu, 18 Desember 2019

KETINGGALAN PESAWAT & MENJELAJAH OBJEK WISATA DI BRUNEI


BRUNEI (Bagian Pertama)

Masih lanjut kisah tentang kegiatanku di Toastmaster seputar convention dan sekalian menjelajah objek wisata. Ada sekelumit cerita yang tetap terkenang sampai saat ini karena “terlalu sedih untuk dikenang”, ketika kami 11 orang rombongan yang akan berangkat ke Brunei ketinggalan pesawat dan terpaksa menginap di transit hotel di Kuala Lumpur. 

Kami sengaja datang tiga hari lebih awal sebelum acara convention untuk menjelajah objek wisata. Yok guys ikuti kisah perjalanan kami di Brunei Darussalam.



Tune Hotel KLIA 2
Tujuh tahun yang silam kami 11 orang rombongan Toastmasters, Division H berangkat dari Polonia airport naik Air Asia dengan tujuan Brunei Darussalam dan transit di Kuala Lumpur. Tiba di KLIA 2 (Kuala Lumpur International Airport) kami check-in tiket dan sebelum masuk imigrasi, kami berpencar mencari tempat makan di airport

Akibat keasyikan mengisi perut yang cuman sejengkal, kami ketinggalan pesawat dan tak ada pilihan lain karena hanya sekali dalam sehari penerbangan ke Brunei.

Bak kata pepatah: “Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak”, kami harus menikmati nasib mengeluarkan ‘kocek’ menginap semalam di Tune Hotel, KLIA transit hotel dan membeli tiket baru yang harganya mahal karena tiket Air Asia promo kami hangus.

Kami di Tune Hotel KLIA 2


Brunei Darussalam
Negara Brunei Darussalam adalah negara berdaulat di Asia Tenggara yang terletak di pantai utara Kalimantan. Bandar Seri Begawan adalah ibu kota Brunei. Wilayah negara Brunei menempati pulau Borneo dengan garis pantai seluruhnya menyentuh Laut Cina Selatan. Brunei Darussalam terkenal sebagai negara yang kaya akan minyak. Mata uang Dollar Brunei sama nilainya dengan Dollar Singapore (Wikipedia.org).

Alhamdulillah kami tiba di Brunei International Airport dengan selamat dan sebagai tanda bahagia, aku bakodak sekelak. Kami naik taxi yang mewah karena memang mobil di Brunei rata-rata mewah dan sepanjang perjalanan dari airport menuju hotel, terlihat jalan raya yang mulus, bersih, rapi dan tertib.

Brunei International Airport

Mall Gadong
Shopping mall ini terletak di sebelah kiri dan ada pintu masuk langsung dari lobby Rizqun Hotel. Selesai check-in hotel, aku dan Angel berjalan ke mall mencari sandal karena kakiku lecet, tapi tak ada yang cocok. Kami mencari ke toko-toko di depan mall dan Alhamdulillah dapat sandal crocs. Alhasil melalak ke objek wisata harus pakai sandal demi kenyamanan.

Aku dan Angel di Mall Gadong

The Rizqun International Hotel
Hotel bintang lima ini terletak di Jalan Abdul Razak Complex, di pusat kota,  Gadong, Bandar Seri Begawan, Brunei. Kami menginap di hotel mewah tempat acara Convention diadakan. Setelah rehat sejenak, kami bersiap-siap menunggu jemputan di lobby hotel.

The Rizqun International Hotel

Beruntung aku ikut rombongan Pak Sutarno dan Liana yang dijemput oleh Shawn Cassidy Narcis, sesama District 87 Leader untuk city tour  ke objek wisata di Brunei ke Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien dan Kampong Ayer. 

Aku terkenang akan budi baik Shawn yang hari ini pas tiga tahun telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya, tepatnya tanggal 18 Desember 2016. Rest In Peace brother Shawn Cassidy Narcis, we miss you so much.

Aku duduk di antara Pak Sutarno dan Liana
di Lobby

Kampong Ayer
Merupakan kawasan pemukiman bersejarah, potret kehidupan warga Brunei masa lalu yang mengandalkan sungai dan laut sebagai jalur perniagaan, terletak di Bandar Seri Begawan. Kampong Ayer tetap dilestarikan sebagai heritage merupakan kebanggaan warga Brunei. Dalam bahasa Indonesia berarti “Kampung Air” berupa rumah panggung yang dibangun di Sungai Brunei, dijuluki “Venesia dari Timur” (Wikipedia).

Kampung Ayer, Venesia dari Timur
(foto - bruneidarussalam)

Kampong Ayer terlihat dari daratan Bandar Seri Begawan. Kami naik boat keliling ke Kampong Ayer melihat dari dekat pemukiman penduduk yang berupa rumah panggung di atas sungai menggunakan fasilitas peralatan modern dan semua warganya mempunyai mobil yang dititip di daratan. 

Kesejahteraan rakyatnya dijamin oleh Sultan Hassanal Bolkiah, begitu cerita tukang boat yang membawa kami.

Kampong Ayer terlihat dari daratan
Angel di atas boat keliling di Kampong Ayer


Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien
Tempat wisata di Brunei didominasi oleh wisata religi. Masjid ini merupakan masjid Kesultanan dan landmark Brunei yang berada di Bandar Seri Begawan, salah satu masjid yang paling mengagumkan di Asia Pasifik. 

Ciri khas masjid ini adalah menaranya dilapisi marmer dan kubahnya dilapisi emas murni, menjulang setinggi 52 meter. Terletak di tepi Sungai Brunei di Kampong Ayer, tempat wisata yang ramai dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri (nativeindonesia.com).


Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien
(foto-wikipedia)

Tiba di Masjid Sultan Omar

Kami di depan gerbang Masjid
Begitu tiba di Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien, kami kagum melihat keindahan masjid yang megah dan langsung bakodak memilih angle yang tepat. Aku sengaja duduk lesehan agar terlihat tulisan nama masjidnya. Alhamdulillah aku sempat shalat di masjid ini.

Aku lesehan agar terlihat tulisan nama masjidnya
Terlihat kubah masjid berlapis emas
Aku di dalam masjid


Taman Nasional Ulu Temburong
Ulu Temburong National Park adalah taman nasional pertama yang didirikan di Brunei dan dilindungi sejak tahun 1991. Taman ini terletak di Distrik Temburong, Brunei bagian timur. Taman ini merupakan hutan hujan tropis (rainforest) yang dilestarikan di Pulau Kalimantan (nativeindonesia.com).



Naik Speed Boat ke Bangar Jetty
Kami ikut tour yang telah diurus oleh Kevin Johan dari Medan. Perjalanan menuju ke Taman Nasional Ulu Temburong, dimulai naik speed boat dari daratan Bandar Seri Begawan melewati Kampong Ayer dan menyusuri hutan bakau sekitar 40 menit menuju Bangar Jetty, Bangar adalah ibukota Distrik Temburong. Setelah itu naik bus menuju Batang Duri Jetty.

Aku dan Angel naik speed boat


Duduk sekejap di Bangar Jetty


Dari Batang Duri Jetty, kami sudah dipersiapkan untuk memakai jaket pelampung sebelum naik boat panjang yang muatannya 5 – 6 orang. Seru juga kami 11 orang menaiki dua boat melintasi dan menikmati arus sungai sekitar 35 menit menuju Ulu-Ulu Resort

Sejuk mata memandang hijaunya rainforest di kiri kanan sungai, begitu juga resort di pinggir sungai merupakan pemandangan yang unik untuk dikodak.

Aku lengkap dengan jaket pelampung
Boat panjang muatan 5-6 orang



Seru juga 35 menit  melintasi sungai


Setelah 35 menit menempuh perjalanan, ternyata boat yang kami tumpangi lebih duluan tiba di Ulu-Ulu Resort, sebagai barbuk dan rasa syukur kami gantian bakodak.


Resort di pinggir sungai



Boat kami tiba duluan

Pak Sutarno dan Liana,


Ulu-Ulu Resort
Alhamdulillah tiba di Ulu-Ulu Resort. Bahagia menikmati resort yang asri, bersih dan sambutan penjaga resort yang ramah. Kami rehat sejenak sambil menikmati snack yang lezat dan minum kopi/teh hangat yang sudah tersedia di meja.

Alhamdulillah tiba di Ulu-Ulu Resort
Kami rehat sejenak di resort yang asri
Santai duduk di lantai yang bersih


Canopy Walk
Setelah rehat kami memulai trekking menuju Canopy Walk. Perjalanan dimulai dengan melintasi jalan tanah yang agak becek dan licin di dalam hutan sekitar 200 meter, kemudian lanjut menapaki anak tangga yang menanjak. 

Trekking masuk hutan
 
Aku dan Kevin menapaki anak tangga
yang menanjak


Apa mau dikata aku dan Angel menyerah di tengah perjalanan karena lututku ‘letoi’, tidak sanggup melanjutkan sampai ke tujuan (900 anak tangga). Sementara menunggu teman-teman lain yang berhasil sampai ke puncak, aku dan Angel cukup puas bakodak dan duduk mengaso di gazebo yang tersedia. 

Angel bergaya


Aku dan Angel bakodak dan mengaso di gazebo


Selesai santap siang yang lezat, rehat sebentar kami bersiap-siap untuk kembali ke Bandar Seri Begawan.

Gadong Night Market
Aku bertiga dengan temanku sekamar jalan kaki ke pasar malam untuk menikmati kuliner yang terletak di Jalan Gadong, di seberang Rizqun Hotel. Mulai buka dari pukul 4 sore sampai pukul 10 malam. 

Pasar malam ini dipenuhi stand-stand makanan dan minuman yang dipayungi tenda-tenda besar. Beragam makanan melayu dijual di sini, seperti: otak-otak, nasi lemak, ikan bakar dan aneka jajanan kue basah. 

Aku dan teman sekamar di Gadong
Night Market


Dua kali kami menikmati kuliner di pasar malam selama di Brunei, yang kedua bersama Wasis karena dekat dari hotel dan banyak pilihan makanan yang mengundang selera, juga cocok dengan kantong, hehehe....

Bersama Iwani dan Wasis menikmati kuliner
di pasar malam


Suasana pagi di sekitar Rizqun Hotel
Sekitar pukul 9.20 pagi, lagi-lagi aku bertiga teman sekamar jalan kaki melihat-lihat suasana sekitar hotel. Di samping kanan hotel juga terdapat shopping mall dan di depan terdapat toko-toko menjual souvenir untuk oleh-oleh.

Aku dan Iwani di depan Rizqun Hotel
 
Mall dan toko dekat Rizqun Hotel


Di seberang toko berderet parkir mobil-mobil mewah. Terlihat bukti kemakmuran dan kesejahteraan warga Brunei.

Berderet mobil-mobil mewah

Ada sesuatu yang paling berkesan ketika kami sedang asyik bakodak di jalan karena masih sepi, tiba-tiba di belakangku ada mobil berhenti yang mau lewat. Kami tidak tahu keberadaannya karena pengemudinya tidak membunyikan klakson dan dengan sabar menunggu sampai kami menepi. Masya Allah sopannya, coba di kotaku habis kena sumpah serapah. 

Aku asyik bakodak di jalan

Begitulah kisah perjalanan kami selama dua hari menjelajah beberapa objek wisata di Brunei sebelum mengikuti acara Toastmaster, Brunei Convention 2012. Dari perjalanan ini aku mendapat pelajaran yang berharga agar jangan ketinggalan pesawat, apalagi penerbangan ke luar negeri. 

Untuk selanjutnya aku menerapkan setelah check-in tiket, langsung selesaikan urusan imigrasi dan masuk ke ruang tunggu, bawa bekal makanan kalau naik pesawat berangkat pukul 8.00 pagi. Bak kata pepatah: “Hanya keledai yang jatuh dua kali di lubang yang sama”.




Demikian juga aku sangat terkesan menjelajah ke beberapa objek wisata di Brunei Darussalam. Negara kaya minyak yang didominasi wisata religi bernuansa Islami dengan kehidupan rakyatnya yang makmur dan sejahtera. 

Hal ini dapat terwujud karena kepemimpinan Sultan Hassanal Bolkiah yang bijaksana dan adil, bertahta sejak 5 Oktober 1967: ’’Tugas Sultan adalah bersikap adil terhadap rakyatnya dan tugas rakyat adalah setia terhadap Sultan-nya’’ (www.jpnn.com>International).

Sultan Bolkiah menyapa rakyatnya
(foto jpnn.com)

Ingin tahu bagaimana Convention Brunei 2012 diselenggarakan di Rizqun Hotel dan kesempatan menjelajah objek wisata lainnya di Brunei? Sabar ya guys... menyusul akan kuceritakan pada Brunei (Bagian Kedua).



Rabu, 27 November 2019

ANNUAL CONVENTION KUCHING 2011 & OBJEK WISATA

KUCHING (Bagian Pertama)


Sejak tahun 2010 aku join dengan Titanium Toastmasters Club, beberapa kali mengikuti Convention yang diadakan dua kali dalam setahun dengan tempat yang berbeda-beda sesuai jadwal tiga Negara (Indonesia, East Malaysia dan Brunei)  yang tergabung dalam District 87. Hal yang paling menyenangkan mengikuti Convention adalah sekalian bisa ikut tour ke objek wisata

Alhamdulillah aku punya blog karena kisah perjalananku bisa kurangkum dalam tulisan meskipun sudah delapan tahun berlalu. Yok guys ikuti kisah perjalanan kami ke Annual Convention, Kuching 2011 dan objek wisata.


Aku n sis Irna numpang gaya

KLIA 2
Kami rombongan tiba di Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2) pada malam hari. Ketua rombongan Adly sengaja mengatur waktu untuk menginap di airport bukan di hotel karena keesokan harinya sehabis subuh akan lanjut berangkat ke Kuching. Aku dan sis Irna ‘sok-sokan’ ikut rombongan anak muda tidak ikut menginap di hotel transit sebagaimana beberapa teman kami yang sudah berkeluarga.


Kami tiba di KLIA 2

Pada waktu jam tidur, aku dan sis Irna pergi ke ruang sholat di airport, heee... ternyata dikunci dan banyak penumpang tidur bergelimpangan di depan ruang sholat, begitu juga kursi-kursi penuh dengan orang tidur. Akhirnya kami berdua mencari lapak yang aman dan pashmina yang tadinya untuk bergaya berubah fungsi menjadi alas lantai untuk tidur, ya.... lumayanlah untuk luruskan badan, tidur-tidur ayam. Pengalaman ini merupakan yang pertama dan terakhir bagiku, tak cocok kurasa mengikuti pola anak muda kalau untuk urusan tidur, hahaha....


Kuching
Kuching adalah ibukota Sarawak, Malaysia, terletak di Sungai Sarawak di ujung barat daya negara bagian Sarawak di  pulau Kalimantan (wikipedia.org).

Konon kisahnya ketika kedatangan James Brooke seorang petualang Inggris tahun 1839 memberikan nama bandar ‘Kuching’, berasal dari kata “cochin” bahasa China yang artinya pelabuhan.  Teori lain mengatakan bahwa namanya diambil dari nama ‘buah mata kucing’ yang banyak tumbuh di kawasan Malaysia dan Indonesia (sejarah.my).



Riverside Majestic Hotel
Acara Convention diadakan di Riverside Majestic Hotel yang terletak di Jalan Tunku Abdul Rahman, Kuching, Sarawak. Hotel berbintang empat ini berada di tengah kota yang letaknya strategis, di sebelahnya terdapat Riverside Shopping Complex dan di seberang terlihat sungai Sarawak dari jendela kamar hotel.


View dari jendela kamar hotel

Kuching Waterfront
Begitu check-in hotel, sis Irna langsung merebahkan badan sejenak. Aku ikut dengan beberapa teman-teman jalan kaki hanya lima menit ke Waterfront, merupakan ikon pariwisata yang terkenal di negara bagian Sarawak.  


Aku n Mela di Waterfront

Taman di Waterfront asri dan bersih, dilengkapi dengan kursi taman. Terdapat aneka jajanan makanan dan souvenir.  Aku bakodak di taman dan di depan salah satu  ikon bangunan yang terkenal di tempat wisata Kuching yaitu gedung Dewan Undangan Negeri Sarawak di seberang sungai.  Sis Irna keesokan harinya bakodak di sini.  

Taman asri dan bersih


Aku dan sis Irna di seberang Gedung
Dewan Undangan Negeri Sarawak 




Ada sebuah kapal wisata yaitu “Sarawak River Cruise” yang sedang sandar di tepi sungai, tetapi berhubung waktu yang belum tepat untuk naik, aku dan Mela cukup bahagia bergaya saja dulu ya.

Cukup bahagia bergaya 

Cat Museum
Museum kucing ini dimiliki oleh Dewan Bandaraya Kuching Utara (DBKU) didirikan pada tahun 1993. Letaknya di Jalan Semariang, Petra Jaya, Kuching, Sarawak, Malaysia. Sekitar 20 menit dari Waterfront (wikipedia.org).


Kami di halaman Cat Museum

Setelah berkeliling di Waterfront kami kembali ke hotel dan bergabung dengan teman-teman menuju Cat Museum.  Bakodak dulu di halaman gedung selagi cuaca cerah. 

Kami mengitari museum yang dipenuhi aneka ragam patung kucing. Setiap ada angle yang menarik, kami berhenti dan bakodak rame-rame. Di depan salah satu gambar kucing, aku bergaya ala kucing menerkam.

Rame-rame bakodak




Gayaku

Melihat tulisan “Welcome to DBKU Cat Museum”, kami semua berebut memasukkan wajah kami di beberapa patung kucing yang tersedia sambil tertawa bahagia bagaikan anak kecil.


Berebut memasukkan wajah

Welcome Night
Welcome Night adalah acara yang menyenangkan, temu ramah dengan semua peserta Convention dari tiga negara. Pada kesempatan ini semua divisi menampilkan acara yang sudah dipersiapkan jauh hari sebelum  hari H, sesuai jadwal yang disusun oleh panitia. 

Kami Division H menampilkan sebuah tarian dengan dress code putih dilengkapi ulos. Setelah itu ada acara untuk berkenalan satu sama lain dengan seluruh peserta, dinner dan acara bebas bergoyang ria.


Dress code putih plus ulos

Tarian dari Division H

Merupakan suatu kehormatan ketika seorang leader tertinggi di District 87, Mr. Md. Ariff Azahari (District Govenor) ikut jongkok bakodak bersama kami.


Bersama Mr. Md.Ariff Azahari(District Governor)

Opening Ceremony
Registrasi peserta dimulai pukul 7 pagi dan lanjut “Opening Ceremony”. Berbaris  pembawa bendera Indonesia, East Malaysia dan Brunei memasuki ruangan diikuti para petinggi Toastmasters berjalan di karpet merah memasuki ruangan dan disusul lagu kebangsaan masing-masing negara. Biasanya Opening Ceremony resmi dibuka oleh tamu undangan dari petinggi pemerintahan setempat.



Educational Sessions
Acara dimulai dari pukul 8 pagi hingga 5 sore. Narasumber atau Speaker biasanya dipilih oleh panitia dari “Toastmasters World Champion of Public Speaking” atau Toastmasters International President. Banyak ilmu “communication and leadership skill” diperoleh dalam mengikuti sesi acara ini.

Kami bersama Mark Hunter
(World Champion Speaker)


Aku sangat terkesan ketika International Speaker tampil memukau di atas panggung menggunakan kursi roda..

Beliau bernama Mr. Mark Hunter, juara dunia, "2009 Toastmasters World Champion of Public Speaking". Mr. Mark Hunter adalah Kepala Sekolah Dasar di Brisbane yang berjuang melanjutkan mengajar setelah mengalami kecelakaan permainan ski air pada usia 22 tahun dan telah duduk di kursi roda selama 36 tahun. 

Kecelakaan ini membuatnya terpuruk dan telah merubah cara pandangnya terhadap dunia. Namun berkat kegigihannya, ia mampu mengatasi keterbatasannya sebagai penyandang disabilitas dan definisinya tentang cinta yang unik membuatnya bangkit kembali beraktivitas dalam dunia yang disenanginya yaitu mengajar dan public speaking. Mr. Mark Hunter berhasil menjadi World Champion Speaker dan Trainer/Coach yang profesional (mediacenter.toastmasters.org).

Mark Hunter juara dunia
yang memukau

Perahu di Waterfront
Pada waktu istirahat di acara Educational Sessions, aku dan sis Irna menyempatkan berjalan-jalan ke Waterfront, duduk mengaso dan bakodak. Kami sempatkan juga ke  toko-toko sekitarnya melihat souvenir dan tanda sah sudah ke Kuching, kami membeli T-shirt dan tas gambar kucing. 

Kami mengaso n bakodak



Ketika akan kembali ke hotel terasa kaki sudah letih berjalan, tetapi ada Adly yang bijak mengajak kami naik perahu/sampan yang khusus disediakan untuk turis menyeberangi sungai Serawak. Selamat tiga orang turis dari Medan naik sampan dari Waterfront kembali ke hotel hanya membayar 1RM/orang. Sebagai barbuk tanda kesenangan bakodaklah kami.

Aku n Adly yang bijak

Turis Medan naik sampan

Gala Night
Setelah lebih dari setengah hari mengikuti acara Educational Sessions, dilanjutkan pukul 7.30 malam Gala Night adalah acara yang meriah karena sudah saling kenal sesama peserta. Paling seru waktu acara dinner, lihat dulu daftar menu berapa macam makanan yang akan disajikan agar tahu mengisi perut.

Gala Night





Paling meriah waktu “Award Presentation” pembagian piagam untuk para anggota, club dan divisi yang meraih prestasi. Adly dan sis Irna menerima award 'President Distinguished Club'. Selamat ya Presiden Deli Toastmaster Club dan Titanium Toastmaster Club periode  2010 - 2011.

Adly n Sis Irna menerima Award
President Distinguished Club



Aku n sis Irna
(Presiden Titanium TMC)


Aku n Adly
(Presiden Deli TMC)

Toastmasters Speech Contests
Ada dua contest yang diadakan di Kuching Convention 2011, yaitu:  International Speech Contest dan Table Topic Contest merupakan kompetisi antar divisi yang tergabung dalam District 87. Dari semua divisi yang bertanding akan dipilih tiga orang pemenang (1, 2 dan 3). The first winner akan mewakili District 87 untuk bertanding di Toastmasters International memperebutkan “World Champion”.

Steven Guntur mewakili Division H dari Medan harus puas menerima keberhasilan berkompetisi sebagai Pemenang ketiga International Speech Contest dan Table Topic Contest. Kami juga ikut bangga karena bukan hal yang gampang untuk memperebutkan kejuaraan bergengsi level District. Selesai pembagian “trophy” kepada para juara, acara Convention resmi ditutup dan makan siang bersama.

Steven Guntur Pemenang Ketiga



Cat Statue
Cat Statue merupakan salah satu objek wisata terletak sekitar 50 meter dari hotel kami menginap. Ketika bersiap-siap akan berangkat ke airport, aku bakodak sekelak di sini memakai kaos baru lengan panjang gambar kucing, hehehe....


Cat Statue

Begitulah kisah perjalanan kami di Kuching selama lima hari mengikuti Kuching Convention dan menjelajah ke beberapa objek wisata.

Aku mendapat ilmu dan pengalaman “Public Speaking dan Leadership Skill” selama mengikuti Convention tetapi harus belajar lebih banyak lagi dari para senior, juga belajar menjadi ‘pendengar yang baik’  sehingga kita bisa menghargai kelebihan orang lain dan mengoreksi kekurangan diri sendiri. 

Hal ini sesuai dengan salah satu quote: “One of the most sincere forms of respect is actually listening to what another has to say.” (Bryant H. McGill).
 
Pulang mendapat ilmu n pengalaman


Alhamdulillah tahun 2015 aku mendapat kesempatan lagi untuk mengikuti Conference di Kuching dan kupergunakan untuk menjelajah objek wisata yang belum sempat kami kunjungi.  Sabar ya.... menyusul akan kuceritakan kisah perjalananku pada Kuching-Bagian Kedua.