Jumat, 28 Desember 2018

KEGIATAN KAMI 6 HARI DI MEKKAH DENGAN PT. YASMIRA



Umrah (Bagian Ketiga)

Mekkah atau Makkah al-Mukarramah adalah kota suci yang menjadi tujuan utama kaum muslimin untuk menunaikan ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima sekali seumur hidup bagi yang mampu. 

Pada umumnya umat Islam yang sudah pernah menunaikan ibadah haji atau umrah akan rindu untuk mengulang kembali datang ke Mekkah tetapi saat ini tidak gampang untuk menunaikan ibadah haji karena harus menunggu sekitar 7–18 tahun, oleh karena itu kebanyakan umat muslim Indonesia melakukan ibadah umrah lebih dulu sebelum mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji. 

Begitu juga dengan kami sebagian besar keluarga Lubis dan Yusni Amrin melakukan umrah 11 hari bersama PT. Yasmira Wisata Utama untuk mengulang kembali dan sebagian kecil melakukan umrah sebelum mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji.  

Adapun kegiatan kami selama 5 hari di Madinah telah kuceritakan pada Umrah (Bagian Kedua), yaitu: "Lima hari di Madinah bersama Yasmira).

Ingin tahu apa yang kami lakukan setibanya di Mekkah dan kegiatan kami selama 6 hari di Mekkah? Mari ikuti kisah perjalanan kami.




Tiba di Mekkah (10 November 2018)
Perjalanan dari Madinah dan setelah miqat dari Masjid Bir Ali kami tempuh sekitar enam jam. Begitu memasuki kota suci Makkah al-Mukarrahmah, mutawif mengajak para jemaah bertalbiah: “Labbaik Allaahumma Labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik. Innaal hamda waanni’mata laka walmulk. La syarika lak.” 

Tiba di Mekkah sekitar pukul 21.00 AST, bus berhenti di samping Hotel Hilton dan jelas terlihat menara Masjidil Haram. Alhamdulillah bisa datang lagi ke Mekkah menjadi tamu Allah. 

Kami memasuki Villa Hilton, tower 3 lantai 6, kemudian menikmati makan malam serta berbenah. Setelah itu kami bersiap-siap untuk melakukan Umrah wajib.


Villa Hilton Tower 3 lantai 6


Menara Masjidil Haram


Umrah Wajib
Sekitar jam 23.00 AST kami berkumpul di teras Villa Hilton depan kamar 636 untuk bersama-sama dengan mutawif melakukan umrah wajib. 

Berhubung kami harus mengerjakan tawaf dan sa’i yang memerlukan tenaga fisik maka mama, adiknya dan ibu mertua abangku memakai jasa pendorong kursi roda dengan bayaran 250 Riyal/orang. 


Para ibu kami dan sepupu
bersama pendorong kursi roda



Setelah semua kumpul, kami berangkat menuju Masjidil Haram dibimbing oleh mutawif. Tiba di pelataran masjid, kami berdoa dan masuk melalui pintu 79, King Fahd. 

Begitu melihat Ka’bah, kami mengikuti mutawif membaca doa, lalu berjalan mendekati Ka’bah sampai sejajar dengan Hajar Aswad, kami mulai mengerjakan tawaf mengelilingi Ka’bah dari putaran pertama sampai tujuh kali putaran. Selesai tawaf minum air zam-zam sekadarnya saja dan shalat sunat dua raka’at. 


Kami berdoa begitu melihat Ka'bah


Dari tempat tawaf kami mengerjakan Sa’i berjalan kaki dari bukit Safa menuju bukit Marwah sampai tujuh kali. 

Alhamdulillah selesai kami berhenti di bukit Marwah dan berdoa lalu tahallul dengan memotong paling sedikit tiga helai rambut bergantian tanda sudah selesai umrah wajib dan halal dari larangan ihram. 

Sebagai wujud syukur dan bahagia kami semua bersalaman dan bermaaf-maafan, mohon agar mendapat umrah yang mabrur. 

Keluarga adik ipar abangku
di tempat Sa'i





Ka'bah di dalam Masjidil Haram
Masjidil Haram kota yang tak pernah tidur karena didatangi umat muslim dari seluruh penjuru dunia yang akan mengerjakan tawaf dan sa’i silih berganti selama 24 jam, seperti yang kami lihat dari lantai dua, Masya Allah ramainya jemaah yang lagi tawaf mengelilingi Ka'bah.

Dari lantai dua, kelihatan jemaah lagi tawaf

Sekitar pukul 02.00 AST dini hari kami berpencar kembali ke hotel dan ketika melewati Ka’bah beberapa dari kami berhenti sebentar dan istri abangku mengambil foto kami bergantian dengan kakaknya mencari “angle” sesuai selera memakai HP. 

Aku enggak berani mengambil foto dekat Ka’bah karena masih agak trauma terkenang dengan kejadian sebelas tahun yang silam, ketika sedang mengambil foto mama dan adikku dengan latar belakang Ka’bah dari jarak jauh di lantai dua, ketahuan petugas, begitu dia mau mengambil kameraku, aku lari dengan kencang dan memasukkan camera ke kantong celana. Nyata benar bedanya dengan saat ini, dengan tenangnya berfoto di dekat Ka’bah.

Aku dan suami difoto istri abangku
di depan Ka'bah


Di belakang Ka'bah terlihat "Royal Clock Tower" yaitu menara jam pencakar langit tertinggi di Arab Saudi dan bangunan kedua tertinggi di dunia setelah "Burj Khalifa" di Dubai (Wikipedia). Ini juga menjadi sasaran HP istri abangku, mengambil fotoku dan suamiku.


Terlihat "Royal Clok Tower"


Ibadah di Masjidil Haram (11 November 2018)
Tanah haram Mekkah merupakan tempat yang mulia dan dilipatgandakan pahala shalat di Masjidil Haram 100.000 kali dari shalat di masjid lainnya. 

Waktu yang singkat selama enam hari,  kami manfaatkan sebaik-baiknya untuk beribadah di Masjidil Haram. 

Sekarang tempat shalat perempuan dan laki-laki sudah dibedakan, tidak seperti sebelas tahun yang lalu masih bercampur perempuan dan laki-laki. 

Kami jemaah perempuan selalu mencari tempat yang terdekat dengan tempat mengambil air zam zam melalui keran air agar bisa berwudhu tanpa istinja’ karena dari shalat Ashar sampai shalat Isya kami tetap berada di masjid. 


Aku dan adik mama di depan tempat air zam zam


Saat ini di dalam Masjidil Haram pun sudah bisa berfoto memakai HP, oleh karena itu kalau kami berjumpa di tempat shalat yang sama, bekodaklah kami dan setelah beradaptasi dengan keadaan saat ini, hobbyku bakodak pun tersalur menghilangkan rasa trauma masa lalu. Namun demikian aku tetap tertib loh karena setiap dekat waktu shalat, HP sudah dalam keadaan dinonaktifkan.



Bakodak di dalam Masjidil Haram


Umrah Sunah (12 November 2018)
Sesuai jadwal perjalanan, kami akan melakukan city tour ke Jabal Tsur, Jabal Rahmah, Arafah, Mina, Jabal Nur dan Umrah Sunah dengan miqat dari Ji’ranah. 

Selesai sarapan pagi sekitar pukul 8.00 AST kami sudah berkumpul di lobby Villa Hilton dan  sebelum berangkat kami berfoto dulu bersama. Aku berhasil mengajak putra bungsuku berfoto dan merupakan foto yang pertama karena dia ingin fokus beribadah sehingga tidak ingin berfoto-foto seperti kami.


Foto bersama di lobby Villa Hilton


Foto pertama dengan putra bungsuku


Jabal Tsur
Dalam perjalanan menuju Jabal Tsur, mutawif menerangkan secara singkat yaitu salah satu bukit yang tertinggi di kota Mekkah. Bukit ini mempunyai tiga puncak yang saling berdekatan dan menyambung. 

Di puncak Jabal Tsur terdapat sebuah gua yang bernama Gua Tsur yang bersejarah tempat bersembunyi Rasulullah SAW selama tiga hari dan selamat dari kejaran kaum Quraisy karena dengan pertolongan Allah SWT, menutup mulut gua dengan sarang laba-laba dan merpati ketika kaum Quraisy tiba di depan gua tersebut. 

Kami berhenti sebentar untuk mengambil foto karena akan meneruskan perjalanan ke Jabal Rahmah.


Kami di Jabal Tsur


Jabal Rahmah
Udara panas terik ketika kami tiba di Jamal Rahmah atau “Bukit Kasih Sayang”, oleh karena itu kebanyakan kami tidak naik ke bukit tersebut, hanya beberapa orang saja yang belum pernah. 

Aku, suamiku, abangku dan isterinya turun dari bus dan memandang dari jauh kelihatan tugu batu tempat bertemunya Nabi Adam AS dan Siti Hawa.  



Di belakang kami terlihat tugu Jabal Rahmah


Kami bergantian bakodak dan sekali lagi aku bisa berfoto dengan putra bungsuku sebelum dia naik ke Jabal Rahmah. Hanya dua kali aku berfoto dengannya selama perjalanan 11 hari, hehehe.... itupun jadilah, yang penting ada untuk bahan cerita. 


Foto yang kedua dengan putra bungsuku


Aku bersama abangku dan istrinya



Sambil menunggu jemaah yang lain, aku dan suami naik ke bus dan kembali terbayang kenangan 20 tahun yang silam ketika menunaikan ibadah haji, aku dan beberapa jemaah naik ke Jabal Rahmah melalui bukit batu dan turun melalui tangga.


Sekarang Jabal Rahmah banyak perubahan, semakin luas dan bersih terlihat dari jauh dan tidak ada lagi unta yang dihiasi khusus untuk berfoto, padahal beberapa ponakanku kepingin berfoto dengan unta.

Arafah
Dari Jabal Rahmah kami menuju ke Arafah, tetapi hanya melintas saja sambil mutawif menerangkan tentang Arafah sebagai tempat wukuf jemaah haji dari seluruh penjuru dunia.


Kemah di Arafah




Tanggal 9 Dzulhijjah merupakan puncak dari ibadah haji, sehingga jemaah yang sedang dirawat di R.S. dibawa dengan ambulance untuk wukuf di Arafah karena wajib hukumnya agar sah hajinya. 

Aku mengambil foto kemah di Arafah dan pohon-pohon nan hijau di pinggir jalan.

Pohon-pohon nan hijau di pinggir jalan Arafah


Mina
Dari Arafah kami menuju Mina, mutawif menunjuk dari dalam bus tempat melontar jumrah (Aqabah, Wusta dan Ula), sekarang terdiri dari tiga tingkat. 

Tempat melontar jumrah
terdiri dari tiga tingkat

Aku mengambil fotonya dari dalam bus. Ternyata di daerah Mina ada juga Istana Kerajaan Arab Saudi dan aku membidiknya dari jauh, ya.. meskipun tidak begitu jelas, okay-lah.

Istana Raja di atas bukit Mina


Masjid Ji’ranah
Masjid Ji’ranah terletak di sebuah desa Ji’ranah 26 kilometer dari kota Mekkah berasal dari nama seorang perempuan yang mengabadikan sisa umurnya untuk menjaga dan membersihkan sebuah  masjid. Sebagai penghargaan maka namanya disematkan menjadi nama  kampung dan masjid ini (https//www.ibadahkita.com). 

Mutawif juga menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah melakukan umrah dengan miqat dari Masjid Ji’ranah.  

Kami turun di Masjid Ji’ranah untuk berwudhu dan shalat sunah. Para jemaah laki-laki memakai ihram di masjid ini dan berniat umrah bersama-sama di dalam bus dengan bimbingan mutawif. Berhubung ini umrah sunah, maka kita boleh mengumrahkan keluarga yang sudah berpulang kerahmatullah. 

Aku tidak sempat mengambil foto di sini karena cuaca terik dan harus cepat kembali ke bus, oleh karena itu sebagai pelengkap aku ambil foto dokumentasi Arminareka Perdana Surabaya (Masjid Ji'ronah Tempat Miqat paling Afdhal).


Masjid Ji'ranah
(foto Arminareka Surabaya)


Jabal Nur
Dari Ji’ranah bus meluncur balik ke Mekkah dan ketika melewati Jabal Nur, mutawif menunjuk bukit yang tinggi dan terlihat dari jauh. Saat ini pemerintah Arab Saudi melarang jemaah haji dan umrah untuk mendaki Jabal Nur karena merupakan kawasan berbahaya.  

Di puncak Jabal Nur terdapat Gua Hira tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah pertama kali melalui malaikat Jibril. 

Sebagai dokumentasi, aku mengambil foto Jabal Nur dari dalam bus di perjalanan.


Jabal Nur dari jauh


Pelaksanaan Umrah Sunah
Selesai city tour dan miqat dari Ji’ranah, kami kembali ke Villa Hilton. Di dalam bus mutawif menyampaikan bahwa: “Umrah akan dilakukan bersama-sama sekitar pukul 14.00 AST, tetapi jika ada yang ingin istirahat boleh saja melakukan Umrah Sunah setelah shalat Ashar dengan tetap menjaga larangan ihram”. 

Aku,  sahabatku dan beberapa saudaraku berjanji akan mengerjakan umrah sunah selepas shalat Ashar karena adik iparku dan putrinya kurang sehat, jadi harus memakai jasa pendorong kursi roda. 

Namun kenyataannya berubah karena semua saudaraku sudah selesai melakukan umrah sunah pada waktu yang berbeda-beda. Alhasil tinggal aku dan sahabatku yang belum sementara pendorong kursi roda akan datang pukul 23.30 AST. 



Abangku dan istrinya
selesai umrah sunah



Sekitar pukul 21.00 AST aku mengajak sahabatku mengerjakan umrah sunah. Untuk menambah tenaga, kami membeli teh susu, roti canai dan martabak, lalu duduk santai di pelataran Masjidil Haram.  

Ketika sedang menikmati lezatnya makanan dan keindahan suasana masjid di waktu malam, hee... datang adik iparku (suami adikku no. 5) membawa "jerrycan" mengisi air zam zam untuk minuman mereka sekeluarga di kamar. 

Sahabatku mungkin "baper" oleh suasana Masjidil Haram di waktu malam, dia tidak hobby berfoto, hee.... meminta adik iparku untuk mengambil foto kami berdua yang lagi lesehan tanpa alas di pelataran Masjidil Haram. 

Setelah puas rehat, kami berdua memasuki Masjidil Haram untuk melakukan tawaf, sa’i dan tahallul. Alhamdulillah selesai umrah sunah.

Aku dan sahabatku lesehan
di pelataran Masjidil Haram


Tawaf Sunah (13 November 2018)
Memperbanyak ibadah di Masjidil Haram. Selesai shalat Subuh, aku dan adik mama menjumpai ponakan suamiku di depan KFC, dia dan istri serta keluarga istrinya juga umrah dan kebetulan jadwalnya duluan ke Mekkah sehingga kami bisa bertemu. 

Aku, adik mama dan ponakan suamiku


Bersama istri ponakan suamiku


Selesai sarapan pagi beberapa jemaah mengerjakan umrah sunah dengan miqat dari Tan’im dengan biaya sendiri. Aku dan beberapa saudara tidak ikut, kami mengerjakan tawaf sunah, berdoa di Multazam dan shalat di Hijir Ismail di bawah pancuran emas yang merupakan tempat mustajab untuk berdoa. 

Sebagaimana yang kita ketahui masuk ke Hijir Ismail harus berjuang karena jemaah dari seluruh penjuru dunia berebut masuk ke tempat yang istimewa ini sebab keutamaan shalat di sini sama dengan di dalam Ka’bah, begitu sabda Rasulullah SAW. 

Alhamdulillah dengan banyak bershalawat aku dan sahabatku bisa masuk dan shalat di Hijir Ismail dengan tenang, tetapi kita tidak boleh serakah harus memikirkan jemaah lain yang juga ingin beribadah, oleh karena itu selesai berdoa kami langsung ke luar.


Adik iparku dengan putrinya
selesai tawaf sunah




Ibadah di Masjidil Haram (14 November 2018)
Hari terakhir kesempatan mengerjakan shalat Subuh sampai Isya di Masjidil Haram, karena keesokan harinya, selesai shalat Zuhur akan meninggalkan kota Mekkah.


Ketika adzan Subuh berkumandang, aku merekam videonya begitu juga ketika aku, mama, adiknya, sepupuku dan Bu Ros selesai shalat Subuh di dalam Masjidil Haram tempat khusus jemaah yang memakai kursi roda (youtube Faridayuliani.Fy Masjidil Haram, Mecca). 







Sewaktu ke luar dari pintu 79 King Fahd, kami bakodak lagi dan biar sah kurekam lagi video. Ternyata indah untuk dikenang sebagai pengobat rindu karena sampai di tanah air, berulang kali kulihat videonya (youtube Faridayuliani.Fy Masjidil Haram, Mekkah. King Fahd Gate).


Aku, mama, adiknya dan sepupuku
di depan pintu 79 King Fahd 



Merpati di sekitar Masjidil Haram
Aku paling senang melihat burung merpati dan begitu melihat segerombolan burung merpati yang berterbangan di sekitar Masjidil Haram, aku meminta sahabatku untuk mengambil beberapa fotoku. 

Aku teringat 20 tahun yang lalu ketika menunaikan ibadah haji, masih terlihat Jabal Qubais dan merpati berterbangan dari bukit itu, juga pedagang kaki lima menyelamatkan diri berlarian ke atas bukit dari kejaran polisi yang bersepeda motor. 

Sekarang tidak terlihat lagi bukitnya karena sudah berdiri dengan megahnya menjulang tinggi Istana Raja Arab Saudi memanjang dari depan pintu utama Masjidil Haram.





Aku dan merpati di sekitar Masjidil Haram


Tawaf Wada (15 November 2018)
Setelah enam hari berada di Mekkah, akhirnya tibalah saatnya kami harus berpisah dengan Baitullah (Ka’bah) dan melakukan tawaf wada.  

Giliran suami adikku yang bungsu mendorong mama, dan anakku mendorong adik mama untuk tawaf wada. 

Menjelang shalat Subuh turun hujan dengan derasnya dan kami menunggu hujan reda sekitar setengah jam. Aku dan sepupuku ikut menemani mama dan adiknya, sekalian mengerjakan tawaf wada setelah shalat Subuh karena yang lainnya mengerjakannya setelah shalat duha. 

Selesai tawaf, aku duduk di pelataran depan pintu Ka’bah untuk berdoa, tak terasa menetes air mata dan memohon pada Allah untuk memanggilku lagi, anak cucuku, para sanak saudara, teman-temanku yang berpesan untuk datang menjadi tamu Allah juga umrah kami keluarga besar Lubis dan Yusni Amrin mendapat ridha Allah menjadi umrah yang mabrur.

Tawaf Wada setelah shalat Subuh
ketika hujan reda

Adik bungsu dengan suaminya tawaf wada
setelah shalat dhuha

Saudaraku Tawaf Wada selesai dhuha


Meninggalkan Mekkah (15 November 2018)
Selesai makan siang sekitar pukul 14.30 AST, kami sudah bersiap-siap dan foto bersama di depan pintu kamar 636 Villa Hilton, kemudian setelah kumpul semua kami berfoto lagi di teras kamar.





Foto bersama di depan kamar 636




Lebih lengkap di teras kamar Villa Hilton

Sekitar pukul 15.00 AST kami naik bus AC berangkat meninggalkan kota Mekkah dan berdoa bersama-sama. Sedih rasanya tak terlukiskan ketika bus berjalan meninggalkan kota suci ini, aku memandang menara Masjidil Haram sampai jauh dan tidak kelihatan lagi. 

Dari Mekkah ke Jeddah
Dalam perjalanan masih daerah Kota Mekkah, aku terkagum ketika melihat taman bunga yang subur di tengah padang tandus, lalu kuambil fotonya sebagai “barbuk” bahwa inilah kenyataan Mekkah saat ini. Apakah ini pertanda kiamat sudah dekat? Wallahu A’lam Bishawab. 


Taman bunga yang subur di tengah padang tandus


Akhirnya sampailah kami di perbatasan kota Mekkah, aku mengambil foto dari dalam bus melihat tugu menjulang yang di atasnya berbentuk Al-Qur’an terbuka. 

Tugu batas Kota Mekkah


Berkeliling di Jeddah
Sekitar pukul 17.00 AST kami memasuki kota Jeddah dan mutawif menerangkan bahwa kata Jeddah berasal dari bahasa Arab yaitu jaddah (nenek) karena di sini terdapat makam Hawa istri Nabi Adam. 
Jeddah (foto wikipedia.org)
 
Bus berkeliling di kota Jeddah, melewati Masjid Terapung tetapi tidak singgah lalu mutawif membawa kami ke Mall dan berhenti di Toko Ali Murah, kami turun untuk melihat-lihat saja. 

Setelah itu kami masuk ke Restoran di sebelahnya yaitu Bakso “Mang Oedin” khas Indonesia yang katanya paling top markotop dan wajib dicicipi, tetapi jujur ya mungkin karena banyak bakso di Medan yang sedap rasanya, bagiku rasanya biasa saja tak sehebat promosinya apalagi harganya mahal 12 Riyal seporsi. Hehehe..... dasar orang Medan ya.


Bakso Mang Oedin di Jeddah
(foto indonesiantoday.id)


Menuju Bandara King Abdul Aziz, Jeddah
Selesai menyantap bakso kami naik ke bus dan berangkat ke bandara King Abdul Aziz Jeddah. Tiba di bandara, kami rehat sambil menikmati nasi kotak yang disediakan oleh staf PT. Yasmira yang berada di Jeddah kemudian setelah shalat jamak Maghrib dan Isya, kami check-in dan berangkat dengan pesawat Garuda sekitar pukul 03.20 AST. 



Bandara King Abdul Aziz, Jeddah
(foto dream.co.id)


Tiba di Kuala Namu Airport
Alhamdulillah setelah menempuh perjalanan sekitar delapan jam, kami tiba di bandara Kuala Namu tanggal 16 November 2018 pukul 15.20 WIB. 




Alhamdulillah tiba di KNO 

Demikianlah gambaran singkat kegiatan kami selama enam hari di Mekkah. In Syaa Allah bermanfaat dan memberi semangat bagi para sanak saudara, teman-teman yang belum pernah berhaji/umrah agar kesampaian niatnya dan sebagai pengobat rindu bagi yang sudah pernah menjadi tamu Allah.  

Akhirul kalam dengan berakhirnya ibadah di Masjidil Haram maka selesai pula perjalanan umrah 11 hari bersama PT. Yasmira Wisata Utama. In Syaa Allah ibadah umrah kami  mendapat ridha Allah SWT menjadi umrah yang mabrur dan bisa istiqomah. Aamin Yaa Rabbal Aalamin.